Kam 26 Jumadil awal 1446AH 28-11-2024AD

Bantahan Bagi Jahmiyah dan Pihak Yang Bermudahan Memvonis Saudaranya Sebagai Mubtadi’

Imam Ad Darimi (Abu Sa’id ‘Utsman bin Sa’id As Sijistani, w. 280 H) rahimahullah membantah sekte Jahmiyah maupun yang berperilaku dengan model mereka dalam serampangan menvonis mubtadi’ (pengusung bid’ah) terhadap pihak yang berpendapat beda dengan pendapatnya. Beliau rahimahullah menyatakan,

“Adapun ucapan kalian: (Dia seorang) Mubtadi’, maka ini adalah sebuah kedzaliman yang semena-mena dalam memvonis sampai kalian memahami dan mengerti perkaranya. Karena kalian tidaklah mengetahui mana diantara 2 golongan tersebut yang sesuai dengan as-Sunnah dan al-Haq, sehingga seseorang yang menyelisihi (salah satu) dari mereka dianggap sebagai seorang Mubtadi’ di sisi kalian.

Padahal bid’ah perkaranya sangat berat, dan seseorang yang dinisbatkan kepada kebid’ahan maka dia akan dicap buruk di kalangan kaum muslimin.

Maka janganlah kalian terburu-buru dalam memvonis bid’ah sampai mengetahui dan yakin apakah al-Haq yang dikatakan salah satu dari 2 golongan tersebut ataukah kebatilan.

Bagaimana bisa kalian terburu-buru menisbatkan sebuah kaum dengan kebid’ahan hanya dengan sebuah perkataan yang diucapkan. Padahal kalian sendiri tidaklah mengetahui apakah yang diucapkan tersebut sesuai dengan al-haq (kebenaran) ataukah menyelisihinya?

Kalian tidak bisa mengatakan kepada salah satu dari 2 golongan tersebut ‘ucapan kalian tidaklah sesuai dengan al-haq, al-haq bukanlah seperti apa yang kalian ucapkan’, hanya berdasarkan pendapat kalian.

Maka siapa yang lebih dungu dan lebih bodoh pemikirannya daripada orang yang menisbatkan suatu kaum kepada kebid’ahan, yang kemudian mengatakan: ‘kami tidaklah mengetahui apakah (al-Haq) itu seperti yang mereka ucapkan atau tidak?’

Jika mengacu pada pemikirannya, maka besar kemungkinan salah satu dari 2 golongan tersebut yang sesuai dengan al-haq dan as-Sunnah dia sebut mereka dengan ahlul bid’ah. Dan besar kemungkinan klaimnya salah sehingga akhirnya al-haq dianggap sebagai kebatilan dan as-Sunnah dianggap sebagai kebid’ahan.

Ini adalah sebuah kesesatan yang nyata dan kebodohan yang tidak remeh.”

Sumber: Ar Radd ‘ala Al Jahmiyyah hal. 193


Artikel terkait yang semoga bermanfaat:


Teks dalam bahasa arab:

ﺃﻣﺎ ﻗﻮﻟﻜﻢ: ﻣﺒﺘﺪﻉ، ﻓﻈﻠﻢ ﻭﺣﻴﻒ ﻓﻲ ﺩﻋﻮاﻛﻢ ﺣﺘﻰ ﺗﻔﻬﻤﻮا اﻷﻣﺮ ﻭﺗﻌﻘﻠﻮﻩ، لأنكم ﺟﻬﻠﺘﻢ ﺃﻱ اﻟﻔﺮﻳﻘﻴﻦ ﺃﺻﺎﺑﻮا اﻟﺴﻨﺔ ﻭاﻟﺤﻖ، ﻓﻴﻜﻮﻥ ﻣﻦ ﺧﺎﻟﻔﻬﻢ ﻣﺒﺘﺪﻋﺔ ﻋﻨﺪﻛﻢ، ﻭاﻟﺒﺪﻋﺔ ﺃﻣﺮﻫﺎ ﺷﺪﻳﺪ، ﻭاﻟﻤﻨﺴﻮﺏ ﺇﻟﻴﻬﺎ ﺳﻲء اﻟﺤﺎﻝ ﺑﻴﻦ ﺃﻇﻬﺮ اﻟﻤﺴﻠﻤﻴﻦ، ﻓﻼ ﺗﻌﺠﻠﻮا ﺑﺎﻟﺒﺪﻋﺔ ﺣﺘﻰ ﺗﺴﺘﻴﻘﻨﻮا ﻭﺗﻌﻠﻤﻮا ﺃﺣﻘﺎ ﻗﺎﻝ ﺃﺣﺪ اﻟﻔﺮﻳﻘﻴﻦ ﺃﻡ ﺑﺎﻃﻼ؟ ﻭﻛﻴﻒ ﺗﺴﺘﻌﺠﻠﻮﻥ ﺃﻥ ﺗﻨﺴﺒﻮا ﺇﻟﻰ اﻟﺒﺪﻋﺔ ﺃﻗﻮاﻣﺎ ﻓﻲ ﻗﻮﻝ ﻗﺎﻟﻮﻩ، ﻭﻻ ﺗﺪﺭﻭﻥ ﺃﻧﻬﻢ ﺃﺻﺎﺑﻮا اﻟﺤﻖ ﻓﻲ ﻗﻮﻟﻬﻢ ﺫﻟﻚ ﺃﻡ ﺃﺧﻄﺆﻭﻩ، ﻭﻻ ﻳﻤﻜﻨﻜﻢ ﻓﻲ ﻣﺬﻫﺒﻜﻢ ﺃﻥ ﺗﻘﻮﻟﻮا ﻟﻮاﺣﺪ ﻣﻦ اﻟﻔﺮﻳﻘﻴﻦ: ﻟﻢ ﺗﺼﺐ اﻟﺤﻖ ﺑﻘﻮﻟﻚ، ﻭﻟﻴﺲ ﻛﻤﺎ ﻗﻠﺖ ﻓﻤﻦ ﺃﺳﻔﻪ ﻓﻲ ﻣﺬﻫﺒﻪ ﻭﺃﺟﻬﻞ ﻣﻤﻦ ﻳﻨﺴﺐ ﺇﻟﻰ اﻟﺒﺪﻋﺔ ﺃﻗﻮاﻣﺎ ﻳﻘﻮﻝ: ﻻ ﻧﺪﺭﻱ ﺃﻫﻮ ﻛﻤﺎ ﻗﺎﻟﻮا ﺃﻡ ﻟﻴﺲ ﻛﺬﻟﻚ، ﻭﻻ ﻳﺄﻣﻦ ﻓﻲ ﻣﺬﻫﺒﻪ ﺃﻥ ﻳﻜﻮﻥ ﺃﺣﺪ اﻟﻔﺮﻳﻘﻴﻦ ﺃﺻﺎﺑﻮا اﻟﺤﻖ ﻭاﻟﺴﻨﺔ، ﻓﺴﻤﺎﻫﻢ ﻣﺒﺘﺪﻋﺔ، ﻭﻻ ﻳﺄﻣﻦ ﻓﻲ ﺩﻋﻮاﻩ ﺃﻥ ﻳﻜﻮﻥ اﻟﺤﻖ ﺑﺎﻃﻼ ﻭاﻟﺴﻨﺔ ﺑﺪﻋﺔ؟ ﻫﺬا ﺿﻼﻝ ﺑﻴﻦ ﻭﺟﻬﻞ ﻏﻴﺮ ﺻﻐﻴﺮ

اﻟﺮﺩ ﻋﻠﻰ اﻟﺠﻬﻤﻴﺔ ﻟﻠﺪاﺭﻣﻲ ﺻﻔﺤﺔ -193

Diterjemahkan oleh: Abu Hatim Isma’il

Tinggalkan Balasan