Kam 26 Jumadil awal 1446AH 28-11-2024AD

Allah Ta’ala Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Kasih sayang-Nya meliputi segala sesuatu.

وَرَحْمَتِي وَسِعَتْ كُلَّ شَيْءٍ

…dan rahmat-Ku (kasih sayang-Ku) meliputi segala sesuatu…
(Q.S al-A’raaf ayat 156)

Rahmat Allah mendahului dan melampaui kemurkaan-Nya.

إِنَّ اللَّهَ كَتَبَ كِتَابًا قَبْلَ أَنْ يَخْلُقَ الْخَلْقَ إِنَّ رَحْمَتِي سَبَقَتْ غَضَبِي

Sesungguhnya Allah sebelum menciptakan para makhluk, menuliskan: Sesungguhnya rahmat-Ku mendahului kemurkaan-Ku
(H.R al-Bukhari dari Abu Hurairah)

Dalam riwayat lain, dinyatakan:

إِنَّ رَحْمَتِي تَغْلِبُ غَضَبِي

Sesungguhnya rahmat-Ku (kasih sayang-Ku) melampaui kemurkaan-Ku
(H.R al-Bukhari dan Muslim)


Baca Juga: Allah Adalah Yang Paling Penyayang Dari Seluruh Penyayang


Selain Allah memiliki sifat rahmat (kasih sayang) yang sempurna sesuai dengan kemuliaan-Nya, Dia juga menciptakan kasih sayang. Allah ciptakan kasih sayang menjadi 100 bagian. Antar bagian jaraknya seperti antara langit dengan bumi.

Satu bagian dari 100 rahmat itu ditebarkan di dunia, sehingga para makhluk saling mengasihi satu sama lain. Sedangkan 99 bagian yang tersisa Allah simpan untuk di akhirat.

إِنَّ اللَّهَ خَلَقَ الرَّحْمَةَ يَوْمَ خَلَقَهَا مِائَةَ رَحْمَةٍ فَأَمْسَكَ عِنْدَهُ تِسْعًا وَتِسْعِينَ رَحْمَةً وَأَرْسَلَ فِي خَلْقِهِ كُلِّهِمْ رَحْمَةً وَاحِدَةً فَلَوْ يَعْلَمُ الْكَافِرُ بِكُلِّ الَّذِي عِنْدَ اللَّهِ مِنَ الرَّحْمَةِ لَمْ يَيْئَسْ مِنَ الْجَنَّةِ وَلَوْ يَعْلَمُ الْمُؤْمِنُ بِكُلِّ الَّذِي عِنْدَ اللَّهِ مِنَ الْعَذَابِ لَمْ يَأْمَنْ مِنَ النَّارِ

Sesungguhnya Allah menciptakan rahmat pada hari penciptaannya menjadi 100 rahmat. Allah menahan di sisi-Nya 99 rahmat dan Allah kirimkan pada makhluk seluruhnya 1 rahmat. Kalau seandainya seorang kafir mengetahui seluruh rahmat yang ada di sisi Allah, ia tidak akan putus asa dari surga. Kalau seandainya seorang yang beriman mengetahui segala siksaan yang ada di sisi Allah, niscaya ia tidak akan merasa aman dari neraka
(H.R al-Bukhari)

جَعَلَ اللَّهُ الرَّحْمَةَ مِائَةَ جُزْءٍ فَأَمْسَكَ عِنْدَهُ تِسْعَةً وَتِسْعِينَ وَأَنْزَلَ فِى الأَرْضِ جُزْءًا وَاحِدًا فَمِنْ ذَلِكَ الْجُزْءِ تَتَرَاحَمُ الْخَلاَئِقُ حَتَّى تَرْفَعَ الدَّابَّةُ حَافِرَهَا عَنْ وَلَدِهَا خَشْيَةَ أَنْ تُصِيبَهُ

Allah menjadikan rahmat itu 100 bagian. Dia tahan di sisi-Nya 99 (bagian). Dia turunkan satu bagian di bumi. Dari bagian itu, para makhluk saling berkasih sayang hingga seekor hewan mengangkat kukunya agar tidak mengenai anaknya
(H.R Muslim)

خَلَقَ اللَّهُ مِائَةَ رَحْمَةٍ فَوَضَعَ وَاحِدَةً بَيْنَ خَلْقِهِ وَخَبَأَ عِنْدَهُ مِائَةً إِلاَّ وَاحِدَةً

Allah menciptakan 100 kasih sayang. Dia letakkan 1 bagian di antara para makhluk-Nya, dan Dia simpan di sisi-Nya 100 kurang 1 (99 bagian)
(H.R Muslim)

إِنَّ لِلَّهِ مِائَةَ رَحْمَةٍ أَنْزَلَ مِنْهَا رَحْمَةً وَاحِدَةً بَيْنَ الْجِنِّ وَالإِنْسِ وَالْبَهَائِمِ وَالْهَوَامِّ فَبِهَا يَتَعَاطَفُونَ وَبِهَا يَتَرَاحَمُونَ وَبِهَا تَعْطِفُ الْوَحْشُ عَلَى وَلَدِهَا وَأَخَّرَ اللَّهُ تِسْعًا وَتِسْعِينَ رَحْمَةً يَرْحَمُ بِهَا عِبَادَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

Sesungguhnya Allah memiliki 100 kasih sayang. Dia turunkan darinya satu kasih sayang antar jin, manusia, hewan-hewan ternak, dan binatang buas. Dengan (satu bagian kasih sayang) itu mereka saling mengasihi dan saling menyayangi. Dengan itu binatang buas merasa kasihan terhadap anaknya. Dan Allah mengakhirkan 99 (bagian) kasih sayang yang Dia akan menyayangi dengannya para hamba-Nya pada hari kiamat
(H.R Muslim)

إِنَّ لِلَّهِ مِائَةَ رَحْمَةٍ فَمِنْهَا رَحْمَةٌ بِهَا يَتَرَاحَمُ الْخَلْقُ بَيْنَهُمْ وَتِسْعَةٌ وَتِسْعُونَ لِيَوْمِ الْقِيَامَةِ

Sesungguhnya Allah memiliki 100 (bagian) kasih sayang. Di antaranya adalah satu (bagian) kasih sayang yang dengannya para makhluk saling menyayangi di antara mereka. Sedangkan 99 (bagian)nya adalah untuk di hari kiamat
(H.R Muslim dari Salman)

إِنَّ اللَّهَ خَلَقَ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ مِائَةَ رَحْمَةٍ كُلُّ رَحْمَةٍ طِبَاقَ مَا بَيْنَ السَّمَاءِ وَالأَرْضِ فَجَعَلَ مِنْهَا فِى الأَرْضِ رَحْمَةً فَبِهَا تَعْطِفُ الْوَالِدَةُ عَلَى وَلَدِهَا وَالْوَحْشُ وَالطَّيْرُ بَعْضُهَا عَلَى بَعْضٍ فَإِذَا كَانَ يَوْمُ الْقِيَامَةِ أَكْمَلَهَا بِهَذِهِ الرَّحْمَةِ

Sesungguhnya pada hari penciptaan langit dan bumi Allah menciptakan 100 (bagian) kasih sayang. Tiap tingkatan kasih sayang itu adalah antara langit dan bumi. Allah menjadikan darinya satu kasih sayang di bumi, sehingga ibu mengasihi anaknya. Demikian juga berkasih sayang (dengan satu bagian itu) binatang buas dan burung. Pada hari kiamat, Allah akan sempurnakan kasih sayang tersebut
(H.R Muslim)


Baca Juga: Apakah “Islam Rahmatan Lil ‘Alamin” Itu?


Ternyata, kasih sayang yang tersebar di muka bumi ini hanyalah 1 bagian dari 100 bagian rahmat yang Allah ciptakan. Sehingga, manusia yang paling penyayang di bumi, itu hanya implementasi dari 1 bagian tersebut. Satu bagian itu pun juga masih dibagi-bagi dengan seluruh makhluk lain dalam berkasih sayang antar mereka.

Sedangkan kasih sayang yang hakiki adalah di akhirat nanti. Disempurnakan menjadi 100 bagian kasih sayang bagi para hamba yang masuk surga Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Karena itu, Allah Ta’ala menyebut surga sebagai rahmat-Nya:

قَالَ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى لِلْجَنَّةِ أَنْتِ رَحْمَتِي أَرْحَمُ بِكِ مَنْ أَشَاءُ مِنْ عِبَادِي

Allah Tabaroka wa Ta’ala berfirman kepada surga: Engkau adalah rahmat-Ku, Aku merahmati denganmu siapa saja yang Aku kehendaki dari para hamba-Ku
(H.R al-Bukhari dan Muslim)

Hal itu memberikan pelajaran kepada kita bahwa kasih sayang yang hakiki kepada sesama manusia adalah ketika kita bisa mengarahkan dia untuk masuk surga karena mengikuti aturan dan syariat Allah Azza Wa Jalla, menjadi orang yang beriman dan bertakwa.


Baca Juga: Barangsiapa yang Bersungguh-Sungguh (Berjuang di Jalan Allah), Allah Akan Beri Petunjuk


Ketika kita mengetahui bahwasanya Allah Ta’ala adalah yang paling penyayang dari seluruh penyayang, bahkan kasih sayang makhluk hanya sedikit sekali dibandingkan kasih sayang Allah, maka kita semestinya bersemangat untuk mempelajari aturan-aturan Allah dalam alQuran maupun hadits-hadits Nabi yang shahih, kemudian mengamalkan dan menyebarkannya, karena itu adalah cerminan dari kasih sayang Sang Maha Penyayang.

Jika telah jelas bagi kita aturan dan syariat Allah, janganlah ditentang dengan akal dan perasaan kita, karena sebenarnya kita akan menentang implementasi dari kasih sayang yang sebenarnya. Bagaimana bisa kita menolak kasih sayang Sang Maha Penyayang dengan keterbatasan yang ada pada manusia?!

 

Dikutip dari:
Buku “Islam Rahmatan Lil Alamin (Menebarkan Kasih Sayang dalam Bimbingan al-Quran dan Sunnah)”, Abu Utsman Kharisman

Tinggalkan Balasan