Kam 26 Jumadil awal 1446AH 28-11-2024AD

Fatwa Syaikh Bin Baz tentang Daging Impor Dari Negara Kafir

Syaikh Abdul Aziz bin Abdillah bin Baz rahimahullah menyatakan:

كُلُّ مَا يَرِدُ مِنْ بِلَادِ أَهْلِ الْكِتَابِ فَلَا بَأْسَ بِبَيْعِهِ وَشِرَائِهِ وَأَكْلِهِ؛ لِأَنَّ اللهَ سُبْحَانَهُ أَبَاحَ لَنَا طَعَامَهُمْ بِنَصِّ الْقُرْآنِ، فَمَا جَاءَنَا مِنْ بِلَادِهِمْ مِنْ إِنْجَلْتَرَّا أَوْ فَرَنْسَا أَوْ أَمْرِيْكَا أَوْ أَشْبَاهِهَا فَهُوَ حِلٌّ لَنَا وَلَنَا بَيْعُهُ وَالتَّصَرُّفُ فِيْهِ؛ لِأَنَّ الْأَصْلَ إِبَاحَةُ طَعَامِهِمْ إِلَّا مَا عَلِمْنَا أَنَّهُ مِنْ شَرِكَةٍ تُذْبَحُ عَلَى غَيْرِ الشَّرْعِ، فَإِذَا عَلِمْنَا ذَلِكَ فَلَا، إِذَا عَلِمْتَ أَنَّ هَذِهِ اللُّحُوْمَ جَاءَتْ مِنْ شَرِكَةٍ مَعْلُوْمَةٍ لَا تَقْطَعُ الرَّأْسَ أَوْ تَخْنَقُ الدَّابَّةَ خَنَقاً أَوْ مَا أَشْبَهَ ذَلِكَ فَهَذَا لَا يَحِلُّ لِلْمُسْلِمِ، مِثْلُ ذَبِيْحَةِ الْمُسْلِمِ الْمَخْنُوْقَة، اْلمسْلِمُ لَوْ خَنَقَهَا أَوْ مَاتَتْ بِطَرِيْقٍ آَخَر كَالْمُتَرِّدَيَةِ وَالنَّطِيْحَةِ حَرُمَتْ وَلَوْ أَنَّهُ مُسْلِمٌ، فَالْيَهُوْدِي وَالنَّصْرَانِي مِنْ بَابِ أَوْلَى، أَمَّا إِذَا لَمْ تَعْلَمْ أَنَّهَا ذُبِحَتْ عَلَى غَيْرِ الشَّرْعِ بَلْ جَاءَتْ مَقْطُوْعَةَ الرَّأْسِ وَلَا تَعْلَمُ كَيْفَ ذَبَحُوْهَا فَالْأَصْلُ حِلُّهَا وَلَا حَرَجَ فِي أَكْلِهَا وَبَيْعِهَا، أَمَّا مَا يَرِدُ مِنَ الْبُلْدَانِ اْلأُخْرَى مِثْلُ الْبُلْدَانِ الشُّيُوْعِيَّةِ كَالصِّيْنِ الشَّعْبِيَّةِ وَبُلْغَارِيَا.. رُوْمَانِيَا فَهَذِهِ ذَبِيْحَتُهُمْ لَا تَحِلُّ، هَؤُلَاءِ ذَبِيْحَتُهُمْ لَا تَحِلُّ، وَهَكَذَا الْبِلَادُ الْوَثَنِيَّةِ كَالْهِنْدِ وَأَشْبَاهِ ذَلِكَ مِنَ الْبِلَادِ الْوَثَنِيَّةِ كُوْرِيَا.. الْيَابَانِ فَهَذِهِ بِلَادُ وَثَنِيَّة ذَبَائِحُهُمْ لَا تَحِلُّ إِلَّا إِذَا تَوَلَّاهَا مُسْلِمٌ أَوْ كِتَابِي.

Semua (daging binatang halal, pent) yang datang dari negeri Ahlul Kitab tidak mengapa diperjual belikan dan dimakan. Karena Allah Yang Maha Suci memperbolehkan untuk kita makanan mereka berdasarkan nash al-Quran. Yang datang dari negeri mereka seperti Inggris, Perancis, Amerika, dan semisalnya, halal bagi kita. Boleh kita jual dan transaksikan. Karena secara asal adalah bolehnya makanan mereka, kecuali jika kita mengetahui bahwa itu berasal dari suatu perusahaan yang penyembelihannya tidak syar’i. Jika kita mengetahui hal itu, jangan. Jika anda mengetahui bahwasanya daging-daging ini datang dari perusahaan yang telah diketahui bahwasanya kepala (binatang itu) tidak dipotong atau justru dicekik dan semisalnya, maka ini tidak halal bagi muslim.


Baca Juga: Fatwa al-Lajnah ad-Daimah tentang Memakan Daging Sembelihan yang Lupa Dibacakan Bismillah saat Menyembelih


Demikian juga sembelihan seorang muslim yang caranya dengan mencekik (terlebih dahulu). Jika seorang muslim memperlakukan binatang itu dengan mencekiknya atau dengan cara lain seperti dijatuhkan, ditanduk, (dan semisalnya) haram dimakan, meski berasal dari muslim. Maka terlebih lagi untuk daging dari orang Yahudi dan Nashrani. Adapun jika tidak diketahui bahwasanya binatang itu disembelih tidak dengan syar’i, datang dalam keadaan kepala terpotong namun tidak diketahui bagaimana cara menyembelihnya, hukum asalnya adalah halal. Tidak mengapa memakan dan menjualnya.


Baca Juga: Hukum Hubungan Perniagaan dengan Orang Kafir


Sedangkan yang datang dari negara lain seperti negara komunis Republik Rakyat Cina, Bulgaria…Rumania, maka sembelihan mereka ini tidak halal. Sembelihan mereka tidak halal. Demikian juga negara penyembah berhala seperti Hindu dan semisalnya, seperti Korea, Jepang. Ini adalah negeri-negeri penyembah berhala, tidak halal dagingnya, kecuali yang menangani (menyembelihnya) adalah seorang muslim atau Ahlul Kitab.

 

Sumber:
https://binbaz.org.sa/fatwas/13647/ حكم-اكل-اللحوم-المستوردة-والاتجار-فيها

Penerjemah:
Abu Utsman Kharisman

Tinggalkan Balasan