Kam 26 Jumadil awal 1446AH 28-11-2024AD

Salah Satu Hadits yang Didapatkan Syaikh Al-Albani dari Gurunya

Salah satu guru Syaikh al-Albaniy yang memberikan ijazah periwayatan hadits dengan sanad bersambung adalah Syaikh Roghib atThobbakh. Setelah menyebutkan hadits Muadz bin Jabal dalam Shahih Sunan Abi Dawud, Syaikh al-Albaniy menyatakan:

قلت: وهذا الحديث من المسلسلات المشهورة المروية بالمحبة، وقد أجازني بروايته الشيخ الفاضل راغب الطباخ رحمه الله، وحدثني به… وساق إسناده هكذا مسلسلاً بالمحبة.

Saya menyatakan: Hadits ini adalah hadits musalsal yang masyhur dengan periwayatan (dengan penyebutan) kecintaan. Telah memberikan ijazah kepadaku dengan riwayatnya Syaikh al-Fadhil Roghib atThobbakh rahimahullah, beliau menyampaikan hadits ini kepadaku… kemudian menyebutkan sanadnya demikian musalsal dengan penyebutan kecintaan.
(Shahih Sunan Abi Dawud lil Albaniy (5/254))

Hadits Muadz riwayat Abu Dawud yang dimaksud adalah:

عن معاذ بن جبل: أن رسول الله صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أخذ بيده، وقال: “يا معاذُ! والله! إني لأُحِبّكَ، والله! إني لأُ حِبُّكَ “. فقال: “أوصيك يا معاذ! لا تدعَنَّ في دُبُرِ كل صلاة تقول: اللهم أعِني على ذِكرِكَ وشُكْرِكَ وحُسْنِ عبادتك

Dari Muadz bin Jabal bahwasanya Rasulullah shollallahu alaihi wasallam memegang tangannya dan berkata: Wahai Muadz, Demi Allah, sesungguhnya aku benar-benar mencintaimu. Demi Allah, sesungguhnya aku benar-benar mencintaimu. Nabi bersabda: Aku akan memberikan wasiat kepadamu wahai Muadz, janganlah engkau meninggalkan bacaan di akhir salat: ALLAAHUMMA A’INNIIY ‘ALAA DZIKRIKA WA SYUKRIKA WA HUSNI ‘IBAADATIKA (Ya Allah, tolonglah aku untuk berdzikir (mengingatMu), bersyukur kepadaMu, dan mempersembahkan ibadah yang baik (diridhai) untukMu.
(H.R Abu Dawud)


Artikel Penting Lainnya: Hadits Ali bin Abi Tholib Riwayat Muslim Tentang Bacaan dalam Shalat


Berikut ini beberapa faidah dan tambahan penjelasan terkait keterangan di atas:

  1. Keterangan ini adalah bantahan terhadap sebagian pihak yang menganggap Syaikh al-Albaniy tidak memiliki guru. Ini adalah ucapan atau persangkaan yang dusta. Beliau memiliki beberapa guru, meskipun tidak banyak. Namun, dasar keilmuan agama beliau diambil dari guru-guru. Bukan murni otodidak, seperti persangkaan sebagian orang. Di antara guru beliau adalah ayah beliau sendiri.
  2. Hadits musalsal dalam penyebutan sifat perbuatan kebanyakan adalah lemah atau bahkan palsu. Namun, ini adalah salah satu hadits musalsal yang shahih. Masing-masing perawi mengungkapkan sifat yang sama secara berantai kepada muridnya. Nabi menyatakan kepada Muadz bahwasanya, “aku benar-benar mencintaimu”. Kemudian Muadz berkata kepada muridnya (as-Shunaabihiy): “aku benar-benar mencintaimu”. Kemudian as-Shunaabihiy menyampaikan kepada muridnya (Abu Abdirrahman) dengan menyatakan: “aku benar-benar mencintaimu”, dan seterusnya.
  3. Hadits tersebut menunjukkan salah satu dari sekian banyak keutamaan Sahabat Nabi Muadz bin Jabal radhiyallahu anhu, bahwa beliau adalah orang yang dicintai oleh Nabi shollallahu alaihi wasallam.
  4. Bacaan doa tersebut adalah bacaan doa yang dibaca setelah tasyahhud sebelum salam, demikianlah yang dikuatkan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah dan Syaikh Muhammad bin Sholih al-Utsaimin.
  5. Untuk bisa beribadah dengan baik kepada Allah, kita benar-benar memerlukan pertolongan Allah. Tanpa pertolongan Allah, kita tidak bisa beribadah secara benar kepadaNya. Karena itu, selalulah meminta pertolongan Allah agar Dia menolong kita dalam beribadah kepadaNya, salah satunya dengan doa ini.

Wallaahu A’lam

Penulis:
Abu Utsman Kharisman)

Tinggalkan Balasan