Kam 26 Jumadil awal 1446AH 28-11-2024AD

Shahihkah Hadits Qudsi “Kuntu Kanzan Makhfiyyan”?

Dalam salah satu video kunjungan Gus Baha ke kediaman pak Quraish Shihab, di bagian-bagian awal, Gus Baha memperkenalkan dirinya sesuai permintaan. Kemudian, Gus Baha menyatakan (dari menit 4.18):

“Ketika saya melihat bahwa kenabian itu harus dimaklumatkan, dalam hadits Qudsi Allah ngendikan:

كُنْتُ كَنْزًا مَخْفِيًّا فَأَرَدْتُ أَنْ أُعْرَفَ فَخَلَقْتُ الْخَلْقَ لِيَعْرِفُوْنِي

Demikian kutipan dari pernyataan Gus Baha yang menukil kalam yang dianggap sebagai hadits. Bahkan itu kutipan pertama yang Gus Baha sampaikan.

Kalam tersebut artinya adalah:

“Aku adalah perbendaharaan yang tersembunyi. Kemudian Aku berkeinginan agar Aku dikenal. Maka Aku pun menciptakan makhluk agar mereka mengenal Aku”.

Benarkah kalam tersebut merupakan hadits qudsi yang shahih?

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah menilai bahwa kalam tersebut bukanlah hadits Nabi shollallahu alaihi wasallam. Bahkan beliau tidak mengenal kalimat tersebut dalam hadits bersanad baik shahih maupun dhaif. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah menyatakan:

وَمَا يَرْوُونَهُ: كُنْت كَنْزًا لَا أُعْرَفُ فَأَحْبَبْتُ أَنْ أُعْرَفَ فَخَلَقْتُ خَلْقًا فَعَرَّفْتهمْ بِي فَبِي عَرَفُونِي. هَذَا لَيْسَ مِنْ كَلَامِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَلَا أَعْرِفُ لَهُ إسْنَادًا صَحِيحًا وَلَا ضَعِيفًا

Apa yang mereka riwayatkan: “Aku adalah perbendaharaan yang tidak dikenal. Aku ingin agar Aku dikenal. Maka Aku pun menciptakan makhluk yang Aku beri pengenalan kepada mereka denganKu, dan dengan-Ku lah mereka mengenali aku”. Ini bukanlah sabda Nabi shollallahu alaihi wasallam, dan saya tidak mengenalinya bersanad baik dalam hadits yang shahih maupun dhaif (al-Fatawa al-Kubro (5/88)).

Penilaian Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah tersebut juga diikuti oleh para Ulama setelahnya seperti az-Zarkasyi, al-Hafidz Ibnu Hajar, dan as-Suyuthiy. Hal itu dirangkum oleh al-Ajluniy dalam kitab Kasyful Khofaa’ pada poin pembahasan nomor 2016:

 كُنْت كَنْزًا لَا أُعْرَفُ فَأَحْبَبْتُ أَنْ أُعْرَفَ فَخَلَقْتُ خَلْقًا فَعَرَّفْتهمْ بِي فَعَرَفُونِي. وفي لفظ: فتعرفت إليهم فبي عرفوني. قال ابن تيمية: ليس من كلام النبي صلى الله عليه وسلم ولا يعرف له سند صحيح ولا ضعيف. وتبعه الزركشي والحافظ ابن حجر في اللآلئ والسيوطي وغيرهم

(Pernyataan) “Aku adalah perbendaharaan, Aku tidak dikenal. Aku pun ingin untuk dikenal. Maka Aku ciptakan makhluk yang Aku kenalkan dengan-Ku sehingga mereka mengenal-Ku”. Dalam lafadz lain disebutkan: “Aku pun mengenalkan kepada mereka, sehingga dengan-Ku mereka mengenali-Ku”. Ibnu Taimiyyah berkata: Ini bukanlah termasuk ucapan Nabi shollallahu alaihi wasallam dan tidak dikenal sanad yang shahih maupun dhaif (sebagai hadits Nabi, pent). Pendapat (Ibnu Taimiyyah ini) diikuti oleh az-Zarkasyi, al-Hafidz Ibnu Hajar dalam kitab al-Laaliy, demikian juga as-Suyuthiy dan selain mereka (Kasyful Khofa’ karya al-Ajluniy (2/132)).

Kesimpulan

Kutipan kalam yang dinilai Gus Baha sebagai hadits Qudsi tersebut tidaklah dikenal sebagai hadits yang bersanad oleh para Ulama hadits. Hanyalah masyhur sebagai kalimat yang dinukil dari mulut ke mulut, sebagaimana penjelasan al-Ajluniy rahimahullah.

Catatan Tambahan

Sebagai catatan tambahan: menisbatkan ucapan yg bukan ucapan Allah bukanlah perkara yang ringan. Tidak boleh seseorang bermudah-mudahan dalam hal itu. Karena itu, seseorang yang hendak menyampaikan hadits semestinya memastikan terlebih dahulu validitas riwayatnya, agar jangan sampai menisbatkan ucapan itu sebagai sabda Nabi atau bahkan firman Allah dalam hadits qudsi, padahal tidaklah demikian. Sejak dahulu, para Ulama hadits telah memperingatkan umat akan bahayanya hal tersebut.

Wallaahu A’lam


Penulis: Abu Utsman Kharisman

Tinggalkan Balasan