Doa Keberkahan Menyambut Bulan Rajab, Sya’ban, dan Ramadhan
Memasuki dan sepanjang bulan Rajab, banyak di antara imam sholat maupun khotib di masjid-masjid membacakan doa yang berasal dari riwayat berikut:
:ﻋﻦ ﺃﻧﺲ ﺑﻦ ﻣﺎﻟﻚ ﺭﺿﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ ﻗﺎﻝ : ﻛﺎﻥ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﺇﺫﺍ ﺩﺧﻞ ﺭﺟﺐ ﻗﺎﻝ
ﺍﻟﻠﻬﻢ ﺑﺎﺭﻙ ﻟﻨﺎ ﻓﻲ ﺭﺟﺐ ﻭﺷﻌﺒﺎﻥ ﻭﺑﻠﻐﻨﺎ ﺭﻣﻀﺎﻥﻗﺎﻝ : ﻭﻛﺎﻥ ﻳﻘﻮﻝ : ” ﻟﻴﻠﺔ ﺍﻟﺠﻤﻌﺔ ﻟﻴﻠﺔ ﺃﻏﺮ ﻭﻳﻮﻡ ﺍﻟﺠﻤﻌﺔ ﻳﻮﻡ ﺃﺯﻫﺮ”
ﺭﻭﺍﻩ ﺃﺣﻤﺪ ﻓﻲ ﺍﻟﻤﺴﻨﺪ ﻭﺍﻟﺒﻴﻬﻘﻲ ﻓﻲ ﺍﻟﺪﻋﻮﺍﺕ ﺍﻟﻜﺒﻴﺮ ﻭﺷﻌﺐ ﺍﻹﻳﻤﺎﻥ ﻭﻓﻀﺎﺋﻞ ﺍﻷﻭﻗﺎﺕ
“Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu beliau berkata: “Dahulu Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam biasanya jika memasuki bulan Rajab beliau berdoa: ALLAHUMMA BARIK LANA FI RAJABA WA SYA’BANA WABALLIGHNA RAMADHANA
Ya Allah berkahilah kami di bulan Rajab dan Sya’ban, serta sampaikanlah kami ke bulan Ramadhan
(Anas bin Malik) melanjutkan: “Dan beliau juga biasa bersabda: Malam Jumat adalah malam yang cemerlang, dan hari Jumat merupakan hari yang putih.”
Hadits riwayat Ahmad dalam alMusnad, alBaihaqi dalam Da’wat alKabir dan Syu’abul Iman, serta Fadhail alAwqot.
Sungguh disayangkan, ternyata hadits ini lemah, sehingga tidak boleh diyakini sebagai sabda Nabi shollallahu ‘alaihi wasallam ataupun disandarkan sebagai riwayat Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu.
—————————
baca juga:
Kriteria Hadits Shahih (3) : Para Perawinya Kokoh dalam Periwayatan
Kelemahan riwayat hadits tentang doa menyambut bulan Rajab, Sya’ban dan Ramadhan ini telah disepakati banyak ulama (ahli hadits), diantaranya:
1. AlBaihaqi rahimahullah dalam Fadhail alAwqot lembar nomor 15 beliau menyatakan:
ﻟﻴﺲ ﺑﺎﻟﻘﻮﻱ
“Bukan riwayat yang kuat”.
Dan beliau menyatakan dalam Syu’abul Iman 3/1399:
ﺗﻔﺮﺩ ﺑﻪ ﺯﻳﺎﺩ ﺍﻟﻨﻤﻴﺮﻱ ، ﻗﺎﻝ ﺍﻟﺒﺨﺎﺭﻱ : ﺯﺍﺋﺪﺓ ﻋﻦ ﺯﻳﺎﺩ ﺍﻟﻨﻤﻴﺮﻱ ﻣﻨﻜﺮ ﺍﻟﺤﺪﻳﺚ
“Ziyad anNamiri menyendiri, (dimana Imam) alBukhori menilai: Zaidah dari Ziayad anNamiri Munkarul Hadits.”
2. Al Hafidz An Nawawi dalam Al Adzkar di halaman 245, beliau rahimahullah menyebut:
ﺇﺳﻨﺎﺩﻩ ﻓﻴﻪ ﺿﻌﻒ
“Terdapat kelemahan pada sanadnya.”
3. Al Hafidz Adz Dzahabi rahimahullah dalam Mizanul I’tidal 2/65 menilai:
ﻓﻴﻪ ﺯﺍﺋﺪﺓ ﺑﻦ ﺃﺑﻲ ﺍﻟﺮﻗﺎﺩ ﻭﺯﻳﺎﺩ ﺍﻟﻨﻤﻴﺮﻱ ﺿﻌﻴﻔﺎﻥ
“Pada sanadnya terdapat Zaidah bin Abi arRoqqod dan Ziyad anNamiri, keduanya lemah.”
4. Al Hafidz Ibnu Rajab rahimahullah dalam Lathoif alMa’arif halaman 233, beliau rahimahullah menilai:
ﺇﺳﻨﺎﺩﻩ ﻓﻴﻪ ﺿﻌﻒ
“Terdapat kelemahan pada sanadnya.”
5. Al Haitsami rahimahullah menyatakan dalam Majma’ azZawaid 2/168:
ﻓﻴﻪ ﺯﺍﺋﺪﺓ ﺑﻦ ﺃﺑﻲ ﺍﻟﺮﻗﺎﺩ ﻗﺎﻝ ﺍﻟﺒﺨﺎﺭﻱ ﻣﻨﻜﺮ ﺍﻟﺤﺪﻳﺚ ﻭﺟﻬﻠﻪ ﺟﻤﺎﻋﺔ
“Padanya terdapat Zaidah bin Abi arRoqqod yang dinilai oleh alBukhori sebagai munkarul hadits dan dikategorikan sebagai perawi yang tidak dikenal (majhul) oleh sekian banyak ulama hadits.”
6. Al Hafidz Ibnu Hajar alAsqolani rahimahullah menyatakan dalam Tabyinul ‘Ujab halaman 19:
ﺿﻌﻴﻒ ، ﻭﻟﻪ ﺇﺳﻨﺎﺩ ﺁﺧﺮ ﻇﺎﻫﺮﻩ ﺍﻟﺼﺤﺔ ﻓﻜﺄﻧﻪ ﻣﻮﺿﻮﻉ ﻣﻦ ﺻﻨﻌﺔ ﺃﺑﻲ ﺍﻟﺒﺮﻛﺎﺕ ﺍﻟﺴﻘﻄﻲ
“Lemah, dan memiliki riwayat lain yang terkesan shahih namun sepertinya justru palsu sebagai perbuatan Abul Barokat asSaqti.”
Bahkan beliau menyimpulkan hadits-hadits terkait keutamaan ibadah di bulan Rajab dengan penilaian beliau:
ﻭﻭﺭﺩ ﻓﻲ ﻓﻀﻞ ﺭﺟﺐ ﻣﻦ اﻷﺣﺎﺩﻳﺚ اﻟﺒﺎﻃﻠﺔ ﻻ ﺑﺄﺱ ﺑﺎﻟﺘﻨﺒﻴﻪ ﻋﻠﻴﻬﺎ ﻟﺌﻼ ﻳﻐﺘﺮ ﺑﻪ. اﻧﺘﻬﻰ
“Telah disebutkan terkait keutamaan bulan Rajab hadits-hadits yang tidak sah, tidak mengapa memberikan peringatan dari (kesalahan) tersebut, agar (muslimin) tidak terkecoh.”
7. Al ‘Allamah Ahmad Syakir rahimahullah menyatakan dalam Musnad Ahmad 4/101:
ﺇﺳﻨﺎﺩﻩ ﺿﻌﻴﻒ
“Sanadnya lemah.”
Penjelasan para Ulama tersebut bisa dilihat di sini.
8. Al Muhaddits Asy Syaikh Muhammad Nashiruddin Al Albani rahimahullah menilainya dhoif pada Dhoif Al Jami’ AshShoghir no. 4395 dan Misykatul Mashobih no. 1369
9. Al ‘Allamah Asy Syaikh Abdul Aziz bin Abdillah bin Baz rahimahullah juga menilai sama:
حديث ضعيف، حديث غير صحيح ولا حجة فيه، اللهم بارك لنا في رجب لا حجة في تخصيصه بشيء، لكنه ضعيف.
“Hadits lemah, hadits yang tidak shohih, juga tidak bisa dijadikan pijakan beramal, “Allahumma Barik Lana fi Rajaba” tidak bisa dijadikan acuan (hujjah) untuk mengkhususkan suatupun (ibadah tertentu) padanya, bahkan riwayat itu lemah.”
Sebagaimana jawaban beliau pada situs resminya.
Semoga bermanfaat dan menjadi peringatan bersama.
Ditulis oleh: Abu Abdirrahman Sofian hafidzhahullah