Dua Masa Berdiri di Hadapan Allah

Ibnul Qoyyim rahimahullah menyatakan :
Seorang hamba memiliki 2 masa berdiri di hadapan Allah. Masa berdiri di hadapan Allah yang pertama adalah saat shalat. Sedangkan yang kedua adalah berdiri di hadapan Allah saat hari perjumpaan dengan-Nya (hari kiamat).
Barang siapa yang menunaikan hak masa berdiri yang pertama akan diringankan baginya masa berdiri yang kedua. Barang siapa yang meremehkan masa berdiri yang pertama sehingga tidak menunaikan haknya, akan mengalami kesulitan pada masa berdiri yang kedua.
Allah Ta’ala berfirman:
وَمِنَ ٱلَّیۡلِ فَٱسۡجُدۡ لَهُۥ وَسَبِّحۡهُ لَیۡلࣰا طَوِیلًا (26) إِنَّ هَـٰۤؤُلَاۤءِ یُحِبُّونَ ٱلۡعَاجِلَةَ وَیَذَرُونَ وَرَاۤءَهُمۡ یَوۡمࣰا ثَقِیلࣰا (27)
Pada sebagian malam, sujudlah (dalam shalat Maghrib dan Isya) kepada-Nya dan bertasbihlah (dalam shalat sunnah) pada malam yang panjang. Sesungguhnya orang-orang (musyrikin) ini mencintai kehidupan yang segera (di dunia) dan membiarkan di hadapan mereka hari yang berat (dalam kehidupan akhirat) (Q.S al-Insan ayat 26-27)
Sumber: al-Fawaaid karya Ibnul Qoyyim halaman 291
Naskah dalam Bahasa Arab:
قال ابن القيم رحمه الله تعالى
للعبد بين يدي الله موقفان: موقفٌ بين يديه في الصلاة، وموقفٌ بين يديه يوم لقائه. فمن قام بحق الموقف الأول هُوِّن عليه الموقف الآخر، ومن استهان بهذا الموقف ولم يُوفِّه حقَّه شُدِّد عليه ذلك الموقف
قال تعالى: ﴿وَمِنَ اللَّيلِ فَاسْجُدْ لَهُ وَسَبِّحْهُ لَيلًا طَويلًا (٢٦) إِنَّ هَؤُلَاءِ يُحِبُّونَ الْعَاجِلَةَ وَيَذَرُونَ وَرَاءَهُمْ يَوْمًا ثَقِيلًا (٢٧)﴾ [الإنسان: ٢٦ – ٢٧]
الفوائد ص