Ketika Pakar Qiraah Keliru Bacaan Saat Menjadi Imam
Sehebat-hebatnya manusia, adakalanya ia mengalami kesalahan dalam mengerjakan sesuatu yang sebenarnya menjadi bidang keahliannya. Tidak ada yang sempurna pada makhluk Allah.
Al-Imam al-Kisa-iy, Abul Hasan Ali bin Hamzah, adalah seorang pakar qiraah alQuran dengan berbagai ragam qiraahnya. Subhanallah, padahal untuk menghafal secara mutqin satu ragam qiraah yang masyhur saja butuh perjuangan luar biasa. Beliau adalah Ulama besar sekaligus imam dalam ilmu bahasa Arab dan qiraah alQuran. Beliau adalah guru dan rujukan bagi para Ulama ahli qiraah lain setelahnya.
Namun, dalam beberapa peristiwa, al-Imam al-Kisa-iy saat menjadi imam shalat, mengalami ketergelinciran lisan sehingga keliru saat melantunkan bacaan alQuran. Beliau pernah saat menjadi imam membaca ayat dengan bacaan:
لَعَلَّهُمْ يَرْجِعِيْنَ
Seharusnya, bacaannya adalah:
لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُوْنَ
Saat itu, salah satu makmum dalam shalat adalah Khalifah Harun ar-Rasyid. Selesai shalat, Harun arRasyid pun bertanya: Bahasa (ragam bacaan) apakah itu? Sang Khalifah mengira bahwa ada ragam bacaan Quran yang berdasarkan riwayat yang shahih dari Nabi yang bacaannya seperti itu.
Namun, al-Imam al-Kisa-iy kemudian mengakui bahwa itu adalah kesalahan baca. Beliau menyatakan:
يا أمير المؤمنين! قد يعثر الجواد
Wahai Amirul Mukminin, kadang kuda pacu yang terlatihpun bisa tergelincir (Ma’rifatul Qurra’ al-Kibaar alat Thobaqoot wal A’shoor karya adz-Dzahabiy 1/75)
Dalam peristiwa yang lain, 2 pakar bahasa Arab dan qiraah alQuran berkumpul di majelis khalifah Harun ar-Rasyid. Al-Kisa-iy adalah pakar qiraah dari Kufah. Sedangkan al-Yazidiy (Yahya bin al-Mubarak) adalah pakar qiraah dari Bashrah.
Sudah menjadi rahasia umum bahwa wilayah Kufah dan Bashrah menjadi kutub persaingan kepakaran dalam ilmu bahasa Arab maupun qiraah al-Quran.
Tiba waktu shalat jahriyyah, al-Kisa-iy dipersilakan menjadi imam. Beliau membaca surah al-Kafirun. Namun qoddarallah, saat membaca surah al-Kafirun itu al-Kisa-iy keliru dalam bacaannya. Al-Yazidiy kemudian mengatakan:
قارئ أهل الكوفة يرتج عليه فِي قُلْ يَأَيُّهَا الْكَافِرُونَ؟
Pakar qiraah dari Kufah, kok bisa salah sekedar baca Qul Yaa Ayyuhal Kaafiruun?
Selanjutnya, ketika giliran waktu shalat jahriyyah berikutnya, al-Yazidiy dipersilakan menjadi imam. Ternyata, al-Yazidiy yang pakar qiraah alQuran dari Bashrah itu keliru dalam bacaan al-Fatihah!
Menyadari kesalahannya karena sudah meremehkan al-Kisa-iy, sehingga justru dia sendiri terjatuh dalam kesalahan yang lebih parah, al-Yazidiy mengungkapkan kalimat:
اِحْفَظْ لِسَانَكَ لَا تَقُوْلُ فَتُبْتَلَى إِنَّ الْبَلَاءَ مُوَكَّلٌ بِالْمَنْطِقِ
Jagalah lisanmu, janganlah engkau mengucapkan sesuatu (seperti ejekan atau cemoohan) yang justru membuatmu mendapatkan ujian. Sesungguhnya musibah itu juga terkait dengan ucapan lisan
Kisah tersebut diriwayatkan oleh al-Khothib al-Baghdadiy dalam Tarikh Baghdad dan dinukil oleh adz-Dzahabiy dalam Tarikh al-Islam.
Peristiwa-peristiwa yang dikisahkan di atas yang terekam dalam kitab-kitab karya para Ulama terdahulu, memberikan pelajaran kepada kita untuk tidak bersikap takabbur (sombong). Karena tidak ada manusia yang sempurna, sepakar atau semahir apapun dia dalam bidang yang dia kuasai. Kesempurnaan hanyalah milik Allah Ta’ala.
Hal itu juga membuat para imam shalat seharusnya merasa lebih tenang dan tidak terbebani dengan perasaan harus sempurna, bersih dari segala kesalahan. Para Ulama yang ahli qiraah saja yang jauh ilmunya di atas kita bisa tergelincir dalam bacaan alQurannya. Bahkan, Nabi shollallahu alaihi wasallam juga pernah terlupa saat membaca ayat alQuran dalam shalat.
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: صَلَّى صَلَاةً، فَقَرَأَ فِيهَا فَلُبِسَ عَلَيْهِ، فَلَمَّا انْصَرَفَ قَالَ لِأُبَيٍّ: أَصَلَّيْتَ مَعَنَا؟ قَالَ: نَعَمْ، قَالَ: فَمَا مَنَعَكَ
Dari Abdullah bin Umar bahwasanya Nabi shollallahu alaihi wasallam pernah melakukan shalat, membaca alQuran, kemudian beliau terkacaukan bacaannya. Ketika selesai shalat, beliau bertanya kepada Ubay (bin Kaab): Apakah engkau shalat bersama kami? Ubay berkata: Ya. Nabi bertanya: Apa yang menghalangimu (untuk mengingatkan bacaan yang benar saat imam terlupa)(H.R Abu Dawud, dinilai sanadnya shahih oleh Syaikh al-Albaniy)
Pelajaran lainnya adalah jangan mengejek atau mencemooh saudara kita yang terjatuh dalam suatu kesalahan yang kita anggap tidak mungkin kita terjatuh dalam kesalahan itu. Bisa jadi kita justru melakukan kesalahan yang lebih parah dibandingkan dia. Sehingga hal itu seharusnya membuat kita lebih menjaga lisan.
Wallaahu A’lam
Penulis: Abu Utsman Kharisman