Kam 26 Jumadil awal 1446AH 28-11-2024AD

Apa yang Dimaksud dengan Lailatul Qodr?

Secara bahasa, Lailatul Qodr terdiri dari 2 kata: lail yang berarti malam, dan qodr yang berarti takdir. Pada Lailatul Qodr ditulis takdir seluruh makhluk hingga setahun ke depan. Namun, tulisan takdir itu tidaklah berbeda sedikitpun dengan tulisan di Lauhul Mahfudz yang telah tertulis 50 ribu tahun sebelum diciptakannya langit dan bumi. Sebagian Ulama’ mengartikan qodr dengan kemuliaan.

Apa Saja Keutamaan Lailatul Qodr?

1. Al-Quran diturunkan (awal kali) di Lailatul Qodr

إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ

Sesungguhnya Kami menurunkannya (al-Quran) pada Lailatul Qodr. (Q.S al-Qodr:1)

2. Beribadah pada malam itu lebih baik dibandingkan beribadah di 1000 bulan lain yang tidak ada Lailatul Qodr-nya

لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ

Lailatul Qodr lebih baik dibandingkan 1000 bulan. (Q.S al-Qodr:3)

3. Pada malam itu para Malaikat turun ke bumi

Para Malaikat yang merupakan penduduk langit turun ke bumi sehingga menimbulkan banyak kebaikan.

تَنَزَّلُ الْمَلائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ

Para Malaikat dan Jibril turun padanya dengan idzin dari Tuhan mereka dengan membawa segala perkara (kebaikan dan keberkahan). (Q.S al-Qodr:4, tafsir al-Baghowy)

Sangat banyak jumlah Malaikat yang turun ke bumi hingga lebih banyak dari jumlah kerikil di bumi.

وَإِنَّ الْمَلاَئِكَةَ تِلْكَ اللَّيْلَةَ فِي الأَرْضِ أَكْثَرُ مِنْ عَدَدِ الْحَصَى

Sesungguhnya Malaikat pada malam tersebut di bumi lebih banyak dibandingkan jumlah kerikil. (H.R Ahmad, atThoyalisiy, dishahihkan Ibnu Khuzaimah, dinyatakan sanadnya hasan oleh al-Bushiry dan al-Albany)

4. Keselamatan meliputi malam itu hingga terbit fajar

سَلَامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ

Keselamatan pada malam itu hingga terbit fajar. (Q.S al-Qodr: 5)

Mujahid –seorang murid Ibnu Abbas- menjelaskan bahwa pada malam itu tidak ada penyakit dan syaithan sama sekali. Sedangkan Qotadah menjelaskan bahwa maksud keselamatan pada malam itu adalah kebaikan dan keberkahan (Zaadul Masiir karya Ibnul Jauzi (6/179-180)).

5. Pada malam itu ditulis takdir tahunan setiap makhluk. Ditulis takdir seluruh makhluk sejak malam itu hingga tahun berikutnya

فِيهَا يُفْرَقُ كُلُّ أَمْرٍ حَكِيمٍ

Di dalamnya ditetapkan setiap (takdir) perkara dengan penuh hikmah (bijaksana). (ad-Dukhan:4)

Pada Lailatul Qodr ditulis takdir seluruh makhluk hingga Lailatul Qodr tahun depan (sebagaimana dijelaskan al-Hafidz Ibnu Hajar al-Asqolaany dalam Fathul Baari).


Baca juga:

Keutamaan Bulan Ramadhan

Penyebab Futur (Melemahnya Semangat) Dalam Menuntut Ilmu


Benarkah Anggapan Bahwa Lailatul Qodr Hanya Terjadi di Masa Rasulullah Sedangkan Sekarang Tidak Ada Lagi?

Anggapan itu tidak benar. Diriwayatkan bahwa Abu Hurairah radhiyallahu anhu pernah membantah anggapan semacam itu.

عَنْ صَالِحٍ مَوْلَى مُعَاوِيَةَ قَالَ قُلْتُ لِأَبِي هُرَيْرَةَ زَعَمُوْا أَنَّ لَيْلَةَ الْقَدْرِ قَدْ رُفِعَتْ قَالَ كَذَبَ مَنْ قَالَ كَذَلِكَ قُلْتُ فَهِيَ فِيْ كُلِّ شَهْرِ رَمَضَانَ أَسْتَقْبِلُهُ قَالَ نَعَمْ

Dari Sholih maula Muawiyah beliau berkata: Aku berkata kepada Abu Hurairah: Mereka menganggap bahwa Lailatul Qodr sudah diangkat. Abu Hurairah menyatakan: Telah berdusta orang yang mengatakan demikian. Aku (Sholih) berkata: Apakah itu ada bisa kutemui pada tiap Ramadhan? Abu Hurairah menjawab: Ya. (H.R Abdurrozzaq no 5586)

Kapan Terjadinya Lailatul Qodr?

Nabi shollallahu alaihi wasallam menyuruh kita untuk mencari Lailatul Qodr pada sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan. Terlebih pada malam ganjil. Ditekankan lagi pada malam ke-27 dan 29.

Pada tiap tahun Lailatul Qodr berpindah dalam kisaran 10 hari terakhir Ramadhan itu (Fatwa Syaikh Bin Baz). Kadangkala pada 21, kadang 23, dan seterusnya. Bisa juga pada malam genap. Hal terbaik yang bisa dilakukan adalah tidak melewatkan sholat Maghrib, Isya’ dan Subuh berjamaah, melakukan sholat malam (tarawih dan witir) berjamaah, memperbanyak ibadah: baca Qur’an, doa, dzikir di 10 malam terakhir di bulan Ramadhan, sebagaimana yang dilakukan Nabi.

تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِي الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ

Carilah Lailatul Qodr pada 10 malam terakhir di bulan Ramadhan. (H.R alBukhari no 1880 dan Muslim no 1998)

فَالْتَمِسُوهَا فِي الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ فِي كُلِّ وِتْرٍ

Maka carilah ia (lailatul Qodr) di 10 malam terakhir pada setiap (malam) ganjil. (H.R al-Bukhari dan Muslim)

Said bin al-Musayyid –seorang tabi’i- menyatakan:

مَنْ صَلَّى الْمَغْرِبَ وَالْعِشَاءَ فِي جَمَاعَةٍ، لَمْ يَفُتْهُ خَيْرُ لَيْلَةِ الْقَدْرِ

Barangsiapa yang sholat Maghrib dan Isya berjamaah, tidak akan terlewatkan dari kebaikan Lailatul Qodr. (riwayat Abdurrozzaq dan Ibnu Abi Syaibah, sanadnya shahih.

Pendapat Said bin al-Musayyib tersebut juga disetujui oleh al-Imam asy-Syafii (atTaysiir bi syarhil Jaami’is Shoghir karya al-Munawi (2/826)).

مَنْ صَلَّى الْعِشَاءَ فِي جَمَاعَةٍ فَكَأَنَّمَا قَامَ نِصْفَ اللَّيْلِ وَمَنْ صَلَّى الصُّبْحَ فِي جَمَاعَةٍ فَكَأَنَّمَا صَلَّى اللَّيْلَ كُلَّهُ

Barangsiapa yang sholat Isya’ berjamaah, seakan-akan ia qiyaamul lail sepanjang separuh malam. Barangsiapa (diikuti dengan) sholat Subuh berjamaah, seakan-akan ia sholat malam pada seluruh bagian malam. (H.R Muslim no 1049 dari Utsman bin Affan)

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ إِنَّهَا لَيْلَةُ سَابِعَةٍ أَوْ تَاسِعَةٍ وَعِشْرِينَ

Dari Abu Hurairah –radhiyallaahu anhu- bahwa Rasulullah shollallahu alaihi wasallam bersabda tentang Lailatul Qodr: sesungguhnya malam itu adalah malam ke-7 atau ke-9 pada (tanggal) dua puluh (Ramadhan). (H.R Ahmad, atThoyalisiy, dihasankan sanadnya oleh al-Bushiry).

Bacaan Apa yang Hendaknya Banyak Dibaca pada Saat Kita Menyangka Malam Itu adalah lailatul Qodr?

Jika kita menduga kuat bahwa malam itu adalah Lailatul Qodr hendaknya kita banyak membaca:

اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي

Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf, yang menyukai pemberian maaf, maka maafkanlah aku. (H.R atTirmidzi, anNasaai, Ibnu Majah, Ahmad, dari Aisyah, dishahihkan al-Hakim dan al-Albany )

Adakah Tanda-tanda Khusus Terjadinya Lailatul Qodr

Disebutkan dalam sebagian hadits tanda-tanda secara fisik tentang Lailatul Qodr, di antaranya:

إِنَّ أَمَارَةَ لَيْلَةِ الْقَدْرِ أَنَّهَا صَافِيَةٌ بَلْجَةٌ كَأَنَّ فِيهَا قَمَرًا سَاطِعًا سَاكِنَةٌ سَاجِيَةٌ لَا بَرْدَ فِيهَا وَلَا حَرَّ وَلَا يَحِلُّ لِكَوْكَبٍ أَنْ يُرْمَى بِهِ فِيهَا حَتَّى تُصْبِحَ وَإِنَّ أَمَارَتَهَا أَنَّ الشَّمْسَ صَبِيحَتَهَا تَخْرُجُ مُسْتَوِيَةً لَيْسَ لَهَا شُعَاعٌ مِثْلَ الْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ وَلَا يَحِلُّ لِلشَّيْطَانِ أَنْ يَخْرُجَ مَعَهَا يَوْمَئِذٍ

Sesungguhnya tanda Lailatul Qodr adalah malam itu jernih terang seakan-akan bulan bersinar tenang lembut, tidak dingin dan tidak panas. Tidak ada bintang yang dilempar (kepada syaithan) pada malam itu hingga pagi. Tanda (di pagi hari) matahari keluar tidak ada sinar yang tersebar bagaikan bulan purnama. Tidak boleh syaithan keluar bersamanya pada saat itu. (H.R Ahmad dari Ubadah bin as-Shomit, dinyatakan oleh al-Haytsami bahwa perawi-perawinya terpercaya)


Dikutip dari buku “Ramadhan Bertabur Berkah”, Abu Utsman Kharisman

Tinggalkan Balasan