Keimanan yang Benar Terhadap Takdir akan Membuat Seseorang Semakin Bersemangat dalam Beramal
Suatu hari, selesai dari penguburan jenazah salah seorang Sahabat, Rasulullah shollallahu alaihi wasallam menyatakan:
مَا مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ إِلَّا وَقَدْ كُتِبَ مَقْعَدُهُ مِنَ النَّارِ وَمَقْعَدُهُ مِنَ الْجَنَّةِ
Tidaklah ada seorangpun di antara kalian kecuali telah ditulis (ditetapkan) tempat duduknya di neraka atau tempat duduknya di surga.
Seorang Sahabat yang mendengar itu kemudian bertanya:
يَا رَسُولَ اللَّهِ أَفَلَا نَتَّكِلُ عَلَى كِتَابِنَا وَنَدَعُ الْعَمَلَ
Wahai Rasulullah, apakah tidak sebaiknya kita pasrah bersandar pada apa yang telah tertulis pada kitab (takdir) kita dan meninggalkan beramal (berbuat)?
Rasulullah shollallahu alaihi wasallam menjawab:
اعْمَلُوا فَكُلٌّ مُيَسَّرٌ لِمَا خُلِقَ لَهُ أَمَّا مَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ السَّعَادَةِ فَيُيَسَّرُ لِعَمَلِ أَهْلِ السَّعَادَةِ وَأَمَّا مَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الشَّقَاءِ فَيُيَسَّرُ لِعَمَلِ أَهْلِ الشَّقَاوَةِ
Beramallah, karena segala sesuatu akan dimudahkan ke arah (takdir) penciptaannya. Barangsiapa yang termasuk orang yang berbahagia (penduduk surga), akan dimudahkan untuk berbuat dengan perbuatan-perbuatan penduduk surga. Sedangkan yang termasuk orang yang celaka (penduduk neraka), akan dimudahkan untuk berbuat dengan perbuatan-perbuatan penduduk neraka.
(H.R al-Bukhari dan Muslim)
Kemudian Nabi membaca ayat:
فَأَمَّا مَنۡ أَعۡطَىٰ وَٱتَّقَىٰ ٥ وَصَدَّقَ بِٱلۡحُسۡنَىٰ ٦ فَسَنُيَسِّرُهُۥ لِلۡيُسۡرَىٰ ٧ وَأَمَّا مَنۢ بَخِلَ وَٱسۡتَغۡنَىٰ ٨ وَكَذَّبَ بِٱلۡحُسۡنَىٰ ٩ فَسَنُيَسِّرُهُۥ لِلۡعُسۡرَىٰ ١٠
Adapun orang yang memberi, bertaqwa, dan membenarkan al-husna (balasan kebaikan), maka Kami akan mudahkan ia menuju kemudahan (surga). Sedangkan orang yang kikir, sombong, dan mendustakan al-husna, akan Kami mudahkan pada kesulitan (neraka).
(Q.S al-Lail:5-10).
Dalam sebagian riwayat, setelah mendengar sabda Nabi tersebut, Sahabat Nabi Suroqoh bin Ju’syum menyatakan:
فَلَا أَكُونُ أَبَدًا أَشَدَّ اجْتِهَادًا فِي الْعَمَلِ مِنِّي الْآنَ
Tidak pernah aku merasa lebih bersemangat untuk beramal (berbuat kebaikan) dibandingkan hari ini (sejak mendengar sabda Nabi tersebut).
(H.R Ibnu Hibban)
Baca Juga: Istiqomah Menjaga Keislaman Sampai Mati
Hadits-hadits di atas menunjukkan bahwa Allah sudah mengetahui siapa saja yang akan masuk surga dan siapa saja yang akan masuk neraka. Ada Sahabat yang menanyakan kepada Nabi apakah tidak sebaiknya kita pasrah saja karena semuanya sudah tertulis takdirnya? Nabi menjawab: Beramallah, berbuatlah, karena segala sesuatu akan dimudahkan pada takdir penciptaannya. Sahabat Nabi yang mendengar sabda Nabi tersebut kemudian semakin bersemangat untuk beramal.
Akidah dan pemahaman yang benar tentang takdir akan mendorong seseorang untuk giat beramal kebajikan, bukannya bermalas-malasan kemudian beralasan dengan takdir.
Dikutip dari:
Buku “Akidah al-Muzani”, Abu Utsman Kharisman, penerbit Cahaya Sunnah Bandung