Kam 26 Jumadil awal 1446AH 28-11-2024AD

Serial Kajian Kitab Tsalatsatul Ushul wa Adillatuha (Bag ke-2): Empat Hal yang Wajib Kita Pelajari

a person riding a surfboard on top of a wave

Matn (Pernyataan Penyusun Kitab)

بِسمِ اللَّهِ الرَّحمَنِ الرَّحِيمِ

اعلَم – رَحِمَكَ اللَّهُ – أَنَّهُ يَجِبُ عَلَينَا تَعَلُّمُ أَربَعِ مَسَائِلَ

الأُولَى: العِلمُ، وَهُوَ مَعرِفَةُ اللَّهِ، وَمَعرِفَةُ نَبِيِّهِ، وَمَعرِفَةُ دِينِ الإِسلَامِ بِالأَدِلَّةِ

الثَّانِيَةُ: العَمَلُ بِهِ

الثَّالِثَةُ: الدَّعوَةُ إِلَيهِ

الرَّابِعَةُ: الصَّبرُ عَلَى الأَذَى فِيهِ

وَالدَّلِيلُ قَولُهُ تَعَالَى: بِسمِ اللَّهِ الرَّحمَنِ الرَّحِيمِ وَالعَصرِ * إِنَّ الإِنسَانَ لَفِي خُسرٍ * إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوا بِالحَقِّ وَتَوَاصَوا بِالصَّبرِ

Terjemahan Matn:

Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

Ketahuilah, semoga Allah merahmati anda, sesungguhnya wajib bagi kita mempelajari 4 hal:

  1. Berilmu, yaitu: mengenal Allah, mengenal Nabi-Nya, dan mengenal agama Islam dengan dalil-dalilnya.
  2. Mengamalkan (ilmu tersebut).
  3. Mendakwahkan (mengajak orang untuk berilmu dan mengamalkannya, pent).
  4. Bersabar dalam menghadapi gangguan (selama menuntut ilmu, mengamalkan ilmu, dan mendakwahkannya, pent).

Dalilnya adalah firman Allah Ta’ala (yang artinya): Demi masa. Sesungguhnya manusia benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman, beramal shalih, saling berwasiat pada kebenaran, dan saling berwasiat untuk bersabar (Terjemah Quran surah al-Ashr)

Penjelasan

Syaikh memulai risalah Tsalatsatul Ushul dengan bacaan basmalah (bismillahirrohmaanirrohiim). Sebagaimana ini adalah teladan dari para Nabi. Nabi Sulaiman menuliskan basmalah dalam surat yang ditujukan kepada ratu Saba’. Demikian juga surat-surat yang Nabi Muhammad shollallahu alaihi wasallam kepada para pembesar di berbagai wilayah. Dimulai dengan basmalah. Kitab Allah alQuran juga dimulai dengan basmalah.

Beliau memulai ungkapan dengan pernyataan: “Ketahuilah, semoga Allah merahmati anda”. Ini adalah ungkapan kasih sayang. Berupa doa agar pembaca mendapat rahmat Allah.

Salah satu bentuk pengajaran yang terbaik adalah mengikatkan umat dengan dalil. Pernyataan-pernyataan beliau dalam kitab ini selalu diikuti dengan penyebutan dalil atau landasan alQuran atau hadits Nabi yang mendasarinya. Seperti ketika beliau menyebutkan bahwa kita harus berilmu, mengamalkan ilmu, mendakwahkannya serta bersabar dalam menjalani hal-hal itu, setelah itu beliau mengemukakan dalilnya. Dalilnya adalah surah al-Ashr dari awal hingga akhir.

Jika ada pertanyaan: Bukankah dalam surah al-Ashr tidak diungkapkan secara eksplisit keharusan menuntut ilmu. Di sana hanya disebutkan beriman dalam penyebutan pertama?

Jawabannya adalah sebagai berikut:

1. Untuk dapat beriman secara benar, bukankah kita harus tahu ilmunya? Bagaimana seseorang bisa beriman secara benar, kalau ia tidak mengetahui ilmu bimbingan dalam alQuran dan Sunnah tentang pengenalan terhadap Allah maupun seluruh rukun iman yang ada? Kalau tidak didasari oleh ilmu, seseorang akan salah dalam beriman. Jangan sampai ia menganggap sesuatu kekafiran atau kesyirikan sebagai iman karena ketidaktahuannya. Atau, bisa jadi karena ia tidak berilmu, ia tidak bisa mencapai kesempurnaan iman.

2. Akan disebutkan dalam pernyataan berikutnya bagaimana al-Imam al-Bukhari mengambil kesimpulan dari ayat al-Quran surah Muhammad ayat 19 akan keharusan berilmu sebelum berbicara maupun beramal. Sedangkan iman adalah termasuk amal.

عَنْ أَبِي ذَرٍّ قَالَ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيُّ الْأَعْمَالِ أَفْضَلُ قَالَ الْإِيمَانُ بِاللَّهِ وَالْجِهَادُ فِي سَبِيلِهِ

Dari Abu Dzar beliau berkata: Aku berkata: Wahai Rasulullah, amalan apakah yang paling utama? Rasul bersabda: Iman kepada Allah dan berjihad di jalanNya (H.R Muslim no 119)

Ilmu adalah landasan utama dan pertama. Pemahaman terhadap ilmu agama yang benar adalah tanda bahwa Allah menginginkan kebaikan pada diri orang tersebut.

مَنْ يُرِدِ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِي الدِّين

Barang siapa yang Allah menginginkan kebaikan padanya, Allah akan jadikan orang itu paham dalam (ilmu) agama (H.R al-Bukhari dan Muslim dari Muawiyah)

Mempelajari ilmu dan mengamalkan ilmunya adalah jalan lurus yang selalu kita mohonkan kepada Allah dalam surah al-Fatihah yang kita baca di setiap rakaat shalat. Kita berlindung kepada Allah agar tidak termasuk orang yang dimurkai, karena berilmu tapi tidak mengamalkan ilmunya. Kita juga berlindung agar tidak termasuk kelompok yang sesat, karena beramal tanpa ilmu (disarikan dari Tafsir Ibnu Katsir dan Tafsir as-Sa’diy).

Ketika kita sudah mengetahui suatu ilmu, tentu kita berharap kebaikan itu tidak hanya pada diri kita. Kita juga ingin kebaikan ilmu agama itu tersebar hingga seluruh makhluk mendapat manfaatnya. Kita pun semestinya mendakwahkannya secara hikmah karena Allah Ta’ala.

ادْعُ إِلَى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَن

Berdakwahlah (ajaklah manusia) menuju jalan Rabbmu secara hikmah, dan nasihat yang baik, serta debatlah mereka dengan cara yang terbaik…(Q.S anNahl ayat 125)

Berdakwah kepada manusia dengan didasari ilmu adalah jalan Nabi dan para pengikutnya.

قُلْ هَذِهِ سَبِيلِي أَدْعُو إِلَى اللَّهِ عَلَى بَصِيرَةٍ أَنَا وَمَنِ اتَّبَعَنِي وَسُبْحَانَ اللَّهِ وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ

Katakan (wahai Muhammad): Ini adalah jalanku, aku mengajak (manusia) kepada Allah di atas bashirah (ilmu). Demikianlah (jalan yang ditempuh) aku dan orang-orang yang mengikutiku. Maha Suci Allah dan aku bukan termasuk orang-orang yang berbuat kesyirikan (Q.S Yusuf:108)

Setelah seseorang berilmu, mengamalkan ilmunya, dan mendakwahkan secara hikmah, ia harus bersabar. Kesabaran yang disyariatkan ada 3, yaitu: bersabar untuk taat kepada Allah, bersabar untuk meninggalkan hal-hal yang diharamkan Allah, dan bersabar untuk menerima takdir dari Allah (disarikan dari Syarh Tsalatsatil Ushul libni Utsaimin (1/25)).


Oleh: Abu Utsman Kharisman

Tinggalkan Balasan