Nisfu Sya’ban Bukan Lailatul Qodr
Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin rahimahullah menjelaskan,
Jika anda menggabungkan kedua ayat berikut:
شَهْرُ رَمَضَانَ ٱلَّذِىٓ أُنزِلَ فِيهِ ٱلْقُرْءَانُ
Bulan Ramadhan, bulan yang diturunkan padanya AlQuran (QS. Al-Baqoroh: 185)
dan firman Allah:
إِنَّآ أَنزَلْنَٰهُ فِى لَيْلَةِ ٱلْقَدْرِ
Sesungguhnya kami menurunkannya (AlQuran) pada malam yang penuh kemuliaan (Lailatul Qodr) (QS. Al-Qodr: 1)
Didapatkan penjelasan bahwa Lailatul Qodr terjadi di bulan Ramadhan.
Atas dasar itu, kita menjadi tahu bahwa yang banyak dikenal oleh keumuman orang bahwa Lailatul Qodr adalah malam (nishfu) pertengahan Sya’ban adalah sesuatu yang tidak berdasar dan tidak benar adanya.
Sebab Lailatul Qodr adalah terjadi pada bulan Ramadhan. Sedangkan malam nishfu (pertengahan) Sya’ban layaknya malam-malam pertengahan bulan lain, seperti Rajab, Jumada, Rabi’, Shafar, Muharram serta bulan-bulan lainnya. Tidak ada kekhususan apapun.
Bahkan semua (hadits) yang menyebutkan keutamaan mengerjakan shalat di malam nishfu (pertengahan) Sya’ban adalah lemah dan tidak bisa dijadikan hujjah.
Demikian pula (hadits) yang menyebutkan kekhususan hari pertengahan bulan Sya’ban dengan berpuasa adalah hadits yang lemah dan tidak bisa dijadikan hujjah.
Namun, memang ada sebagian ulama – semoga Allah merahmati mereka – yang bermudah-mudahan membawakan hadits-hadits lemah terkait penyebutan berbagai keutamaan. Seperti keutamaan amalan-amalan tertentu, bulan tertentu, atau sebagian tempat tertentu. Sebenarnya hal tersebut tidak perlu dilakukan. Karena jika anda menyebutkan hadits lemah tentang keutamaan suatu perkara, maka orang yang mendengarkannya akan memahami bahwa itu adalah benar adanya lalu menisbahkannya kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Ini perkara yang besar bahayanya.
Maka penting untuk diketahui, bahwa hari pertengahan bulan Sya’ban dan malam nishfu (pertengahan) Sya’ban tidaklah dikhususkan dengan sesuatu yang berbeda dari bulan lainnya.
Malam nishfu (pertengahan) Sya’ban tidak dikhususkan dengan keutamaan shalat (tertentu). Kemudian malam nishfu Sya’ban juga bukanlah Lailatul Qodr. Dan hari pertengahan bulan Sya’ban tidak ada pengkhususan puasa (tertentu) padanya.
Sumber:
Tafsir Juz Amma Li Al Utsaimin rahimahullah: Tafsir Surah Al Qodr (hal. 269)
Artikel terkait yang semoga bermanfaat
- Tidak Ada Kaitan Antara Keutamaan Nisfu Sya’ban Dengan Ibadah Khusus di Malam Tersebut
- Bimbingan Ulama di Bulan Sya’ban
- Nasihat Syaikh Al Albani rahimahullah Terkait Amalan Tertentu Pada Nisfu Sya’ban
Teks naskah dalam bahasa arab:
قال شيخ محمد بن صالح العثيمين رحمه الله:
ﻓﺈﺫا ﺟﻤﻌﺖ ﻫﺬﻩ اﻵﻳﺔ ﺃﻋﻨﻲ {ﺷﻬﺮ ﺭﻣﻀﺎﻥ اﻟﺬﻱ ﺃﻧﺰﻝ ﻓﻴﻪ اﻟﻘﺮﺁﻥ}
ﺇﻟﻰ ﻫﺬﻩ اﻵﻳﺔ: {ﺇﻧﺎ ﺃﻧﺰﻟﻨﺎﻩ ﻓﻲ ﻟﻴﻠﺔ اﻟﻘﺪﺭ}
ﺗﺒﻴﻦ ﺃﻥ ﻟﻴﻠﺔ اﻟﻘﺪﺭ ﻓﻲ ﺭﻣﻀﺎﻥ، ﻭﺑﻬﺬا ﻧﻌﺮﻑ ﺃﻥ ﻣﺎ اﺷﺘﻬﺮ ﻋﻨﺪ ﺑﻌﺾ اﻟﻌﺎﻣﺔ ﻣﻦ ﺃﻥ ﻟﻴﻠﺔ اﻟﻘﺪﺭ ﻫﻲ ﻟﻴﻠﺔ اﻟﻨﺼﻒ ﻣﻦ ﺷﻬﺮ ﺷﻌﺒﺎﻥ ﻻ ﺃﺻﻞ ﻟﻪ، ﻭﻻ ﺣﻘﻴﻘﺔ ﻟﻪ، ﻓﺈﻥ ﻟﻴﻠﺔ اﻟﻘﺪﺭ ﻓﻲ ﺭﻣﻀﺎﻥ، ﻭﻟﻴﻠﺔ اﻟﻨﺼﻒ ﻣﻦ ﺷﻌﺒﺎﻥ ﻛﻠﻴﻠﺔ اﻟﻨﺼﻒ ﻣﻦ ﺭﺟﺐ، ﻭﺟﻤﺎﺩﻯ، ﻭﺭﺑﻴﻊ، ﻭﺻﻔﺮ، ﻭﻣﺤﺮﻡ ﻭﻏﻴﺮﻫﻦ ﻣﻦ اﻟﺸﻬﻮﺭ ﻻ ﺗﺨﺘﺺ ﺑﺸﻲء، ﺣﺘﻰ ﻣﺎ ﻭﺭﺩ ﻓﻲ ﻓﻀﻞ اﻟﻘﻴﺎﻡ ﻓﻴﻬﺎ ﻓﻬﻮ ﺃﺣﺎﺩﻳﺚ ﺿﻌﻴﻔﺔ ﻻ ﺗﻘﻮﻡ ﺑﻬﺎ ﺣﺠﺔ، ﻭﻛﺬﻟﻚ ﻣﺎ ﻭﺭﺩ ﻣﻦ ﺗﺨﺼﻴﺺ ﻳﻮﻣﻬﺎ ﻭﻫﻮ ﻳﻮﻡ اﻟﻨﺼﻒ ﻣﻦ ﺷﻌﺒﺎﻥ ﺑﺼﻴﺎﻡ ﻓﺈﻧﻬﺎ ﺃﺣﺎﺩﻳﺚ ﺿﻌﻴﻔﺔ ﻻ ﺗﻘﻮﻡ ﺑﻬﺎ ﺣﺠﺔ، ﻟﻜﻦ ﺑﻌﺾ اﻟﻌﻠﻤﺎء ـ ﺭﺣﻤﻬﻢ اﻟﻠﻪ ـ ﻳﺘﺴﺎﻫﻠﻮﻥ ﻓﻲ ﺫﻛﺮ اﻷﺣﺎﺩﻳﺚ اﻟﻀﻌﻴﻔﺔ ﻓﻴﻤﺎ ﻳﺘﻌﻠﻖ ﺑﺎﻟﻔﻀﺎﺋﻞ: ﻓﻀﺎﺋﻞ اﻷﻋﻤﺎﻝ، ﺃﻭ اﻟﺸﻬﻮﺭ، ﺃﻭ اﻷﻣﺎﻛﻦ ﻭﻫﺬا ﺃﻣﺮ ﻻ ﻳﻨﺒﻐﻲ، ﻭﺫﻟﻚ ﻷﻧﻚ ﺇﺫا ﺳﻘﺖ اﻷﺣﺎﺩﻳﺚ اﻟﻀﻌﻴﻔﺔ ﻓﻲ ﻓﻀﻞ ﺷﻲء ﻣﺎ، ﻓﺈﻥ اﻟﺴﺎﻣﻊ ﺳﻮﻑ ﻳﻌﺘﻘﺪ ﺃﻥ ﺫﻟﻚ ﺻﺤﻴﺢ، ﻭﻳﻨﺴﺒﻪ ﺇﻟﻰ اﻟﺮﺳﻮﻝ ﻋﻠﻴﻪ اﻟﺼﻼﺓ ﻭاﻟﺴﻼﻡ ﻭﻫﺬا ﺷﻲء ﻛﺒﻴﺮ، ﻓﺎﻟﻤﻬﻢ ﺃﻥ ﻳﻮﻡ اﻟﻨﺼﻒ ﻣﻦ ﺷﻌﺒﺎﻥ ﻭﻟﻴﻠﺔ اﻟﻨﺼﻒ ﻣﻦ ﺷﻌﺒﺎﻥ ﻻ ﻳﺨﺘﺼﺎﻥ ﺑﺸﻲء ﺩﻭﻥ ﺳﺎﺋﺮ اﻟﺸﻬﻮﺭ، ﻓﻠﻴﻠﺔ اﻟﻨﺼﻒ ﻻ ﺗﺨﺘﺺ ﺑﻔﻀﻞ ﻗﻴﺎﻡ، ﻭﻟﻴﻠﺔ اﻟﻨﺼﻒ ﻟﻴﺴﺖ ﻟﻴﻠﺔ اﻟﻘﺪﺭ، ﻭﻳﻮﻡ اﻟﻨﺼﻒ ﻻ ﻳﺨﺘﺺ ﺑﺼﻴﺎﻡ
ﺗﻔﺴﻴﺮ اﻟﻌﺜﻴﻤﻴﻦ: ﺟﺰء ﻋﻢ-ﺗﻔﺴﻴﺮ ﺳﻮﺭﺓ اﻟﻘﺪﺭ- ﺻﻔﺤﺔ -269
Diterjemahkan oleh:
Abu Dzayyal Muhammad Wafi