Puasa dan Qiyamul Lail di Bulan Ramadhan Bisa Menghantarkan Menjadi Para Shiddiqin dan Syuhada’
جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، أَرَأَيْتَ إِنْ شَهِدْتُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، وَأَنَّكَ رَسُولُ اللَّهِ، وَصَلَّيْتُ الصَّلَوَاتِ الْخَمْسَ، وَأَدَّيْتُ الزَّكَاةَ، وَصُمْتُ رَمَضَانَ، وَقُمْتُهُ، فَمِمَّنْ أَنَا؟، قَالَ: «مِنَ الصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ»
Seorang laki-laki datang menemui Nabi shollallahu alaihi wasallam dan bertanya: Wahai Rasulullah, bagaimana pendapat anda, jika saya bersaksi bahwasanya tidak ada sembahan yang benar kecuali Allah dan anda adalah utusan Allah, saya shalat 5 waktu, saya tunaikan zakat, saya berpuasa Ramadhan dan melakukan qiyamul lail (tarawih, witir, atau tahajjud) di bulan itu, saya termasuk golongan apa? Nabi bersabda: termasuk golongan shiddiqin (orang-orang yang sangat jujur keimanannya) dan para syuhada’ (H.R Ibnu Hibban dari Amr bin Murroh al-Juhaniy, dishahihkan Syaikh al-Albaniy)