Orang Tua Harus Menjadi Teladan Bagi Anaknya dan Bersikap Adil Terhadap Mereka
Kutipan khutbah Asy Syaikh Sholih Al-Fauzan hafizhohullah
Bertakwalah kalian kepada Allah wahai hamba-hamba Allah…
Hendaknya orang tua menjadi teladan yang baik bagi anaknya sebelum segala sesuatunya. Ia juga harus bisa menjadi teladan bagi dirinya sendiri. Lalu apa yang akan terjadi jika orang tua adalah sosok yang rusak, selalu bergelimang dengan hal-hal buruk, meninggalkan shalat, terlelap dalam tidur hingga tidak melaksanakan shalat. Ia tidak pernah pulang ke rumah kecuali hanya untuk makan atau minum, karena hidupnya diisi dengan bersenang-senang di tempat-tempat hiburan, bepergian kemana-mana, dan lain-lainnya. Ia tidak pernah menanyakan keadaan anaknya.
Begitulah sosok orangtuanya, orangtua yang layaknya hewan. Bukan sosok orangtua yang mampu mengemban pertanggungjawaban di hadapan Allah subhanahu wata’ala.
Jadilah anda teladan yang baik untuk anak anda sebelum segala sesuatunya. Jangan lupakan pula doa kebaikan untuk mereka.
Silakan baca artikel lainnya: Anak Sebagai Ujian Bagi Orang Tua
Ibrohim alaihissalam berkata mendoakan keturunan beliau:
وَاجْنُبْنِي وَبَنِيَّ أَنْ نَعْبُدَ الأَصْنَامَ
Dan jauhkanlah aku dan keturunanku dari peribadahan kepada berhala
(QS. Ibrahim: 35)
Beliau alaihissalam selalu menyertakan anak-anaknya dalam doa yang beliau panjatkan:
رَبِّ اجْعَلْنِي مُقِيمَ الصَّلاةِ وَمِنْ ذُرِّيَّتِي رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ دُعَاءِ
Wahai Rabbku, jadikan aku dan keturunanku orang-orang yang selalu melaksanakan shalat. Duhai Rabb kami, perkenankanlah doaku
(QS. Ibrahim: 40)
Baca juga: Bolehkah Seorang Ayah Memaksa Putrinya untuk Menikah
Doakan selalu anak-anak anda dengan tetap menempuh berbagai sebab demi pendidikan mereka! Mintalah kepada Allah agar Dia membantu anda dan memperbaiki keadaan mereka!
Bersihkan rumah anda dari segala media perusak, sarana-sarana komunikasi yang merusak, nyanyian, alat-alat musik, dan gambar-gambar tak senonoh! Jika tidak, rumah anda akan menjadi sarang kerusakan. Jadikan rumah anda sebagai tempat yang suci, digunakan untuk beribadah dan berdzikir kepada Allah, tiada terdengar darinya kecuali bacaan dzikir, bacaan alQuran, kata-kata yang baik dan bersih dari segala kotoran.
Ajari anak anda ilmu dan menghafal alQuran! Pilihkan untuknya sekolah yang baik, yang pimpinan, para pengajar, serta para siswanya adalah orang-orang yang baik pula. Masukkan ia ke sekolah yang bagus! Teruslah mengontrolnya dalam kegiatan belajar yang ia lalui. Berikan kepadanya bantuan dan motivasi agar terus bersemangat.
Jika anda ingin memberi sesuatu kepada salah satu anak anda berikan pula yang sama kepada yang anak anda yang lain. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
اتَّقُوا اللَّهَ وَاعْدِلُوا بين أَوْلاَدِكُمْ
Bertakwalah kalian kepada Allah dan bersikap adillah terhadap anak-anak kalian
(Muttafaqun alaihi)
Suatu ketika ada seorang sahabat Nabi yang ingin memberikan sesuatu kepada salah seorang anaknya. Lalu istrinya mengatakan, (jangan dulu) sampai engkau meminta persaksian kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Ia pun berangkat menemui beliau shallallahu alaihi wasallam untuk meminta persaksian atas pemberiannya untuk sang anak. Lalu Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bertanya, ‘apakah seluruh anakmu engkau berikan yang serupa?’
Ia menjawab, tidak.
Maka Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: ‘Mintalah persaksian dari selainku, sungguh aku tidak akan mempersaksikan sebuah ketidakadilan.’
Beliau shallallahu alahi wasallam juga bersabda: ‘Tidakkah membuatmu senang jika mereka itu sama dalam kebaikan?’
Orang itu menjawab, tentu. Maka Rasulullah shallallahu alaihi wasallam melanjutkan: ‘Jika begitu, tidak (akan aku berikan persaksian untuk itu).’
Sampaipun dalam masalah berbicara. Saat anak-anak anda hadir semua jangan anda khususkan salah satu dari mereka untuk mengobrol dan tertawa bersamanya. Anda juga memuji-mujinya. Namun seharusnya anda perhatikan pula yang lain, bercengkeramalah bersama semuanya, semangati mereka semua, dan doakan kebaikan untuk semuanya. Walaupun anak-anakmu yang lain memang di bawah anak yang anda cintai tadi, namun sesungguhnya mereka semua adalah anakmu dan semuanya memiliki hak yang harus anda tunaikan.
Artikel bermanfaat lainnya: Nasihat Syaikh Abdul Aziz Bin Baz Bagi Para Wali Santri
?? Teks Arab:
فاتقوا الله عباد الله، فليكون الوالد قدوة صالحة لولده قبل كل شيء، قدوة هو في نفسه يكون قدوة فكيف إذا كان الوالد فاسدًا يمارس الفساد، يضيع الصلاة، ينام عن الصلاة لا يأتي إلى البيت إلا للأكل والشرب وإلا فإنه في الاستراحات وقصور الأفراح والرحلات وغير ذلك، ولا يسأل عن أولاده، هذا والد، هذا والد بهيمي، ليس والداً يتحمل المسئولية أمام الله سبحانه وتعالى، كن قدوة صالحة لأولادك قبل كل شيء، أيضا الدعاء للأولاد، إبراهيم عليه السلام قال: (وَاجْنُبْنِي وَبَنِيَّ أَنْ نَعْبُدَ الأَصْنَامَ)، أشرك بنيه معه في الدعوة: (رَبِّ اجْعَلْنِي مُقِيمَ الصَّلاةِ وَمِنْ ذُرِّيَّتِي رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ دُعَاءِ)، أدعو لأولادك مع فعل السبب في تربيتهم، أدعو الله أن يعينك وأن يصلحهم، أخلي بيتك من وسائل الفساد، وسائل الاتصالات الفاسدة من الأغاني والمزامير والصور الخليعة وإلا سيكون بيتك وكرًا للفساد، أجعل بيتك طاهرًا محل عبادة وذكر لله، لا يسمع فيه إلا الذكر، وتلاوة القرآن، والكلام الطيب، الكلام البريء النزيه، علم ولدك أو شيء حفظ ولدك القرآن، واختر له المدرسة الصالحة بمديرها وبمدرسيها، وبطلابها، اختر له المدرسة الصالحة وتابعه في دراسته وسأل عنه، وساعده على الدراسة وشجعه عليها، إذا أعطيت ولدك بعض أولادك عطية فأعطي الآخرين مثله، قال صلى الله عليه وسلم: اتَّقُوا اللَّهَ وَاعْدِلُوا بين أَوْلاَدِكُمْ ، وهب رجل من الصحابة هبةً لولده فقالت أمه حتى تشهد رسول الله صلى الله عليه وسلم، فذهب ليشهد الرسول على عطية ولده قال صلى الله عليه وسلم: أَكُلَّ وَلَدِكَ أَعْطَيْتَهُم مثل هَذَا ، قال: لا، قال: أشهد على هذا غيري، فَإِنِّي لاَ أَشْهَدُ عَلَى جَوْرٌ ، وقال صلى الله عليه وسلم: أَيَسُرُّكَ أَنْ يَكُونُوا لكَ فِي الْبِرِّ سَوَاءً ، قال: نعم، قال: فَلاَ إِذًا ، يعني: لا تعطي بعضهم وتترك الآخرين، حتى الكلام إذا كانوا حاضرين لا تخص واحدًا منهم بالكلام والضحك معه، والثناء عليه؛ بل لاحظ الآخرين تكلم مع الجميع، شجع الجميع، أدعو للجميع، ولو كانوا دون مستوى هذا الذي يعجبك، فهم أبناءك كلهم، وكلهم حقهم عليك.
Diterjemahkan oleh:
Abu Dzayyal Muhammad Wafi