Muslim Sejati Bukanlah Teroris
Tudingan teroris sering diarahkan kepada kaum muslimin. Padahal ajaran Islam yang murni dan benar sangat melarang pemahaman terorisme. Aksi teror tidaklah dibenarkan dan sangat dihindari dalam Islam. Aksi teror bisa dilakukan siapa saja sebagai oknum pemeluk agama apapun.
Seorang muslim yang benar-benar mengamalkan ajaran agamanya, tidak akan menjadi teroris. Justru ia akan menjadi penebar kasih sayang, ketentraman, dan kedamaian bagi sekitarnya.
Sesungguhnya aksi-aksi terorisme tersebut benar-benar bertentangan dengan ajaran Islam. Bahkan memberikan image yang buruk terhadap keindahan Islam. Tidak sedikit yang menjadi korban dalam aksi-aksi tersebut adalah aparat keamanan yang muslim, yang sangat mulia kehormatan dan darahnya.
Janganlah seseorang membunuh jiwa yang terlindungi dalam syariat Islam. Jiwa yang terlindungi bisa berupa seorang muslim, atau orang kafir yang terjaga darahnya karena ia tidak memusuhi Islam, seperti kafir Dzimmi atau Muahad.
Sungguh besar dosanya orang yang membunuh seorang muslim dengan sengaja.
وَمَنْ يَقْتُلْ مُؤْمِنًا مُتَعَمِّدًا فَجَزَاؤُهُ جَهَنَّمُ خَالِدًا فِيهَا وَغَضِبَ اللَّهُ عَلَيْهِ وَلَعَنَهُ وَأَعَدَّ لَهُ عَذَابًا عَظِيمًا
Dan barangsiapa yang membunuh seorang beriman secara sengaja, maka balasannya adalah Jahannam, ia kekal di dalamnya dan Allah murka kepadanya, dan Allah melaknatnya, serta menyediakan untuknya adzab yang pedih (Q.S anNisaa’ ayat 93)
Kemuliaan (darah) seorang muslim lebih besar di sisi Allah dibandingkan kemuliaan Ka’bah. Sahabat Nabi Ibnu Umar radhiyallahu anhu pernah memandang ke arah Ka’bah dan berkata:
مَا أَعْظَمَكِ وَأَعْظَمَ حُرْمَتَكِ وَالْمُؤْمِنُ أَعْظَمُ حُرْمَةً عِنْدَ اللَّهِ مِنْكِ
Sungguh demikian agungnya dirimu, dan demikian agungnya kemuliaanmu. Namun seorang beriman lebih besar kemuliaannya di sisi Allah dibandingkan dirimu (riwayat atTirmidzi dan dinyatakan hasan shahih oleh Syaikh al-Albaniy)
Dalam hadits yang lain, Rasulullah shollallaahu alaihi wasallam bersabda:
لَزَوَالُ الدُّنْيَا أَهْوَنُ عَلَى اللَّهِ مِنْ قَتْلِ رَجُلٍ مُسْلِمٍ
Sungguh lenyapnya dunia masih lebih ringan di sisi Allah dibandingkan terbunuhnya satu orang muslim (H.R atTirmidzi, anNasaai, Ibnu Majah, dishahihkan Syaikh al-Albaniy)
Pembunuhan terhadap seorang kafir yang terjaga darahnya, bisa menyebabkan seseorang tidak mencium aroma wangi Surga:
مَنْ قَتَلَ مُعَاهَدًا لَمْ يَرِحْ رَائِحَةَ الْجَنَّةِ وَإِنَّ رِيحَهَا تُوجَدُ مِنْ مَسِيرَةِ أَرْبَعِينَ عَامًا
Barang siapa yang membunuh kafir Mua’ahad, tidak akan mencium aroma Surga. Padahal sesungguhnya aroma Surga akan tercium dari jarak 40 tahun (H.R al-Bukhari dari Abdullah bin ‘Amr)
Dikutip dari buku: “Islam Rahmatan Lil ‘Alamin (Menebarkan Kasih Sayang dalam Bimbingan al-Quran dan Sunnah)”, Abu Utsman Kharisman