Apakah Seseorang yang Tidak Dapat Menyempurnakan Puasa Syawal Tetap Mendapatkan Pahala Puasa Syawal?

Pertanyaan:
Seorang muslimah berinisial shad, kaf, dan lam dari Amman, Yordania, bertanya: Saya telah memulai berpuasa enam hari di bulan Syawal, tetapi saya tidak dapat menyempurnakannya karena beberapa kondisi dan pekerjaan. Masih tersisa dua hari lagi. Apa yang harus saya lakukan, wahai Syaikh yang mulia? Apakah saya harus menggantinya? Apakah saya berdosa karena hal itu?
Jawaban Syaikh Abdul Aziz bin Abdillah bin Baaz rahimahullah:
Puasa enam hari di bulan Syawal adalah ibadah yang disunnahkan, bukan kewajiban. Maka, engkau mendapatkan pahala dari hari-hari yang engkau telah berpuasa padanya. Diharapkan pula engkau mendapatkan pahala sempurna jika penyebab tidak menyempurnakannya adalah udzur syar‘i (alasan yang dibenarkan secara syariat), berdasarkan sabda Nabi ﷺ:
إِذَا مَرِضَ الْعَبْدُ أَوْ سَافَرَ كَتَبَ اللّٰه لَهُ مَا كَانَ يَعْمَلُ مُقِيمًا صَحِيحًا
“Apabila seorang hamba sakit atau bepergian, maka Allah tetap mencatat baginya pahala seperti yang biasa ia kerjakan ketika dalam keadaan sehat dan bermukim.” (HR. Bukhari dalam Shahihnya)
Engkau juga tidak wajib mengganti hari-hari yang engkau tinggalkan. Hanya Allah-lah Sang Pemberi Taufik.
Sumber:
https://binbaz.org.sa/fatwas/12682/حكم-صيام-الست-من-شوال-وحكم-من-لم-يستطع-اكمالها#:~:text=الجواب%3A
Naskah fatwa dalam bahasa Arab:
حكم صيام الست من شوال؟ وحكم من لم يستطع إكمالها؟
السؤال: الأخت التي رمزت لاسمها بـ: ص. ك. ل. من عمَّان في الأردن تقول في سؤالها: بدأت في صيام الست من شوال ولكني لم أستطع إكمالها بسبب بعض الظروف والأعمال حيث بقي عليَّ منها يومان، فماذا أفعل يا سماحة الشيخ؟ هل أقضيها؟ وهل عليَّ إثم في ذلك؟
الجواب: صيام الأيام الستة من شوال عبادة مستحبة غير واجبة، فلك أجر ما صمت منها ويرجى لك أجرها كاملة إذا كان المانع لك من إكمالها عذرًا شرعيًا؛ لقول النبي ﷺ: إذا مرض العبد أو سافر كتب الله له ما كان يعمل مقيمًا صحيحًا[1] رواه البخاري في صحيحه. وليس عليك قضاء لما تركت منها. والله الموفق[2]
Penerjemah: Abu Dzayyal Muhammad Wafi