Bolehkah Shalat di Masjid yang Dibangun Dari Harta Haram Semisal Harta Riba?
Syaikh Muhammad bin Sholih al-Utsaimin rahimahullah menyatakan:
ما أشكل على بعض الناس يأتي إنسان يتعامل بالبنك أو يتعامل بأشياء أخرى محرم كسبها، ثم يبني مسجداً أو يصلح طريقاً فيقول: هل يجوز أن أصلي في هذا المسجد الذي أصلحه مَنْ مَالُهُ حرامٌ أو أمشي في الطريق؟ نرى أنه لا بأس أن يصلي في هذا المسجد ولو كان من مال ربوي أو من كسب محرم آخر؛ لأن إثمه على كاسبه، ثم نقول: هذا الرجل الذي بنى المسجد، لعله أحدث توبة وبنى هذا من أجل أن يتخلص من الإثم والكسب الحرام، فنكون إذا صلينا في ذلك وشجعناه نكون عوناً له على التوبة، والإنسان يجب أن ينظر إلى الأمور بمقياس الشرع والعقل لا بمقياس العاطفة العمياء
Pertanyaan yang muncul pada sebagian orang adalah bagaimana jika ada seseorang yang bermuamalah dengan bank atau muamalah lain yang haram penghasilannya, kemudian ia membangun masjid atau memperbaiki jalan, apakah boleh shalat di masjid yang (dibangun/diperbaiki) dari harta haram atau berjalan di jalan (yang diperbaikinya)? Kita melihat bahwasanya tidak mengapa shalat di masjid demikian. Meskipun berasal dari harta riba atau penghasilan haram lainnya. Karena dosanya adalah untuk orang yang memperoleh penghasilan itu.
Kemudian, kita katakan bahwa orang yang membangun masjid ini bisa jadi ia bertobat dan membangun masjid tersebut dengan tujuan terlepas dari dosa dan penghasilan yang haram, maka jika kita shalat di masjid itu dan kita beri semangat kepadanya, hal itu akan membantunya dalam pertobatan. Manusia wajib untuk melihat perkara-perkara dengan perbandingan syariat dan akal, jangan dengan perbandingan berdasarkan perasaan yang buta.
(asy-Syarhul Mumti’ ala Zaadil Mustaqni’ 10/60)
Fatwa Syaikh Abdul Aziz bin Abdillah bin Baz rahimahullah
سؤال: المسجد المبني من حرام؟
الجواب: يُصلّى فيه. الإثم على مَن بناه، فيعمر بطاعة الله
Pertanyaan:
Bagaimana dengan masjid yang dibangun dari harta yang haram?
Jawaban Syaikh Abdul Aziz bin Abdillah bin Baz rahimahullah:
Tidak mengapa shalat di dalamnya. Dosa (keharaman harta itu) adalah bagi yang membangunnya. Masjid itu hendaknya dimakmurkan dengan menjalankan ketaatan kepada Allah.
(Masaail al-Imam Ibn Baz no 149)
Oleh: Abu Utsman Kharisman