Kisah Syaikh Abdul Qodir Al-Jailany Rahimahullah Menghadapi Setan
Syaikh Sholih bin Fauzan bin Abdillah al-Fauzan hafidhahullah membawakan sebuah kisah:
Diriwayatkan sebuah kisah tentang Syaikh Abdul Qodir al-Jailaniy rahimahullah. Seorang imam yang mulia. Seorang imam yang kelompok al-Qodiriyyah menisbahkan diri kepada beliau secara dzalim dan penuh permusuhan. Padahal beliau tak lain adalah seorang imam yang mulia, pakar ilmu, lagi faqih.
Diriwayatkan, suatu ketika saat beliau sedang berjalan, di atas beliau terdapat gumpalan awan. Saat beliau melihat ke atas, terdapat suatu singgasana, yang di atasnya terdapat setan.
Setan berkata kepada beliau: Wahai Abdul Qodir! Aku adalah Rabbmu, dan sungguh aku telah menghalalkan hal-hal yang telah aku haramkan atasmu.
Lantas beliau menimpali: Engkau dusta. Engkau adalah setan. Karena sesungguhnya setelah wafatnya Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam tidak akan turun sebuah penghalalan ataupun pengharaman.
Lihatlah, beliau sama sekali tidak tertipu dengan si buruk itu! Bahkan dengan kedalaman pemahaman dan pengetahuannya, beliau langsung membantahnya.
Artikel lain yang semoga bermanfaat:
- La Ilaaha Illallah adalah Dzikir yang Paling Utama
- Malaikat Makhluk yang Agung Takut dan Tunduk Kepada Allah (Bagian Kedua)
- Penjelasan Tentang Syafaat, Syarat-Syarat, Siapa yang Akan Mendapatkannya (Bagian Pertama)
Beliau dengan tegas mengatakan, sesungguhnya setelah wafatnya Rasulullah shallallahu alaihi wasallam segala bentuk pensyariatan telah berakhir. Tidak mungkin turun suatu hukum untuk menghalalkan sesuatu atau mengharamkan. Inilah bentuk dalamnya pemahaman beliau.
Beliau juga sama sekali tidak tertipu dengan kedudukan dan ibadah yang beliau miliki.
Beliau pun tidak bisa ditipu oleh setan tersebut hingga menyangka dia adalah Allah, Rabbnya. Ini juga menunjukkan kekuatan iman dan kedalaman pemahaman. Demikianlah…
Sumber audio:
Catatan:
Disebutkan pula kisah serupa dengan redaksi berbeda oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah dalam Majmu’ al-Fatawa (1/171-172).
Penerjemah:
Abu Dzayyal Muhammad Wafi