Kam 26 Jumadil awal 1446AH 28-11-2024AD

Seorang yang Mentauhidkan Allah Hendaknya Mengajak Orang Lain Untuk Mentauhidkan Allah dan Menjauhi Kesyirikan (Bagian Ke-2)

KAJIAN KITABUT TAUHID (Bag ke-20)


BAB KELIMA:
BERDAKWAH KEPADA PERSAKSIAN LAA ILAAHA ILLALLAH

Dalil Kedua:

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قال : لَمَّا بَعَثَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مُعَاذَ بْنَ جَبَلٍ إِلَى نَحْوِ أَهْلِ الْيَمَنِ قَالَ لَهُ إِنَّكَ تَقْدَمُ عَلَى قَوْمٍ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ فَلْيَكُنْ أَوَّلَ مَا تَدْعُوهُمْ إِلَى أَنْ يُوَحِّدُوا اللَّهَ تَعَالَى فَإِذَا عَرَفُوا ذَلِكَ فَأَخْبِرْهُمْ أَنَّ اللَّهَ قَدْ فَرَضَ عَلَيْهِمْ خَمْسَ صَلَوَاتٍ فِي يَوْمِهِمْ وَلَيْلَتِهِمْ فَإِذَا صَلَّوْا فَأَخْبِرْهُمْ أَنَّ اللَّهَ افْتَرَضَ عَلَيْهِمْ زَكَاةً فِي أَمْوَالِهِمْ تُؤْخَذُ مِنْ غَنِيِّهِمْ فَتُرَدُّ عَلَى فَقِيرِهِمْ فَإِذَا أَقَرُّوا بِذَلِكَ فَخُذْ مِنْهُمْ وَتَوَقَّ كَرَائِمَ أَمْوَالِ النَّاسِ

Dari Ibnu Abbas -radhiyallahu anhuma- beliau berkata: Ketika Nabi shollallahu alaihi wasallam mengutus Muadz bin Jabal ke arah penduduk Yaman beliau berkata kepadanya: Sesungguhnya engkau mendatangi kaum Ahlul Kitab. Maka jadikanlah hal pertama yang engkau dakwahkan kepada mereka adalah untuk mentauhidkan Allah Ta’ala. Jika mereka telah memahami hal itu, khabarkan kepada mereka bahwa Allah telah mewajibkan kepada mereka sholat 5 waktu sehari semalam. Jika mereka telah sholat, khabarkan kepada mereka bahwa Allah mewajibkan zakat harta mereka yang diambil dari orang kaya mereka diberikan kepada faqir mereka. Jika mereka mengakui hal itu, ambillah zakat mereka, namun hati-hati jangan mengambil harta terbaik (yang paling mereka senangi)
(H.R al-Bukhari dan Muslim, dan riwayat ini berdasarkan lafadz al-Bukhari no 6824).


baca bagian sebelumnya: Seorang yang Mentauhidkan Allah Hendaknya Mengajak Orang Lain Untuk Mentauhidkan Allah dan Menjauhi Kesyirikan (Bagian Pertama)


Penjelasan:

Beberapa faidah yang bisa diambil dari hadits ini di antaranya:

  1. Rasulullah shollallahu alaihi wasallam tidak mengutus sembarang orang untuk berdakwah ke luar wilayah. Beliau mengutus orang-orang pilihan yang terdepan dalam ilmu. Muadz bin Jabal diutus untuk berdakwah ke Yaman.

وَأَعْلَمُهُمْ بِالْحَلَالِ وَالْحَرَامِ مُعَاذ بْنُ جَبَلٍ

Dan yang paling tahu tentang halal dan haram (dari umatku) adalah Muadz bin Jabal. (H.R Ibnu Hibban dengan sanad yang shahih sesuai syarat al-Bukhari)

خُذُوا الْقُرْآنَ مِنْ أَرْبَعَةٍ مِنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ وَسَالِمٍ وَمُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ وَأُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ

Ambillah (ilmu bacaan) al-Quran dari empat orang: Abdullah bin Mas’ud, Salim (maula Abu Hudzaifah), Muadz bin Jabal, dan Ubay bin Ka’ab. (H.R al-Bukhari dan Muslim dari Abdullah bin Amr)

  1. Dakwah kepada Tauhid adalah prioritas dakwah yang pertama. Nabi shollallahu alaihi wasallam menyatakan dalam hadits di atas: Maka jadikanlah hal pertama yang engkau dakwahkan kepada mereka adalah untuk mentauhidkan Allah Ta’ala.
  2. Memperhatikan prioritas materi penyampaian dakwah. Sebagaimana disebutkan dalam hadits tersebut, yang pertama disampaikan adalah tauhid, kemudian tentang sholat, kemudian tentang zakat.
  3. Berdakwah di atas bashiroh artinya juga memahami karakteristik orang yang akan didakwahi, sebagaimana penjelasan Syaikh Ibnu Utsaimin. Nabi menjelaskan kepada Muadz bin Jabal tentang keadaan orang yang akan didakwahi adalah orang-orang Ahlul Kitab. Sehingga beliau harus mempersiapkan diri berbekal dengan ilmu untuk mendakwahi orang-orang Ahlul Kitab.

 

Ditulis oleh:
Abu Utsman Kharisman

Tinggalkan Balasan