Apakah Larangan Memotong Rambut dan Kuku Berlaku Bagi Istri dan Keluarga Orang yang Berkurban?
Penanya:
Apakah boleh bagi seorang wanita dia memotong sebagian rambut dan kuku-kukunya serta (bagian) lainnya dalam masa sepuluh hari (permulaan) bulan Dzulhijjah, dengan memperhatikan bahwa penanggungjawab hukumnya bagi sang suami yang akan menunaikan penyembelihan dari sekeluarganya?
Jawaban (Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin rahimahullah):
Ya (boleh). Ringkasan pertanyaan ini bahwa apabila telah masuk sepuluh hari – sepuluh (awal) Dzulhijjah, sedangkan seseorang telah berencana melakukan penyembelihan kurban, sehingga dia tidak boleh mengambil bagian rambut, tidak pula bagian kulit, maupun kuku dirinya sama sekali. Apakah hukum ini berlaku juga kepada seluruh anggota keluarganya yang serumah, dalam artian; sang istri juga tidak boleh mengambil bagian apapun dari rambut, kulit maupun kuku dirinya sendiri, begitu pula bagi anggota keluarga lain yang tersisa?
Jawabannya adalah tidak.
Jadi orang-orang yang disertakan dalam niat cakupan keluarga orang yang berkurban, baik istri-istrinya, anak-anak lelaki maupun perempuannya, ibu-ibunya, serta seluruh yang tinggal di dalam rumah yang disertakan dalam niat anggota keluarga yang berkurban, penghuni rumah boleh bagi mereka mengambil bagian rambut-rambut, kuku-kuku maupun kulit-kulit mereka sendiri.
Karena Nabi shallallahu alaihi wasallam telah bersabda:
وَأَرَادَ أَحَدُكُمْ أَنْ يُضَحِّيَ
“… dan salah seorang dari kalian hendak melakukan penyembelihan kurban…”
Sementara beliau – alaihisholatu wassalam – tidak bersabda: ‘atau ikut disertakan dalam niat untuk berkurban.’
Juga karena Nabi shallallahu alaihi wasallam dulu beliau biasa berkurban dengan seekor kambing diniatkan dari beliau sendiri dan dari anggota keluarga beliau. Dalam keadaan tidak diperoleh riwayat sah bahwa beliau mengatakan kepada anggota keluarga beliau, ‘hendaklah kalian menahan diri agar tidak mengambil bagian-bagian (permukaan badan) tersebut.’
Kalau seandainya larangan bagi mereka (anggota keluarga) itu merupakan kewajiban, tentulah akan dijelaskan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Ya demikianlah.”
Sumber: Nur ‘Ala Ad Darb (kaset no. 328 sisi B) https://binothaimeen.net/content/12111
Redaksi Fatwa:
السائل : تقول السائلة في ءاخر أسئلتها هل يجوز للمرأة أن تقصّر من شعرها وأظافرها وغيرها خلال أيام العشر بحيث أن الحكم يمشي على الزوج بصفته المضحّي عن أهله؟
الشيخ : نعم. خلاصة هذا السؤال أنه إذا دخل العشر عشر ذي الحجة وأراد الإنسان أن يضحي فإنه لا يأخذ من شعره ولا من بشرته ولا من ظفره شيئا فهل هذا الحكم يتناول أهل البيت بمعنى أن الزوجة لا تأخذ من شعرها وبشرتها وظفرها شيئا وكذلك بقية العائلة؟
والجواب لا، فللمضحى عنه من الزوجات والأولاد بنين وبنات والأمهات بكل من في البيت ممن يضحي عنهم قيوم البيت لهم أن يأخذوا من شعورهم وأظفارهم وأبشارهم لأن النبي صلى الله عليه وعلى ءاله وسلم قال وأراد أحدكم أن يضحّي ولم يقل أو يضحى عنه ولأن النبي صلى الله عليه وسلم كان يُضحّي بالشاة عنه وعن أهل بيته ولم يرد أنه يقول لهم امتنعوا من أخذ ذلك ولو كان امتناعهم واجبا لبيّنه الرسول صلى الله عليه وسلم. نعم
Diterjemahkan oleh: Abu Abdirrohman Sofian