Kam 26 Jumadil awal 1446AH 28-11-2024AD

Benarkah cinta tanah air merupakan bagian dari keimanan?

Barangkali kita pernah mendengar ungkapan semacam itu. Bahkan sebagian kalangan beranggapan bahwa itu berasal dari hadits nabi shollallahu ‘alaihi wasallam.

Padahal berdasar hasil penelitian Syaikh Muhammad Nashiruddin Al Albani didapati pernyataan beliau rahimahullah:

36 – ﺣﺐ اﻟﻮﻃﻦ ﻣﻦ اﻹﻳﻤﺎﻥ 
ﻣﻮﺿﻮﻉ
:ﻛﻤﺎ ﻗﺎﻝ اﻟﺼﻐﺎﻧﻲ (ﺻ 7) ﻭﻏﻴﺮﻩ
ﻭﻣﻌﻨﺎﻩ ﻏﻴﺮ ﻣﺴﺘﻘﻴﻢ ﺇﺫ ﺇﻥ ﺣﺐ اﻟﻮﻃﻦ ﻛﺤﺐ اﻟﻨﻔﺲ ﻭاﻟﻤﺎﻝ ﻭﻧﺤﻮﻩ، ﻛﻞ ﺫﻟﻚ ﻏﺮﻳﺰﻱ ﻓﻲ اﻹﻧﺴﺎﻥ ﻻ ﻳﻤﺪﺡ ﺑﺤﺒﻪ ﻭﻻ ﻫﻮ ﻣﻦ ﻟﻮاﺯﻡ اﻹﻳﻤﺎﻥ، ﺃﻻ ﺗﺮﻯ ﺃﻥ اﻟﻨﺎﺱ ﻛﻠﻬﻢ ﻣﺸﺘﺮﻛﻮﻥ ﻓﻲ ﻫﺬا اﻟﺤﺐ ﻻ ﻓﺮﻕ ﻓﻲ ﺫﻟﻚ ﺑﻴﻦ ﻣﺆﻣﻦﻫﻢ ﻭﻛﺎﻓﺮﻫﻢ؟!؟

Hadits ke-36: “Cinta tanah air merupakan bagian keimanan”
PALSU (maudhu’)

Sebagaimana disebutkan oleh Ash Shoghoni¹) (hal. 7 [dalam Al Maudhu’at -pen]) dan selainnya.

Sementara maknanya sendiri juga kurang tepat. Karena sebenarnya perasaan cinta kepada bangsa sama seperti cinta kepada diri, harta dan semisalnya.

Semua perasaan itu muncul secara naluriah pada setiap orang. Tidak serta merta dipuji adanya perasaan cinta pada hal itu, tidak pula merupakan bagian yang harus ada pada keimanan.

Tidakkah anda memperhatikan, bagaimana seluruh orang memiliki kecenderungan yang sama pada perasaan cinta ini, tidak ada bedanya pada mereka antara mukmin dan kafirnya?

(Silsilah Al Ahadits Adh Dho’ifah 1/110)


Artikel bermanfaat lainnya:


Menguatkan hal itu Syaikh Sholih Al Fauzan bin Abdillah Al Fauzan hafidzahullah juga menjelaskan:

أما حب الوطن إذا لم يتعارض مع الدين فهو أمر طبيعي فطري لا لوم فيه، كما قال الشاعر

كم منزل في الأرض يألفه الفتى

وحنينه أبداً لأول منزل

بل إن الدفاع عن أوطان المسلمين إذا داهمها الأعداء فرض على كل من يستطيع ذلك، بل إن حب الوطن إذا كانت له قدسية شرعية فإن حبه عبادة، كمحبة مكة والمدينة شرفهما الله، لكن إذا تعارض حب الوطن مع أمر من أمور الدين كالهجرة والجهاد في سبيل الله فإن تقديم حب الوطن على الجهاد والهجرة أمر محرم شديد التحريم..

“…Adapun cinta tanah air jika tidak bertentangan dengan agama maka hal itu merupakan naluri alami dan fitrah manusiawi yang tidak tercela, seperti yang dikatakan penyair:

Berapa banyak tempat tinggal di penjuru dunia yang pernah senang dialami sang pemuda

(Namun) sentimen nostalgianya tetaplah pada tempat tinggalnya yang pertama

Memang, berjuang mempertahankan tanah air muslimin jika musuh menyerang merupakan kewajiban bagi semua pihak yang mampu melakukannya.

Bahkan cinta tanah air jika mengandung ketulusan sesuai syariat niscaya cintanya sebagai ibadah. Seperti kecintaan seseorang terhadap kota Mekah dan Madinah yang keduanya telah dimuliakan oleh Allah.

Namun apabila ternyata cinta tanah air itu bertentangan dengan sebagian perkara agama seperti hijrah dan jihad di jalan Allah, pada kondisi demikian sikap mengedepankan kecintaan terhadap tanah air daripada jihad dan hijrah merupakan hal yang sangat diharamkan…”

Sumber:
shorturl.at/akuT4

Catatan Kaki:
¹) Beliau adalah Al Hasan bin Muhammad bin Al Hasan Abul Fadhoil Ash Shoghoni (w. 650 H), tokoh ahli bahasa dan hadits sekaligus seorang faqih madzhab hanafiyyah, rahimahullah

Penerjemah:
Abu Abdirrohman Sofian

Tinggalkan Balasan