Anjuran Ulama Untuk Bersatu, Tatsabbut, dan Mengedepankan Dialog yang Baik
Syaikh Muhammad bin Sholih al-Utsaimin rahimahullah menyatakan:
Wajib bagi kita untuk bersyukur terhadap nikmat ini. Hendaknya kita saling tolong menolong dalam kebaikan dan ketakwaan, memerintahkan pada kebaikan dan melarang dari kemunkaran, berdakwah mengajak kepada Allah di atas bashirah (ilmu), bersikap ta’anni (sabar; teliti) dan tatsabbut (memastikan kebenaran berita).
Hendaknya kita menjadi saudara yang saling bersatu. Wajib bagi kita terutama para penuntut ilmu jika terjadi perselisihan hendaknya duduk bermusyawarah, berdiskusi (dialog) dengan tenang. Berharap bisa mencapai kebenaran.
Saat nampak kebenaran pada seseorang, wajib baginya mengikutinya. Tidak boleh ia membela pemikirannya sendiri. Karena ia bukanlah pembuat syariat yang terjaga dari kesalahan hingga dikatakan bahwa pemikirannya pasti benar sedangkan selainnya pasti salah.
Wajib bagi manusia beriman untuk menjadi seperti yang diinginkan Allah darinya:
وَمَا كَانَ لِمُؤۡمِنٖ وَلَا مُؤۡمِنَةٍ إِذَا قَضَى ٱللَّهُ وَرَسُولُهُۥٓ أَمۡرًا أَن يَكُونَ لَهُمُ ٱلۡخِيَرَةُ مِنۡ أَمۡرِهِمۡۗ وَمَن يَعۡصِ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥ فَقَدۡ ضَلَّ ضَلَٰلٗا مُّبِينٗا
Tidak boleh bagi seorang yang beriman laki-laki maupun wanita jika Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu perkara, kemudian masih ada pilihan lain bagi mereka. Barang siapa yang bermaksiat kepada Allah dan Rasul-Nya, maka ia telah sesat dengan kesesatan yang nyata (Q.S al-Ahzab ayat 36)
Adapun jika seseorang membela pemikirannya sendiri dan terus bersikap demikian meskipun nampak jelas bahwa pemikirannya itu batil, ini adalah kesalahan. Ini adalah perilaku kaum musyrik yang enggan untuk mengikuti Rasul dan berkata:
إِنَّا وَجَدۡنَآ ءَابَآءَنَا عَلَىٰٓ أُمَّةٖ وَإِنَّا عَلَىٰٓ ءَاثَٰرِهِم مُّهۡتَدُونَ
Sesungguhnya kami telah mendapati leluhur kami berada di atas metode dan cara seperti itu dan kami menjadi terbimbing dengan mengikuti jejak mereka (Q.S az-Zukhruf ayat 22)
Kita meminta kepada Allah agar terus mengaruniakan kepada kita nikmat Islam, keamanan di negeri kita dan menjadikan kita sebagai saudara yang saling bersatu di atas Kitab Allah dan Sunnah Rasulullah shollallahu alaihi wasallam. Sesungguhnya Dia Maha Berkuasa di atas segala sesuatu.
Sumber: Tafsir Juz Amma libni Utsaimin, akhir pembahasan surah Quraisy
Teks Bahasa Arab:
فعلينا أن نشكر هذه النعمة، وأن نتعاون على البر والتقوى، وعلى الأمر بالمعروف والنهي عن المنكر، وعلى الدعوة إلى الله على بصيرة وتأنٍ وتثبت، وأن نكون إخوة متآلفين، والواجب علينا ولاسيما على طلبة العلم إذا اختلفوا فيما بينهم أن يجلسوا للتشاور، وللمناقشة الهادئة التي يقصد منها الوصول إلى الحق، ومتى تبين الحق للإنسان وجب عليه اتباعه، ولا يجوز أن ينتصر لرأيه؛ لأنه ليس مشرعاً معصوماً حتى يقول إن رأيه هو الصواب، وأن ما عداه هو الخطأ. الواجب على الإنسان المؤمن أن يكون كما أراد الله منه، {وما كان لمؤمن ولا مؤمنة إذا قضى الله ورسوله أمراً أن يكون لهم الخيرة من أمرهم ومن يعص الله ورسوله فقد ضل ضلالاً مبيناً} [الأحزاب: 36] . أما كون الإنسان ينتصر لرأيه ويصر على ما هو عليه، ولو تبين له أنه باطل فهذا خطأ، وهذا من دأب المشركين الذين أبوا أن يتبعوا الرسول وقالوا: {إنا وجدنا أباءنا على أمة وإنا على آثارهم مهتدون} [الزخرف: 22] .
نسأل الله أن يديم علينا نعمة الإسلام، والأمن في الأوطان، وأن يجعلنا إخوة متآلفين على كتاب الله وسنة رسول الله صلى الله عليه وعلى آله وسلم، إنه على كل شيء قدير
Penerjemah: Abu Utsman Kharisman