Serial Kajian Kitab Tsalatsatul Ushul wa Adillatuha (Bag ke-1): Pendahuluan dan Sekilas Tentang Penulis
Pendahuluan
Kitab Tsalatsatul Ushul adalah salah satu karya Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab rahimahullah. Kitab tersebut berisi panduan dasar dalam mengenal Allah, mengenal Nabi-Nya, dan mengenal agama Islam dengan dalil-dalilnya.
Tiga landasan utama yang juga merupakan pertanyaan di alam barzakh nanti. Di alam kubur, seseorang akan ditanya siapa Rabbnya, apakah agamanya, dan siapakah Nabinya. Disebutkan dalam hadits pertanyaan dua Malaikat kepada seorang yang beriman:
فَيَقُولَانِ لَهُ مَنْ رَبُّكَ فَيَقُولُ رَبِّيَ اللَّهُ فَيَقُولَانِ لَهُ مَا دِينُكَ فَيَقُولُ دِينِيَ الْإِسْلَامُ فَيَقُولَانِ لَهُ مَا هَذَا الرَّجُلُ الَّذِي بُعِثَ فِيكُمْ قَالَ فَيَقُولُ هُوَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Kedua Malaikat itu berkata: Siapa Rabbmu? Ia berkata: Rabbku adalah Allah. Kedua Malaikat berkata: Apakah agamamu? Ia berkata: Agamaku adalah Islam. Kedua Malaikat itu berkata: Siapakah laki-laki yang diutus kepada kalian? Ia berkata: Dia adalah utusan Allah shollallahu alaihi wasallam (H.R Abu Dawud dari al-Bara’ bin ‘Azib)
Tiga hal utama yang jika seseorang meridhai, meyakini, dan menjalankan konsekuensinya, akan merasakan manisnya iman.
ذَاقَ طَعْمَ الْإِيمَانِ مَنْ رَضِيَ بِاللَّهِ رَبًّا وَبِالْإِسْلَامِ دِينًا وَبِمُحَمَّدٍ رَسُولًا
Akan merasakan manisnya iman, orang yang ridha Allah sebagai Rabbnya, Islam sebagai agamanya, dan Muhammad sebagai Rasul (H.R Muslim dari Abbas bin Abdil Muththolib)
Tiga poin utama yang jika seseorang meridhai secara benar, akan menghantarkannya ke surga.
مَنْ قَالَ رَضِيتُ بِاللَّهِ رَبًّا وَبِالْإِسْلَامِ دِينًا وَبِمُحَمَّدٍ رَسُولًا وَجَبَتْ لَهُ الْجَنَّةُ
Barang siapa yang ridha Allah sebagai Rabb, Islam sebagai agama, dan Muhammad sebagai Rasul, wajib mendapatkan surga (H.R Abu Dawud dari Abu Said al-Khudriy)
Kitab Tsalatsatul Ushul tersebut juga berisi penjelasan dasar tentang mentauhidkan Allah, sejarah ringkas perjalanan hidup Nabi Muhammad shollallahu alaihi wasallam, sikap yang seharusnya dilakukan setiap muslim untuk mempelajari ilmu agama, mengamalkan ilmunya, mendakwahkan, dan bersabar di atasnya. Beliau menyampaikan dengan penyampaian yang mudah dipahami disertai dalil-dalilnya. Begitu besar kasih sayang beliau terhadap kaum muslimin.
Insyaallah kajian kita secara berseri adalah menuliskan pelajaran dari matn kitab Tsalatsatul Ushul wa Adillatuha dengan rangkuman dan ringkasan penjelasan dari para Ulama Ahlussunnah. Semoga Allah Ta’ala memberikan taufiq, kemudahan, dan pertolongan.
Sekilas tentang Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab
Beliau adalah salah satu Ulama Robbaniy, mujaddid (pembaharu), Imam, seorang yang sangat berilmu, namun banyak terdzhalimi dengan berbagai tuduhan dusta.
Nama Beliau: Muhammad bin Abdil Wahhab bin Sulaiman bin Ali bin Muhammad bin Ahmad bin Rosyid.
Beliau berasal dari Bani Tamim. Bertemu dengan nasab Nabi shollallahu alaihi wasallam pada Ilyas bin Mudhor. Bani Tamim adalah keturunan Ismail dari jalur Adnan.
Ayah dan kakek beliau adalah Ahli Fiqh yang menjadi Qadhi (hakim) di Uyainah. Melalui jalur ayah dan kakek beliau itu beliau memiliki sanad bersambung dalam periwayatan fiqh madzhab Hanbaliy sampai al-Imam Ahmad bin Hanbal.
Kuniah beliau : Abul Hasan
Lahir: 1115 H/ 1703 M di negeri Uyainah
Wafat: 1206 H/ 1793 M di negeri ad-Dir’iyyah
Sudah hafal Quran sebelum mencapai 10 tahun. Ayah beliau Abdul Wahhab bin Sulaiman bin Ali adalah salah satu Ulama madzhab Hanabilah.
Beliau berasal dari Bani Tamim. Di antara keutamaan Bani Tamim, disebutkan dalam hadits:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ مَا زِلْتُ أُحِبُّ بَنِي تَمِيمٍ مُنْذُ ثَلَاثٍ سَمِعْتُ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ فِيهِمْ سَمِعْتُهُ يَقُولُ هُمْ أَشَدُّ أُمَّتِي عَلَى الدَّجَّالِ قَالَ وَجَاءَتْ صَدَقَاتُهُمْ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ هَذِهِ صَدَقَاتُ قَوْمِنَا وَكَانَتْ سَبِيَّةٌ مِنْهُمْ عِنْدَ عَائِشَةَ فَقَالَ أَعْتِقِيهَا فَإِنَّهَا مِنْ وَلَدِ إِسْمَاعِيلَ
Dari Abu Hurairah –semoga Allah meridhainya- ia berkata: Aku senantiasa mencintai Bani Tamim sejak aku mendengar 3 hadits dari Rasulullah shollallahu alaihi wasallam. Aku mendengar beliau bersabda tentang mereka: Mereka adalah umatku yang paling keras permusuhannya terhadap Dajjal. (Hadits yang lain) pernah datang shodaqoh mereka kemudian Rasulullah shollallahu alaihi wasallam bersabda: Ini adalah shodaqoh-shodaqoh dari kaum kami. (Hadits yang lain) Pernah ada tawanan perang wanita (dari kalangan Bani Tamim) di sisi Aisyah kemudian Rasul bersabda: Bebaskanlah dia karena dia termasuk keturunan Ismail (muttafaqun alaih, riwayat al-Bukhari dan Muslim)
Perjalanan Menuntut Ilmu
Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab berkelana menuntut ilmu dari para Ulama yang hidup di masa beliau. Bermula dari Uyainah -negeri kelahiran- menuju Makkah untuk menunaikan ibadah haji. Berlanjut ke Madinah, kemudian ke Bashrah dan az-Zubair di Iraq. Selanjutnya perjalanan menuntut ilmu adalah menuju al-Ihsaa’ dan kemudian Huraimalaa’.
Di Madinah beliau berguru kepada Syaikh Abdullah bin Ibrahim bin Saif. Sebagai hadits pertama yang disampaikan, Syaikh Abdullah bin Ibrahim ini mengijazahkan kepada Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab hadits al-musalsal bil awwaliyah dengan sanad bersambung sampai Imam Ahmad:
الرَّاحِمُوْنَ يَرْحَمُهُمُ الرَّحْمَن
Orang-orang yang penyayang, akan mendapat kasih sayang dari arRahmaan (H.R Ahmad)
Hadits itu disebut dengan hadits musalsal bil awwaliyyah karena para penyampai riwayat secara berantai menyatakan bahwa hadits itu adalah hadits pertama yang aku dengar dari guruku.
Syaikh Abdullah bin Ibrahim bin Saif pula yang mengijazahkan periwayatan kitab-kitab hadits induk secara bersanad melalui jalur sanad Abdul Baqi al-Hanbaliy kepada Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab. Di antara kitab-kitab hadits yang diijazahkan dengan sanad bersambung kepada penyusunnya adalah Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan atTirmidzi, Sunan anNasaai, Sunan Abu Dawud, Sunan Ibnu Majah, karya-karya ad-Daarimiy, musnad asy-Syafi’i, Muwattha’ Imam Malik, dan Musnad Ahmad.
Melalui Syaikh Abdullah bin Ibrahim bin Saif pula beliau bisa mengambil ilmu dari Ulama hadits Syaikh Hayyaat bin Ibrahim as-Sindiy, seorang Ulama hadits kelahiran Pakistan kemudian tinggal di Madinah mengajarkan pelajaran sebelum sholat Subuh di masjid Nabawi. Beliau juga guru dari al-Imam ash-Shon’aaniy penyusun kitab Subulus Salam.
Berikut ini akan dikutipkan salah satu sanad periwayatan Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab sampai al-Imam al-Bukhari:
عبدالله بن إبراهيم المدني، عن عبدالقادر التغلبي، عن عبدالباقي، عن أحمد الوفائي، عن موسى الحجازي، عن أحمد الشويكي، عن العسكري، عن الحافظ عبدالرحمن بن رجب، عن الحافظ شمس الدين ابن القيم، عن شيخ الإسلام الحافظ تقي الدين أبي العباس ابن تيمية، عن الفخر ابن البخاري، عن أبي ذر الهَرَوي، عن شيوخه الثلاثة السرخسي والمستملي والكُشْمَيْهَني، عن محمد بن يوسف الفربري، عن أبي عبد الله محمد بن إسماعيل البخاري
Abdullah bin Ibrahim al-Madaniy dari Abdul Qodir atTaghlabiy dari Abdul Baqi dari Ahmad al-Wafaa-iy dari Musa al-Hijaaziy dari Ahmad asy-Syuwaikiy dari al-‘Askariy dari al-Hafidz Abdurrahman bin Rajab dari al-Hafidz Syamsuddin Ibnul Qoyyim dari Syaikhul Islam al-Hafidz Taqiyuddin Abul Abbas Ibnu Taimiyyah dari al-Fakhr bin al-Bukhari dari Abu Dzar al-Harawiy dari 3 syaikhnya: as-Sarkhosiy, al-Mustamliy, dan al-Kusymahayniy dari Muhammad bin Yusuf al-Farabriy dari Abu Abdillah Muhammad bin Ismail al-Bukhariy (14 orang perawi antara beliau dengan al-Imam al-Bukhari)
Guru-guru Beliau
Di Madinah: Abdullah bin Ibrahim bin Saif, Hayyaat as-Sindiy, Ali Afandi ad-Daaghastaaniy, Ismail bin Muhammad al-‘Ajluuniy, Abdul Lathif al-Ihsaa-iy
Di Bashrah dan az-Zubair (Iraq): Muhammad al-Majmu’iy
Di Al-Ihsaa’ : Abdullah bin Abdil Lathif asy-Syafi’iy
Di Huraimalaa’ : ayah beliau, Abdul Wahhab bin Sulaiman
Karya-karya Beliau
Karya Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab banyak bermanfaat bagi kaum muslimin, di antaranya dalam akidah dan tauhid: Tsalatsatul Ushul, Qowaidul Arba’, Kitabut Tauhid, Kasyfusy Syubuhat, Ushulus Sittah, Fadhlul Islam, Nawaqidhul Islam, Masaailul Jahiliyyah, Mufiidul Mustafid bi Kufri Tarikit Tauhid. Beliau juga menyusun kitab Ushul Iman yang berisi 142 hadits dalam akidah.
Beliau juga menyusun kitab Fadhoilul Quran berisi kumpulan ayat dan hadits-hadits serta atsar Sahabat Nabi tentang bagaimana seharusnya berinteraksi dengan alQuran.
Dalam ilmu fiqh beliau memiliki karya Majmu’ fil hadits ‘ala Abwaabil Fiqh yang berisi kurang lebih 4600-an hadits maupun atsar. Untuk pemula, beliau susun kitab Adab al-Masyiy ilas Sholaah yang berisi dasar-dasar bersuci, shalat, pengurusan jenazah, zakat, dan puasa. Lebih mendasar lagi, beliau punya karya Syuruthus Sholaah wa Arkaanuha wa Waajibaatuha (Syarat-syarat, Rukun-rukun dan Kewajiban dalam Shalat). Beliau juga meringkas kitab fiqh Hanbali al-Inshaaf dan asy-Syarhul Kabiir.
Kitab al-Kabaair adalah juga salah satu karya beliau yang menjelaskan tentang dosa-dosa besar yang harus dihindari. Berisi sekitar 258 hadits.
Dalam ilmu tafsir, beliau juga memiliki karya tafsir terhadap beberapa ayat dalam surah-surah tertentu dalam alQuran.
Dalam ilmu Sirah Nabi, beliau meringkas kitab Zaadul Ma’ad karya Ibnul Qoyyim. Beliau juga punya karya Mukhtashar Siratir Rasul.
Demikianlah secara ringkas penjelasan tentang kitab Tsalatsatul Ushul dan penulisnya. Insyaallah pada kajian berikutnya kita akan masuk dalam pembahasan kitab. Semoga Allah Subhanahu Wa Ta’ala senantiasa memberikan taufiq, pertolongan, dan ampunan kepada segenap kaum muslimin.
Penulis: Abu Utsman Kharisman