Memikirkan Nikmat-Nikmat Allah
Begitu berlimpah nikmat Allah kepada kita. Tidak akan mungkin kita bisa menghitung nikmat-nikmat Allah tersebut secara keseluruhan.
وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللَّهِ لَا تُحْصُوهَا
Dan jika kalian menghitung-hitung nikmat Allah, kalian tidak akan sanggup menghitung keseluruhannya (Q.S Ibrahim ayat 34 dan anNahl ayat 18)
Namun, upaya mengingat-ingat dan memikirkan nikmat Allah adalah termasuk ibadah yang utama.
Allah Ta’ala memerintahkan kita untuk mengingat-ingat nikmat Allah agar kita beruntung.
فَاذْكُرُوا آَلَاءَ اللَّهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
…maka ingat-ingatlah nikmat-nikmat Allah agar kalian beruntung (Q.S al-A’raaf ayat 69)
Umar bin Abdil Aziz rahimahullah menyatakan:
الْكَلَامُ بِذِكْرِ اللهِ حَسَنٌ، وَالْفِكْرَةُ فِي نَعَمِ اللهِ أَفْضَلُ الْعِبَادَةِ
Ucapan dengan menyebut (mengingat) Allah adalah baik. Memikirkan nikmat-nikmat Allah adalah (termasuk) ibadah yang paling utama (riwayat Abu Nuaim dalam Hilyatul Awliyaa’, dinukil oleh Ibnu Katsir dalam Tafsirnya)
Dikutip dari buku “Keteladanan Umar bin Abdil Aziz”, Abu Utsman Kharisman