Khotbah Jumat: Sikap yang Benar Terhadap Hari Raya Orang Kafir
Khotbah Pertama
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَجَعَلَ الظُّلُمَاتِ وَالنُّورَ ثُمَّ الَّذِينَ كَفَرُوا بِرَبِّهِمْ يَعْدِلُونَ. وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. وَقَالَ اللهُ تَعَالَى: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَابْتَغُوا إِلَيْهِ الْوَسِيلَةَ وَجَاهِدُوا فِي سَبِيلِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
Saudaraku kaum muslimin rahimakumullah…
Seorang muslim yang baik akan berinteraksi dengan orang-orang kafir sesuai dengan yang diajarkan dalam alQuran dan Sunnah Nabi shollallahu alaihi wasallam. Mereka tidak melampaui bimbingan alQuran dan Sunnah Nabi. Mereka pun menahan diri tidak melakukan hal-hal yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya.
Seorang muslim seharusnya tetap memegang prinsip akidah dan keislamannya. Tidak melakukan hal-hal yang dilarang agama dengan alasan toleransi beragama.
Kita tidak boleh mendzhalimi manusia siapapun, apapun agamanya. Sikap kita dalam berakhlak mulia berlaku untuk sesama, baik dia muslim maupun non muslim.
Allah tidak melarang kita berbuat baik dan bersikap adil kepada orang yang berbeda agama dengan kita selama ia tidak memerangi kita.
لَا يَنْهَاكُمُ اللَّهُ عَنِ الَّذِينَ لَمْ يُقَاتِلُوكُمْ فِي الدِّينِ وَلَمْ يُخْرِجُوكُمْ مِنْ دِيَارِكُمْ أَنْ تَبَرُّوهُمْ وَتُقْسِطُوا إِلَيْهِمْ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِينَ
Allah tidaklah melarang kalian untuk bersikap terhadap orang-orang (kafir) yang tidak memerangi kalian secara agama dan tidak mengusir dari kampung kalian untuk berbuat baik dan bersikap adil kepada mereka. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bersikap adil
(Q.S al-Mumtahanah ayat 8)
Jika seorang kafir yang tidak memerangi Islam masuk ke dalam suatu negeri, dan mendapat jaminan keamanan dari satu muslim saja, ia tidak boleh diganggu oleh muslim yang lain. Terjamin keamanannya. Rasulullah shollallahu alaihi wasallam bersabda:
الْمُسْلِمُونَ تَتَكَافَأُ دِمَاؤُهُمْ يَسْعَى بِذِمَّتِهِمْ أَدْنَاهُمْ وَيُجِيرُ عَلَيْهِمْ أَقْصَاهُمْ
Kaum muslimin adalah setara dalam darah mereka. Pihak yang paling rendah dari mereka sudah cukup untuk memberikan jaminan perlindungan, sehingga yang terjauh dari mereka pun juga turut melindungi (orang yang di bawah jaminan itu)
(H.R Abu Dawud)
Namun seorang muslim tidak boleh meridhai dan menyetujui kekafiran. Seorang muslim tidak boleh mendukung segala bentuk kekafiran. Di antaranya mengucapkan selamat hari raya Natal atau pun hari raya kekafiran apapun kepada pemeluk agama lain.
Para Ulama kaum muslimin terdahulu telah sepakat bahwasanya hal itu diharamkan. Al-Imam Ibnul Qoyyim al-Jauziyyah rahimahullah menyatakan:
وَأَمَّا التَّهْنِئَةُ بِشَعَائِرِ الْكُفْرِ الْمُخْتَصَّةِ بِهِ فَحَرَامٌ بِالْإِتِّفَاقِ مِثْلُ أَنْ يُهَنِّئَهُمْ بِأَعْيَادِهِمْ وَصَوْمِهِمْ فَيَقُوْلُ عِيْدٌ مُبَارَكٌ عَلَيْكَ أَوْ تَهَنَّأَ بِهَذَا الْعِيْدِ وَنَحْوِهِ فَهَذَا إِنْ سَلِمَ قَائِلُهُ مِنَ الْكُفْرِ فَهُوَ مِنَ الْمُحَرَّمَاتِ وَهُوَ بِمَنْزِلَةِ أَنْ يُهَنِّئَهُ بِسُجُوْدِهِ لِلصَّلِيْبِ بَلْ ذَلَكِ أَعْظَمُ إِثْمًا عِنْدَ اللهِ وَأَشَدُّ مَقْتًا مِنَ التَّهْنِئَةِ بِشُرْبِ الْخَمْرِ وَقَتْلِ النَّفْسِ
Adapun mengucapkan selamat dengan syiar-syiar kekafiran yang khusus, itu adalah haram dengan kesepakatan para Ulama. Seperti mengucapkan selamat akan hari raya mereka dan ibadah puasa mereka. Dengan menyatakan: Semoga menjadi hari raya yang diberkahi bagimu. Atau mengucapkan selamat akan perayaan hari raya itu dan semisalnya. Hal ini, meskipun seandainya orang yang mengucapkannya selamat dari kekafiran, itu mereupakan keharaman, seperti mengucapkan selamat akan sujudnya mereka terhadap salib. Bahkan itu lebih besar dosanya di sisi Allah dan lebih besar kemurkaan Allah untuk mereka dibandingkan mengucapkan selamat karena meminum khamr atau membunuh seseorang
(Ahkaamu Ahlidz Dzimmah (1/441)
Sahabat Nabi Umar bin al-Khoththob radhiyallahu anhu menyatakan:
اجْتَنِبُوا أَعْدَاءَ اللهِ الْيَهُودَ وَالنَّصَارَى فِي عِيدِهِمْ يَوْمَ جَمْعِهِمْ، فَإِنَّ السَّخَطَ يَنْزِلُ عَلَيْهِمْ، فَأَخْشَى أَنْ يُصِيبَكُمْ
Jauhilah musuh-musuh Allah Yahudi dan Nashara di hari raya mereka dan masa mereka berkumpul karena kemurkaan (Allah) akan turun kepada mereka. Aku takut akan menimpa kalian
(H.R al-Baihaqiy dalam Syu’abul Iman)
Semoga Allah Subhaanahu Wa Ta’ala senantiasa memberikan taufiq kepada kaum muslimin untuk bisa bersikap secara benar dalam bimbingan syariat, berinteraksi secara tepat kepada sesama muslim maupun pemeluk agama lain.
أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ وَلِجَمِيْعِ اْلمُسْلِمِيْنَ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Baca Juga:
- Hukum Hubungan Perniagaan dengan Orang Kafir
- Jangan Memulai Mengucapkan Salam Kepada Orang Kafir
- Hukum Seorang Muslim Makan Bersama Orang Kafir
Khotbah Kedua:
الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ حَمْدًا كَثِيْرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيْهِ كَمَا يُحِبُّ رَبُّنَا وَيَرْضَاهُ
وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ
قَاَلَ اللهُ تَعَالَى: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَآَمِنُوا بِرَسُولِهِ يُؤْتِكُمْ كِفْلَيْنِ مِنْ رَحْمَتِهِ وَيَجْعَلْ لَكُمْ نُورًا تَمْشُونَ بِهِ وَيَغْفِرْ لَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
Saudaraku kaum muslimin, rahimakumullah…
Dalam ajaran Islam, Nabi Isa al-Masih putra Maryam adalah hamba dan utusan Allah. Beliau adalah salah satu Rasul terkemuka yang seharusnya kita hormati dan muliakan. Beliau mengajak para pengikutnya untuk beribadah hanya kepada Allah semata.
Nabi Isa alaihissalam berkata sebagaimana dibadikan Allah dalam alQuran:
إِنَّ اللَّهَ رَبِّي وَرَبُّكُمْ فَاعْبُدُوهُ هَذَا صِرَاطٌ مُسْتَقِيمٌ
Sesungguhnya Allah adalah Rabbku dan Rabb kalian. Beribadahlah hanya kepadaNya semata. Ini adalah jalan yang lurus
(Q.S Ali Imran ayat 51)
Di dalam sebuah hadits, Nabi shollallahu alaihi wasallam bersabda:
مَنْ شَهِدَ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ وَأَنَّ عِيسَى عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ وَكَلِمَتُهُ أَلْقَاهَا إِلَى مَرْيَمَ وَرُوحٌ مِنْهُ وَالْجَنَّةُ حَقٌّ وَالنَّارُ حَقٌّ أَدْخَلَهُ اللَّهُ الْجَنَّةَ عَلَى مَا كَانَ مِنَ الْعَمَلِ
Barangsiapa yang bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang haq kecuali Allah satu-satunya tidak ada sekutu bagiNya, dan bahwa Muhammad adalah hamba Allah dan utusanNya dan bahwa Isa hamba Allah dan utusanNya, dan Isa adalah kalimat (kun: Jadilah) dari Allah yang disampaikan ke Maryam dan ruh (dari makhluk Allah), al-Jannah (surga) adalah benar adanya, dan anNaar (neraka) benar adanya, Allah akan memasukkan dia ke surga sesuai kadar amalannya
(H.R al-Bukhari)
Kaum muslimin seharusnya beriman terhadap Nabi Isa dengan segala berita yang disampaikan dalam alQuran dan hadits-hadits Nabi yang shahih. Nabi Isa alaihissalaam saat ini masih hidup diangkat ke langit oleh Allah jasad dan ruhnya. Kaum Yahudi menyangka bahwa mereka telah menyalib Nabi Isa dan membunuhnya. Namun itu adalah persangkaan belaka. Mereka tidaklah menyalib dan membunuh Nabi Isa, namun yang disalib dan dibunuh mereka adalah yang diserupakan dengan Nabi Isa, bukan Nabi Isa.
وَقَوْلِهِمْ إِنَّا قَتَلْنَا الْمَسِيحَ عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ رَسُولَ اللَّهِ وَمَا قَتَلُوهُ وَمَا صَلَبُوهُ وَلَكِنْ شُبِّهَ لَهُمْ وَإِنَّ الَّذِينَ اخْتَلَفُوا فِيهِ لَفِي شَكٍّ مِنْهُ مَا لَهُمْ بِهِ مِنْ عِلْمٍ إِلَّا اتِّبَاعَ الظَّنِّ وَمَا قَتَلُوهُ يَقِينًا (157) بَلْ رَفَعَهُ اللَّهُ إِلَيْهِ وَكَانَ اللَّهُ عَزِيزًا حَكِيمًا (158)
Dan ucapan mereka: Sesungguhnya kami telah membunuh al-Masih Isa putra Maryam utusan Allah. Tidaklah mereka membunuh dan menyalibnya. Namun ada orang lain yang diserupakan dengan beliau sehingga rancu bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih dalam hal itu benar-benar ragu akan hal itu. Mereka tidak memiliki ilmu kecuali mengikuti persangkaan saja. Mereka tidaklah membunuhnya secara yakin. Bahkan Allah angkat beliau kepadaNya, dan Allah adalah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana
(Q.S anNisaa’ ayat 157-158)
Nabi Isa alaihissalam diangkat ke langit dan Nabi Muhammad shollallahu alaihi wasallam bertemu dengannya di langit ke-2 saat peristiwa Mi’raj. Nabi Isa nantinya akan turun menjelang akhir zaman, untuk membunuh Dajjal di pintu Ludd di Palestina. Beliau juga berhukum dengan syariat Nabi Muhammad shollallahu alaihi wasallam. Beliau tinggal selama 40 tahun, kemudian beliau wafat dan disalatkan oleh kaum muslimin.
Semoga Allah Subhanahu Wa Ta’ala senantiasa melimpahkan rahmat, taufiq, pertolongan, dan ampunan-Nya kepada segenap kaum muslimin.
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَات إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَات
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
اللهُمَّ أَصْلِحْ وُلَاةَ أُمُوْرِنَا… اللهُمَّ أَصْلِحْ وُلَاةَ أُمُوْرِنَا… اللهُمَّ أَصْلِحْ وُلَاةَ أُمُوْرِنَا
رَبَّنَا آَتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلَّمَ
وَالْحَمْدُ للهِ رَبِّ اْلعَالَمِيْنَ
عِبَادَ اللهِ إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ فَاذْكُرُوْا اللهَ الْعَظِيْمَ الْجَلِيْلَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ وَاللهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ
Disampaikan oleh:
Abu Utsman Kharisman