Keyakinan Bid’ah Jahmiyyah Lebih Buruk Dibandingkan Yahudi dan Nashara Dalam Menolak Ketinggian Allah di Atas Arsy

وَقَالَ سَعِيدُ بْنُ عَامِرٍ: الْجَهْمِيَّةُ أَشَرُّ قَوْلًا مِنَ الْيَهُودِ وَالنَّصَارَى، قَدِ اجْتَمَعَتِ الْيَهُودُ وَالنَّصَارَى، وَأَهْلُ الْأَدْيَانِ أَنَّ اللَّهَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى عَلَى الْعَرْشِ، وَقَالُوا هُمْ: لَيْسَ عَلَى الْعَرْشِ شَيْءٌ (خلق أفعال العباد للبخاري)
Said bin ‘Aamir berkata: Jahmiyyah lebih buruk ucapannya dibandingkan Yahudi dan Nashara. Telah sepakat Yahudi, Nashara, dan penganut agama (termasuk Islam, pen) bahwasanya Allah Tabaroka wa Ta’ala berada di atas ‘Arsy. Sedangkan mereka (kaum Jahmiyyah) berkata: Di atas Arsy tidak ada suatu apapun (Kholqu Af’alil Ibaad karya al-Bukhari 1/30)
Siapakah Sa’id bin ‘Aamir yang dinukil ucapannya oleh al-Imam al-Bukhari tersebut? Beliau adalah guru dari al-Imam Ahmad, Yahya bin Main, Ishaq bin Rahawaih, dan Ali bin al-Madiniy. Beliau wafat tahun 208 Hijriyah. Guru-guru al-Imam al-Bukhari adalah murid dari Sa’id bin ‘Aamir ini.
Ucapan Sa’id bin ‘Aamir rahimahullah itu memberikan beberapa pelajaran berharga kepada kita, di antaranya:
Pertama: Kebid’ahan yang sampai pada taraf kekafiran lebih berbahaya dibandingkan kekafiran yang asli. Sebagaimana Jahmiyyah, suatu kebid’ahan yang sampai pada taraf kekafiran lebih berbahaya dibandingkan Yahudi dan Nashara. Orang-orang munafik di masa Nabi yang menampakkan keislaman, namun menyembunyikan kekafiran, lebih berbahaya dari orang kafir asli. Karena mereka menipu kaum beriman, menyusup ke dalamnya, dan membuat kaum muslimin lebih sulit menghindar dari makar mereka. Oleh sebab itu, orang-orang munafik nanti kedudukannya akan berada di tingkatan neraka yang paling bawah.
إِنَّ الْمُنَافِقِينَ فِي الدَّرْكِ الأَسْفَلِ مِنَ النَّارِ
Sesungguhnya orang-orang munafik berada di tingkatan terbawah dari neraka (Q.S anNisaa’ ayat 145)
Kedua: Keyakinan yang benar yang diajarkan oleh para Nabi yang diutus Allah sejak dahulu adalah keyakinan bahwa Allah berada di atas ‘Arsy di atas langit sesuai dengan kemuliaan-Nya.
Di dalam alQuran, kitab suci kaum beriman, disebutkan tidak kurang dari 7 tempat yang menjelaskan bahwa Allah berada di atas ‘Arsy. Sebagaimana Firaun menolak dakwah Nabi Musa yang mengajarkan keyakinan bahwa Allah berada di atas langit. Maka Firaun dengan sombongnya mengejek Nabi Musa dengan menyuruh Haman untuk membangun bangunan yang tinggi agar bisa melihat Tuhan Nabi Musa itu.
فَأَوْقِدْ لِي يَا هَامَانُ عَلَى الطِّينِ فَاجْعَلْ لِي صَرْحًا لَعَلِّي أَطَّلِعُ إِلَى إِلَهِ مُوسَى وَإِنِّي لَأَظُنُّهُ مِنَ الْكَاذِبِينَ
…Maka bakarlah hai Haman untukku tanah liat kemudian buatkanlah untukku bangunan yang tinggi supaya aku dapat naik melihat Tuhan Musa, dan sesungguhnya aku benar-benar yakin bahwa dia termasuk orang-orang pendusta (Q.S al-Qoshosh:38).
وَقَالَ فِرْعَوْنُ يَا هَامَانُ ابْنِ لِي صَرْحًا لَعَلِّي أَبْلُغُ الْأَسْبَابَ (36) أَسْبَابَ السَّمَاوَاتِ فَأَطَّلِعَ إِلَى إِلَهِ مُوسَى وَإِنِّي لَأَظُنُّهُ كَاذِبًا
Dan berkatalah Fir’aun: “Hai Haman, buatkanlah bagiku sebuah bangunan yang tinggi supaya aku sampai ke pintu-pintu, (yaitu) pintu-pintu langit, supaya aku dapat melihat Tuhan Musa dan sesungguhnya aku memandangnya seorang pendusta… (Q.S Ghafir/ al-Mu’min: 36-37)
Abul Hasan al-Asy’ariy rahimahullah (wafat tahun 324 H) setelah menukil ayat di atas menyatakan:
كَذَّبَ مُوْسَى عَلَيْهِ السَّلَامُ فِي قَوْلِهِ: إِنَّ اللهَ سُبْحَانَهُ فَوْقَ السَّمَاوَاتِ
(Firaun) mendustakan Musa alaihis salaam yang menyatakan: Sesungguhnya Allah Yang Maha Suci berada di atas langit (al-Ibanah ‘an Ushulid Diyaanah karya Abul Hasan al-Asy’ariy 1/106)
Masih di kitab yang sama dan di halaman yang sama, Abul Hasan al-Asy’ariy rahimahullah menyatakan:
فَالسَّمَاوَاتُ فَوْقَهَا الْعَرْشُ
Langit-langit itu di atasnya adalah ‘Arsy (al-Ibanah ‘an Ushulid Diyaanah karya Abul Hasan al-Asy’ariy 1/106)
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah menyatakan:
أَنَّ أَصْلَ الِاسْتِوَاءِ عَلَى الْعَرْشِ: ثَابِتٌ بِالْكِتَابِ وَالسُّنَّةِ وَاتِّفَاقِ سَلَفِ الْأُمَّةِ وَأَئِمَّةِ السُّنَّةِ بَلْ هُوَ ثَابِتٌ فِي كُلِّ كِتَابٍ أُنْزِلَ عَلَى كُلِّ نَبِيٍّ أُرْسِلَ
Sesungguhnya asal (Allah) beristiwa’ di atas ‘Arsy telah terdapat dalam alQuran, Sunnah, kesepakatan Salaful Ummah dan para Imam Sunnah. Bahkan, itu terdapat dalam setiap kitab yang diturunkan kepada semua Nabi yang diutus (Majmu’ Fatawa Ibn Taimiyyah 2/188)
Ketiga: Menolak keyakinan bahwa Allah berada di atas Arsy adalah keyakinan Jahmiyyah yang menyimpang.
Wallahu A’lam.
Penulis: Abu Utsman Kharisman