Jika Engkau Memaafkan, Sesungguhnya Allah Maha Pemaaf Lagi Maha Berkuasa

Allah Ta’ala berfirman:
إِنْ تُبْدُوا خَيْرًا أَوْ تُخْفُوهُ أَوْ تَعْفُوا عَنْ سُوءٍ فَإِنَّ اللَّهَ كَانَ عَفُوًّا قَدِيرًا
Jika kamu menampakkan atau menyembunyikan suatu kebaikan atau memaafkan suatu kesalahan, sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Mahakuasa (Q.S anNisaa’ ayat 149)
Ayat ini menjelaskan bahwasanya apapun amal atau ucapan yang kita nampakkan maupun sembunyikan, Allah Maha Mengetahuinya. Dia pun Maha Mengetahui saat kita bersikap memaafkan. Ingatlah, bahwa Allah bisa memaafkan kalian, padahal Dia Allah Maha Mampu untuk menyiksa kalian. Pemberian maaf yang besar keutamaannya adalah saat sebenarnya orang itu mampu membalasnya, tapi dia memilih untuk memaafkan.
Baik Kau Tampakkan Atau Kau Sembunyikan Perbuatanmu, Allah Maha Mengetahuinya
Ibnu Abi Zamanayn rahimahullah menjelaskan bahwa ayat ke-149 pada surah an-Nisa’ ini semakna dengan ayat yang lain, yaitu:
إِنْ تُخْفُوا مَا فِي صُدُورِكُمْ أَوْ تُبْدُوهُ يَعْلَمْهُ اللَّهُ
…jika kalian menyembunyikan apa yang ada di dalam dada kalian atau kalian menampakkannya, Allah pasti mengetahuinya..(Q.S Ali Imran ayat 29)
Begitu indah ungkapan al-Imam Ibnu Jarir atThobariy rahimahullah ketika menafsirkan ayat ini, beliau menyatakan: “Maka wahai manusia, hendaknya kalian bersikap memaafkan juga terhadap orang yang mendzhalimi kalian. Jangan mengucapkan ucapan yang buruk kepada mereka, meskipun kalian mampu untuk bersikap buruk kepada mereka. Sebagaimana Rabbb kalian memaafkan kalian padahal Dia mampu untuk menyiksa kalian. Sedangkan kalian bermaksiat kepada-Nya dan menyelisihi perintah-Nya” (Jami’ul Bayaan ‘an Ta’wiili Aayil Quran 9/351)
Al-Imam Ibnu Katsir rahimahullah menyatakan: Wahai manusia, jika kalian menampakkan kebaikan atau menyembunyikannya, atau kalian maafkan orang yang berbuat buruk kepada kalian, sesungguhnya hal itu adalah termasuk hal yang mendekatkan diri kalian kepada Allah dan Dia akan melimpahkan balasan kebaikan di sisi-Nya kepada kalian. Karena termasuk bagian dari Sifat-Nya adalah memaafkan para hamba-Nya. Padahal Dia (Allah) Maha Mampu untuk menyiksa mereka. Sehingga Allah menyatakan:
إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَفُوًّا قَدِيرًا
Sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Mampu (membalas/menyiksa)(Q.S anNisaa’ ayat 149)
Abu Utsman Said bin Ismail Begitu Banyak Berucap Permohonan Maaf kepada Allah
Sebagian Ulama terdahulu begitu besar harapannya mendapatkan pemaafan dari Allah. Sering mengungkapkan permohonan maaf kepada Allah dalam banyak tahapan kehidupannya. Ini menunjukkan begitu besarnya makna pemaafan Allah kepada hamba-Nya. Apabila kita ingin mendapat pemaafan dari Allah, berharaplah maaf dari-nya dan mudahkanlah untuk memaafkan hamba Allah yang lain.
Abu Amr bin Abi Ja’far al-Hiyriy rahimahullah menyatakan:
سَمِعْتُ أَبَا عُثْمَانَ سَعِيدَ بْنَ إِسْمَاعِيلَ كَثِيرًا يَقُولُ فِي مَجْلِسِهِ وَفِي غَيْرِ الْمَجْلِسِ: “عَفْوَكَ”، ثُمَّ يَقُولُ: “عَفْوَكَ يَا عَفُوُّ، فِي الْمَحْيَا عَفْوَكَ، وَفِي الْمَمَاتِ عَفْوَكَ، وَفِي الْقُبُورِ عَفْوَكَ، وَعِنْدَ النُّشُورِ عَفْوَكَ، وَعِنْدَ تَطَايُرِ الصُّحُفِ عَفْوَكَ، وَفِي الْقِيَامَةِ عَفْوَكَ، وَفِي مُناقَشَةِ الْحِسَابِ عَفْوَكَ، وَعِنْدَ مَمَرِّ الصِّرَاطِ عَفْوَكَ، وَعِنْدَ الْمِيزَانِ عَفْوَكَ، وَفِي جَمِيعِ الْأَحْوَالِ عَفْوَكَ يَا عَفُوُّ عَفْوَكَ”، قَالَ أَبُو عَمْرٍو: رُئِيَ أَبُو عُثْمَانَ فِي الْمَنَامِ بَعْدَ وَفَاتِهِ بِأَيَّامٍ فَقِيلَ لَهُ: بِمَاذَا انْتَفَعْتَ مِنْ أَعْمَالِكَ فِي الدُّنْيَا؟، فَقَالَ: بِقَوْلِي: عَفْوَكَ عَفْوَكَ
Aku mendengar Abu Utsman Said bin Ismail banyak mengucapkan di majelisnya dan di selain majelis: ”’Afwak (Aku berharap ampunan-Mu, ya Allah). Kemudian ia mengucapkan: Pemaafanmu wahai Yang Maha Memaafkan, dalam hidup aku berharap pemaafan-Mu, saat meninggal aku berharap pemaafan-Mu, di kubur aku berharap pemaafan-Mu, ketika dibangkitkan aku berharap pemaafan-Mu, saat ditebarkan catatan-catatan amal, aku berharap pemaafan-Mu, pada saat berdiri (di hari kiamat) aku berharap pemaafan-Mu, saat ditegakkannya hisab, aku berharap pemaafan-Mu, ketika melewati as-Shirath aku berharap pemaafan-Mu, ketika penimbangan amal aku berharap pemaafan-Mu, dalam seluruh keadaan aku berhara pemaafan-Mu wahai Yang Maha Memaafkan, aku berharap pemaafan-Mu”. Abu Amr berkata: Ditampakkan kepadaku Abu Utsman dalam mimpi setelah wafatnya beberapa hari, ada yang berkata: Apakah amalanmu yang bermanfaat bagimu di dunia?Ia berkata: Karena ucapanku: Afwak, afwak (Pemaafan-Mu yang aku harapkan wahai Tuhanku, pen)(riwayat al-Baihaqiy)
Dikutip dari: Buku “Mengapa Begitu Sulit Memaafkan? Maafkanlah dan Berbahagialah” (Studi terhadap Ayat Quran, Hadits Nabi, dan Penjelasan Ulama tentang Memaafkan), karya Abu Utsman Kharisman