Lapang Dada dan Gembira Ketika Kaum Muslimin Mendapat Kebaikan
Pada saat ada seorang yang mencela Sahabat Nabi Ibnu Abbas, beliau tidak membalasnya. Beliau hanya menyebutkan 3 sifat pada diri beliau yang menunjukkan kecintaan beliau kepada kaum muslimin. Beliau gembira jika kaum muslimin mendapatkan kebaikan. Meskipun kebaikan itu tidak langsung beliau rasakan. Namun, sekedar mendengar ada kebaikan bagi suatu kaum muslimin di suatu daerah, beliau sudah senang dan gembira.
Ibnu Abbas senang jika saat membaca atau mendengar suatu ayat alQuran, beliau memahami artinya, beliau berharap semua orang memiliki pengetahuan yang sama dengan beliau. Kalau ada kesempatan menjelaskan maknanya, maka beliau akan berusaha menjelaskan dengan niatan berbagi ilmu dan mengantarkan saudaranya memahami ayat itu. Apabila saudaranya mendapatkan ilmu yang benar bukan melalui beliau, beliau juga senang.
Ibnu Abbas juga senang jika beliau mendengar ada seorang hakim yang bersikap adil dalam keputusan hukumnya, meskipun beliau tidak pernah meminta pengadilan terhadap hakim itu. Ibnu Abbas pun gembira jika mendengar hujan yang bermanfaat menimpa wilayah kaum muslimin. Meskipun Ibnu Abbas tidak memiliki hewan ternak yang digembalakan di daerah itu.
Hal ini menunjukkan kelapangan dada beliau dan sikap an-Nashihah, menginginkan kebaikan pada saudaranya kaum muslimin. Tidak ada pamrih di sana. Hati yang lapang demikian sulit ditumbuhi perasaan hasad, dendam, atau khianat.
Baca Juga: Awal Dosa-Dosa Makhluk Terhadap Allah
Berikut ini adalah hadits yang menjelaskan sikap Sahabat Nabi Ibnu Abbas tersebut:
عَنِ ابْنِ بُرَيْدَةَ الْأَسْلَمِيِّ قَالَ: شَتَمَ رَجُلٌ ابْنَ عَبَّاسٍ، فَقَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ: إِنَّكَ لَتَشْتُمُنِي وَفِيَّ ثَلَاثُ خِصَالٍ: إِنِّي لَآتِي عَلَى الْآيَةِ مِنْ كِتَابِ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ، فَلَوَدِدْتُ أَنَّ جَمِيعَ النَّاسِ يَعْلَمُونَ مِنْهَا مَا أَعْلَمُ مِنْهَا، وَإِنِّي لَأَسْمَعُ بِالْحَاكِمِ مِنْ حُكَّامِ الْمُسْلِمِينَ يَعْدِلُ فِي حُكْمِهِ فَأَفْرَحُ بِهِ، وَلِعَلِّي لَا أُقاضِي إِلَيْهِ أَبَدًا، وَإِنِّي لَأَسْمَعُ بِالْغَيْثِ قَدْ أَصَابَ الْبَلَدَ مِنْ بِلَادِ الْمُسْلِمِينَ فَأَفْرَحُ، وَمَا لِي بِهِ مِنِ سَائِمَةٍ
Dari Ibnu Buraidah al-Aslamiy ia berkata: Ada seseorang laki-laki yang mencela Ibnu Abbas. Maka Ibnu Abbas pun berkata: Sesungguhnya engkau mencela aku, padahal aku memiliki 3 hal. (Pertama) Sesungguhnya ketika aku mendapati suatu ayat dari Kitab Allah (alQuran), aku berharap agar semua manusia mengetahui (kandungan maknanya) sebagaimana yang aku ketahui. Dan (kedua) aku saat mendengar seorang hakim muslim bersikap adil dalam ketetapan hukumnya, aku begitu berbahagia. Meskipun mungkin saja aku tidak pernah (bersengketa dengan seseorang kemudian ) meminta dia untuk mengadili aku. (Ketiga) jika aku mendengar turun hujan lebat menimpa suatu wilayah kaum muslimin, aku bahagia. Meskipun tidak ada hewan ternak milikku yang digembalakan di wilayah tersebut (riwayat atThobaroniy dalam Mu’jamul Kabir, dinyatakan oleh al-Haitsamiy bahwa para perawinya adalah perawi dalam as-Shahih)
Baca Juga: Bagian Dari Amalan yang Paling Utama: Menggembirakan Saudara Seiman
Kelapangan dada untuk tidak memiliki perasaan dengki dan dendam pada sesama kaum muslimin juga ada pada Sahabat Nabi Abu Dujanah, Simaak bin Khorosyah. Sahabat Nabi Abu Dujanah radhiyallahu anhu menyatakan:
مَا مِنْ عَمَلِي شَيْءٌ أَوْثَقُ عِنْدِي مِنَ اثْنَتَيْنِ: أَمَّا إِحْدَاهُمَا فَكُنْتُ لَا أَتَكَلَّمُ فِيمَا لَا يَعْنِينِي، وَأَمَّا الْأُخْرَى فَكَانَ قَلْبِي لِلْمُسْلِمِينَ سَلِيمًا
Tidak ada amalanku yang paling aku harapkan melainkan 2 hal: yang pertama aku tidak berbicara dalam hal-hal yang tidak bermanfaat untukku. Sedangkan yang kedua, hatiku selamat dari kaum muslimin (tidak ada hasad atau dendam, pen) (riwayat Ibnu Abid Dunya dalam as-Shomt, seluruh perawinya ada dalam Shahih al-Bukhari atau Muslim)
Semoga Allah Ta’ala mengaruniakan kepada kita hati yang lapang, bersih dari hasad, dendam, maupun khianat.
Penulis: Abu Utsman Kharisman