Pembahasan Hadits Mauquf
Matan al-Baiquniyyah
ومَا أَضَفْتَهُ إِلَى الأَصْحَابِ مِنْ … قَوْلٍ وَفِعْلٍ فَهْوَ مَوْقُوفٌ زُكِنْ
Dan (hadits) yang dinisbatkan kepada para Sahabat…berupa ucapan dan perbuatan, itu adalah mauquf yang diketahui
(al-Mandzhumah al-Baiquniyyah)
Penjelasan:
Hadits secara bahasa adalah khabar atau berita. Jika suatu berita itu berupa ucapan atau perbuatan yang dinisbatkan kepada seorang Sahabat Nabi, berita itu disebut hadits mauquf.
Definisi Sahabat Nabi
Siapakah yang dimaksud dengan Sahabat Nabi?
Al-Hafidz Ibnu Hajar al-Asqolaaniy rahimahullah menyatakan:
مَنْ لَقِيَ النَّبيَّ -صَلَّى اللَّهُ تَعَالَى عَلَيْهِ وَعَلَى آَلِهِ وَسَلَّمَ- مُؤْمِنًا بِهِ، وَمَاتَ عَلَى الْإِسْلَامِ ، وَلَوْ تَخَلَّلَتْ رِدَّةٌ فِي الْأَصَحّ
Barangsiapa yang bertemu dengan Nabi shollallahu alaihi wasallam- dalam keadaan beriman, kemudian meninggal di atas Islam. Meskipun sebelumnya sempat murtad (namun kembali Islam) menurut pendapat yang lebih benar (Nukhbatul Fikar fii Mustholahi Ahlil Atsaar (1/230))
Berapakah Jumlah Sahabat Nabi?
Syaikh Muhammad bin Sholih al-Utsaimin rahimahullah menyatakan:
وَالصَّحَابَةُ عَدَدٌ كَثِيْرٌ، وَلَا يُمْكِنُ الْجَزْمُ بِحَصْرِهِمْ عَلَى وَجْهِ التَّحْدِيْدِ، لَكِنْ قِيْلَ عَلَى وَجْهِ التَّقْرِيْبِ: أَنَّهُمْ يَبْلُغُوْنَ مِئَةً وَأَرْبَعَةَ عَشَرَ ألفاً
Sahabat jumlahnya sangat banyak. Tidak mungkin bisa dipastikan jumlahnya secara pasti. Namun bisa dikatakan sebagai bentuk pendekatan: mereka mencapai (tidak kurang dari) 114 ribu orang (Mustholah Hadits libni Utsaimin (1/33)).
Apakah Ucapan Seorang Sahabat Nabi adalah Hujjah?
Syaikh Muhammad bin Sholih al-Utsaimin rahimahullah menyatakan:
ذَهَبَ اْلِإمَامُ أَحْمَدُ رَحِمَهُ اللهُ إِلَى أَنَّ قَوْلَ الصَّحَابِي حُجَّةٌ مَا لَمْ يُخَالِفِ النَّصَّ؛ فَإِنْ خَالَفَ نَصّاً فَلَيْسَ بِحُجَّةٍ؛ أَوْ يُخَالِفُهُ صَحَابِيٌّ آخَرُ؛ فَإِنْ خَالَفَهُ صَحَابِيٌّ آخَرُ نُظِرَ فِي التَّرْجِيْحِ أَيُّهُمَا أَقْرَبُ إِلَى الصَّوَابِ
al-Imam Ahmad –semoga Allah merahmatinya- berpendapat bahwasanya ucapan seorang Sahabat Nabi adalah hujjah selama tidak menyelisihi nash. Jika menyelisihi nash (alQuran dan hadits), bukanlah hujjah. Atau, (tidak) menyelisihi (ucapan) Sahabat yang lain. Jika menyelisihi ucapan Sahabat lain, dilihat manakah yang rajih, yang lebih dekat pada kebenaran (Tafsir al-Quran libni Utsaimin – surah alBaqoroh (5/28))
Jangan Mengikuti Pendapat Sahabat Jika Menyelisihi Nash (alQuran dan Hadits)
Sahabat Nabi Ibnu Abbas radhiyallahu anhu berkata:
أُرَاهُمْ سَيَهْلِكُونَ أَقُولُ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَيَقُولُ نَهَى أَبُو بَكْرٍ وَعُمَرُ
Aku melihat mereka akan binasa. Aku ucapkan sabda Nabi shollallahu alaihi wasallam, tapi ia berkata: Abu Bakr dan Umar melarangnya (H.R Ahmad)
Sahabat Nabi Ibnu Umar radhiyallahu anhu berkata:
أَكِتَابُ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ أَحَقُّ أَنْ تَتَّبِعُوْا أَمْ عُمَرُ؟
Apakah Kitab Allah Azza Wa Jalla yang lebih layak kalian ikuti, ataukah Umar? (riwayat Ibnu Hazm dalam Hajjatul Wada’)
Ucapan atau Perbuatan Sahabat Nabi yang Hukumnya Marfu’
- Ucapan Sahabat dalam hal yang bukan wilayah ra’yu (akal pikiran) di dalamnya (seperti khabar ttg hari kiamat, atau balasan untuk amalan tertentu), bukan penafsiran thd alQuran, dan Sahabat itu tidak dikenal suka mengambil kisah-kisah Israiliyyat (sebagian Ulama menyebut: Abdullah bin Abbas, Abdullah bin az-Zubair, Abdullah bin Umar, Abdullah bin ‘Amr bin al-Ash).
- Perbuatan (atau ucapan) Sahabat tentang sesuatu yang bukan wilayah ra’yu (logika) di dalamnya, seperti sholat Kusuf yang dilakukan Ali pada tiap rokaat lebih dari 2 ruku’.
- Sahabat menisbatkan suatu perbuatan yang dilakukan di masa Nabi. Seperti ucapan Asma’ binti Abi Bakr: Kami di masa Nabi pernah menyembelih kuda di Madinah dan memakannya.
- Sahabat tersebut menyatakan bahwa itu termasuk Sunnah (minas Sunnah). Seperti ucapan Ibnu Mas’ud: Termasuk Sunnah adalah melirihkan (tidak mengeraskan) ucapan tasyahhud.
- Ucapan Sahabat: Kami diperintah, atau kami dilarang, atau manusia diperintah.
- Penetapan hukum dari seorang Sahabat bahwa sesuatu itu maksiat. Contoh: Ucapan Abu Hurairah terhadap orang yang keluar dari masjid setelah adzan: Orang itu telah bermaksiat kepada Abul Qosim (Muhammad shollallahu alaihi wasallam)
- Ucapan Sahabat atau perawi di bawahnya yang memarfu’kan (rofa’ahu) kepada Nabi.
(Mustholah Hadits karya Syaikh Ibn Utsaimin)
Contoh Hadits Mauquf
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ مَنْ سَرَّهُ أَنْ يَلْقَى اللَّهَ غَدًا مُسْلِمًا فَلْيُحَافِظْ عَلَى هَؤُلاَءِ الصَّلَوَاتِ حَيْثُ يُنَادَى بِهِنَّ فَإِنَّ اللَّهَ شَرَعَ لِنَبِيِّكُمْ صلى الله عليه وسلم سُنَنَ الْهُدَى وَإِنَّهُنَّ مِنْ سُنَنِ الْهُدَى وَلَوْ أَنَّكُمْ صَلَّيْتُمْ فِى بُيُوتِكُمْ كَمَا يُصَلِّى هَذَا الْمُتَخَلِّفُ فِى بَيْتِهِ لَتَرَكْتُمْ سُنَّةَ نَبِيِّكُمْ وَلَوْ تَرَكْتُمْ سُنَّةَ نَبِيِّكُمْ لَضَلَلْتُمْ وَمَا مِنْ رَجُلٍ يَتَطَهَّرُ فَيُحْسِنُ الطُّهُورَ ثُمَّ يَعْمِدُ إِلَى مَسْجِدٍ مِنْ هَذِهِ الْمَسَاجِدِ إِلاَّ كَتَبَ اللَّهُ لَهُ بِكُلِّ خَطْوَةٍ يَخْطُوهَا حَسَنَةً وَيَرْفَعُهُ بِهَا دَرَجَةً وَيَحُطُّ عَنْهُ بِهَا سَيِّئَةً وَلَقَدْ رَأَيْتُنَا وَمَا يَتَخَلَّفُ عَنْهَا إِلاَّ مُنَافِقٌ مَعْلُومُ النِّفَاقِ وَلَقَدْ كَانَ الرَّجُلُ يُؤْتَى بِهِ يُهَادَى بَيْنَ الرَّجُلَيْنِ حَتَّى يُقَامَ فِى الصَّفِّ.
Dari Abdullah (bin Mas’ud) –semoga Allah meridhainya- ia berkata: Barangsiapa yang ingin bertemu dengan Allah besok sebagai seorang muslim, hendaknya ia menjaga sholat-sholat ini yang dikumandangkan adzan padanya. Sesungguhnya Allah mensyariatkan kepada Nabi kalian shollallahu alaihi wasallam Sunnah-sunnah petunjuk. Dan sesungguhnya itu termasuk sunnah-sunnah petunjuk. Kalau kalian sholat di rumah-rumah kalian sebagaimana orang yang tertinggal ini sholat di rumahnya, niscaya kalian akan meninggalkan sunnah Nabi kalian. Jika kalian meninggalkan sunnah Nabi kalian, niscaya kalian sesat. Tidaklah seseorang laki-laki bersuci dan menyempurnakan bersucinya (wudhu) kemudian meniatkan pergi ke masjid kecuali Allah akan tulis baginya setiap satu langkah yang dilakukannya adalah satu kebaikan dan menaikkan satu derajat dan menghapus satu keburukan. Dan sungguh aku melihat kami tidaklah yang tertinggal darinya (sholat berjamaah) kecuali munafiq yang telah diketahui kemunafikannya. Ada seseorang yang dipapah dua orang untuk ditegakkan di shaf
(H.R Muslim)
Hadits tersebut adalah hadits mauquf sebagai ucapan Sahabat Nabi Ibnu Mas’ud radhiyallahu anhu. Namun hukumnya adalah marfu’.
Penulis:
Abu Utsman Kharisman