Serial Kajian Kitabut Tauhid: Seputar Ilmu Nujum (Perbintangan) Bagian Kedua
Dalil Pertama:
ثَلَاثَةٌ لَا يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ مُدْمِنُ خَمْرٍ وَقَاطِعُ رَحِمٍ وَمُصَدِّقٌ بِالسِّحْرِ
Ada 3 kelompok orang yang tidak masuk Surga (Jannah): peminum khamr, pemutus silaturrahmi, dan orang yang membenarkan sihir
(H.R Ahmad, dishahihkan Ibnu Hibban)
Penjelasan:
Dari sisi riwayat, hadits ini memiliki kelemahan. Karena melalui jalur perawi yang bernama Abu Hariiz (Abdullah bin al-Husain). Syaikh al-Albaniy menilai hadits ini lemah dalam Silsilah ad-Dhaifah.
Namun, dari sisi dalil yang lain, ilmu perbintangan adalah bagian dari kesyirikan dan merupakan kemunkaran. Mempelajari ilmu perbintangan untuk meramal adalah bagian dari sihir. Sebagaimana disebutkan dalam hadits:
مَنِ اقْتَبَسَ عِلْمًا مِنَ النُّجُومِ اقْتَبَسَ شُعْبَةً مِنَ السِّحْر
Barang siapa yang mengambil bagian dari ilmu perbintangan, maka ia telah mengambil cabang dari sihir (H.R Abu Dawud dari Ibnu Abbas, dihasankan oleh Syaikh al-Albaniy)
Baca bagian pertama: Serial Kajian Kitabut Tauhid: Seputar Ilmu Nujum (Perbintangan) Bagian Pertama
Syaikh Bin Baz rahimahullah menyatakan:
Orang yang membenarkan sihir adalah kafir jika ia meyakini bahwasanya tukang sihir itu benar dan mengetahui ilmu ghaib dan bahwasanya ia berbuat demikian dan demikian. (Ia kafir) jika menganggap bahwa sihir itu benar. Adapun jika ia membenarkan bahwa sihir memang memiliki pengaruh (dengan izin Allah, pent), namun haram dan munkar, ini tidak mengapa. Sihir memang ada (atTa’liqot al-Baaziyah ala Kitabit Tauhid (1/48)).
Syaikh Sholih bin Abdil Aziz Aalusy Syaikh hafidzhahullah menyatakan:
Yang termasuk dalam ilmu perbintangan secara jelas di masa ini – meskipun manusia banyak lalai darinya- adalah yang banyak terdapat di majalah-majalah (atau surat kabar) yang dinamakan (ramalan) bintang (zodiak). Mereka mengkhususkan satu halaman atau kurang dari itu di surat-surat kabar. Mereka jadikan gambar bintang-bintang dalam setahun seperti singa (Leo), kalajengking (Scorpius), banteng, dan seterusnya.
Mereka menjadikan di depan setiap (gambar) bintang itu (pernyataan) apa yang akan terjadi padanya. Jika seorang laki atau wanita terlahir bertepatan dengan bintang itu, ia berkata: akan terjadi padanya di bulan ini demikian dan demikian. Ini termasuk ilmu perbintangan (yang diyakini) memiliki pengaruh. Mengambil petunjuk dengan bintang akan pengaruh dan peristiwa yang terjadi di bumi adalah termasuk perdukunan. Keberadaannya di majalah-majalah dan koran-koran menunjukkan adanya perdukunan padanya.
Maka ini wajib diingkari karena adanya kesyirikan dan karena pengakuan bahwa ia mengetahui hal yang ghaib, sihir, dan perbintangan. Sesungguhnya perbintangan adalah bagian dari sihir sebagaimana yang kami sebutkan…wajib juga bagi setiap muslim untuk tidak memasukkan hal itu ke dalam rumahnya dan tidak membacanya. Karena sekedar membaca (ramalan) bintang tersebut –meskipun sekedar untuk wawasan – masuk dalam larangan, karena ia (seakan-akan mendatangi tukang ramal tanpa mengingkarinya (atTamhid li syarhi Kitabit Tauhid (1/489))
Ditulis oleh:
Abu Utsman Kharisman