Kam 26 Jumadil awal 1446AH 28-11-2024AD

Bolehkah Penjual Memberi Harga yang Berbeda Kepada Pembeli?

Pertanyaan:

Seorang menjual suatu barang kepada orang yang kaya dengan harga tertentu. Kemudian datang orang lain yang fakir, dia jual dengan penyesuaian harga (lebih rendah). Orang yang kaya tadi kemudian komplain (karena diterapkan harga yang berbeda). Bagaimana hukum penjualan yang demikian?

Jawaban Syaikh Muhammad bin Sholih al-Utsaimin rahimahullah:

Apabila seseorang menjual barang kepada orang tertentu dengan suatu harga, kemudian ia menjual ke orang lain dengan harga yang lebih murah karena perasaan sungkan atau menyesuaikan keadaan pembeli, bisa jadi karena pembeli itu kerabatnya, orang yang fakir, atau selainnya, maka orang yang pertama tidak punya hak untuk menuntut penjual mengurangi harga yang telah terjadi dalam akad transaksi sebelumnya.

Kecuali, apabila pembeli pertama itu diberi harga tambahan yang lebih dari harga pasar. Misalkan, sang penjual telah menjual ke pembeli pertama itu dengan seharga 100 (Riyal) padahal harga pasarannya adalah 50 (Riyal). Dalam kondisi seperti ini, pembeli punya hak untuk menuntut penjual menurunkan harga agar sama dengan harga pasar.

Adapun jika harga pasar 100 (Riyal) kemudian sang penjual sudah menjualnya ke pembeli pertama seharga 100 (Riyal), kemudian datang orang fakir atau temannya atau kerabatnya, ia jual seharga 50 (Riyal), sang pembeli pertama tidak berhak untuk menuntut penjual. Karena penjual tidaklah menipu dia, justru yang dijual adalah harga normal.


Sumber: Silsilah Liqoat al-Bab al-Maftuh no 12

Transkrip Fatwa dalam Bahasa Arab 

السؤال

رجل باع سلعة لرجل غني بسعر، ثم جاءه آخر فقير، فباعه فراعاه في السعر، فعلم الغني، فجاء يعاتبه فما حكم هذا البيع؟

الجواب

إذا باع الإنسان سلعة لشخص بثمن، ثم باعها لشخص آخر بثمن أقل محاباة ومراعاة له، إما لقرابة، أو صداقة أو فقر أو غير ذلك، فليس للأول الحق في مطالبة البائع بتخفيض الثمن الذي جرى عليه العقد، إلا إذا كان قد زاد عليه زيادة لا يتسامح عن مثلها في السوق، مثلاً باعها له بمائة وهي في السوق بخمسين، هنا له الحق في مطالبته بتنزيل الثمن إلى ما تساويه في السوق.

أما لو كانت قيمتها في السوق مائة فباعها لرجل بمائة، ثم جاء آخر فقير أو صديق أو قريب، فباعها له بخمسين، فليس للمشتري الأول أن يطالبه؛ لأنه لم يغبنه ولم يغره بل باع له بثمن يبيع به الناس.

المصدر: سلسلة لقاءات الباب المفتوح > لقاء الباب المفتوح [12]

Penerjemah: Abu Utsman Kharisman

Tinggalkan Balasan