Hukum Memulai atau Menjawab Salam Bagi Sekelompok Kaum Muslimin
KAJIAN KITABUL JAMI’ MIN BULUGHIL MARAM (bag 8)
BAB:
ADAB
Hadits Ke-1444
وَعَنْ عَلِيٍّ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم : يُجْزِئُ عَنِ الْجَمَاعَةِ إِذَا مَرُّوا أَنْ يُسَلِّمَ أَحَدُهُمْ, وَيُجْزِئُ عَنْ الْجَمَاعَةِ أَنْ يَرُدَّ أَحَدُهُمْ . رَوَاهُ أَحْمَدُ وَالْبَيْهَقِيُّ
Dari Ali –semoga Allah meridhainya- ia berkata: Rasulullah shollallahu alaihi wasallam bersabda: telah mencukupi bagi sekelompok orang apabila berjalan berpapasan dengan orang lain salah satu dari mereka yang mengucapkan salam. Telah mencukupi bagi sekelompok orang itu (jika ada yang mengucapkan salam kepada mereka) dijawab oleh seorang dari mereka.
(Hadits riwayat Ahmad dan al-Baihaqiy)
Baca bagian sebelumnya: Siapakah yang Sebaiknya Memulai Mengucapkan Salam?
Penjelasan:
Hadits ini dihasankan oleh al-Hafidz Ibnu Hajar dalam Nataaijul Afkaar dan Syaikh al-Albaniy dalam Misykaatul Mashobiih.
Bagi sekelompok kaum muslimin, memulai mengucapkan salam adalah sunnah kifayah. Artinya sunnah yang tercukupi jika ada salah satu dari mereka yang mewakili mengucapkan salam. Namun, apabila yang lain juga mengucapkan salam, hal itu lebih utama.
Sedangkan menjawab salam, jika yang mendapat salam itu hanya seseorang, wajib baginya menjawab salam. Tapi jika yang mendapat salam adalah sekelompok kaum muslimin, cukup perwakilan seorang dari mereka yang menjawab. Hukum menjawab salam bagi sekelompok kaum muslimin adalah fardlu kifayah. Jika tidak hanya satu yang menjawab itu lebih utama, berdasarkan keumuman dalil:
أَفْشُوا السَّلَامَ
Sebarkanlah salam (H.R Muslim)
(disarikan dari Taudhihul Ahkam karya Syaikh Abdullah al-Bassam (7/301)).
Penulis:
Abu Utsman Kharisman