Rab 26 Safar 1447AH 20-8-2025AD

Khotbah Jumat: Menebar Ketakwaan dan Dzikir di Berbagai Tempat

Disampaikan di Masjid al-Fauzan Ma’had al I’tishom bissunnah Sumberlele Kraksaan Probolinggo, 11 Jumadal Akhirah 1446 H/ 13 Desember 2024 M oleh Abu Utsman Kharisman

Khotbah Pertama:

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ باِللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ {يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ} .{يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيراً وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيباً}
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلاً سَدِيداً، يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزاً عَظِيماً
أَمَّا بَعْدُ، فَإِنَّ خَيْرَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرُ الْهُدَى هُدَى مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَسَلَّمَ، وَشَرُّ الْأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلُّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ

Saudaraku kaum muslimin, rahimakumullah…

Marilah kita senantiasa bertakwa kepada Allah di manapun kita berada. Semoga Allah Ta’ala selalu menolong kita untuk bertakwa kepada-Nya. Taati Allah, jangan bermaksiat kepada-Nya. Ingatlah Allah, jangan dilupakan. Syukuri nikmat Allah, jangan dikufuri.

Saudaraku…

Sesungguhnya keberkahan hidup di dunia ini akan tercapai jika kita beriman dan bertakwa kepada-Nya.

وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ

Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, niscaya Kami akan membukakan untuk mereka berbagai keberkahan dari langit dan bumi. Akan tetapi, mereka mendustakan (para rasul dan ayat-ayat Kami). Maka, Kami menyiksa mereka disebabkan oleh apa yang selalu mereka kerjakan (Q.S al-A’raf ayat 96)

Kehidupan yang baik dan indah hanyalah tercapai jika ketakwaan tersebar. Untuk itulah diperlukan sikap amar ma’ruf nahi munkar. Perintahkan dan ajak orang pada kebaikan. Larang dan cegah orang untuk berbuat kemunkaran. Lakukan secara hikmah dan sesuai kemampuan.

Umat Islam menjadi umat terbaik karena mereka memerintahkan pada yang ma’ruf dan melarang dari kemunkaran.

كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ

Kalian (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia (selama) kalian menyuruh (berbuat) yang makruf, mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah…(Q.S Ali Imran ayat 110)

Bani Israil terdahulu ada yang mendapat laknat karena mereka kufur, bermaksiat serta tidak saling mencegah kemunkaran di antara mereka.

لُعِنَ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ بَنِي إِسْرَائِيلَ عَلَى لِسَانِ دَاوُودَ وَعِيسَى ابْنِ مَرْيَمَ ذَلِكَ بِمَا عَصَوْا وَكَانُوا يَعْتَدُونَ (78) كَانُوا لَا يَتَنَاهَوْنَ عَنْ مُنْكَرٍ فَعَلُوهُ لَبِئْسَ مَا كَانُوا يَفْعَلُونَ (79)

Orang-orang yang kufur dari Bani Israil telah dilaknat (oleh Allah) melalui lisan (ucapan) Daud dan Isa putra Maryam. Hal itu karena mereka durhaka dan selalu melampaui batas. Mereka tidak saling mencegah perbuatan mungkar yang mereka lakukan. Sungguh, itulah seburuk-buruk apa yang selalu mereka lakukan (Q.S al-Maidah ayat 78-79)

Maka ingkari kemunkaran sekecil apapun. Di manapun anda berada. Di sekolah, di tempat kerja, di jalan, di pasar, di rumah, di masjid, di ma’had, di asrama, jangan dibiarkan kemunkaran tanpa pengingkaran.

Terlebih para penuntut ilmu agama, jangan larut untuk membenarkan kesalahan yang dilakukan teman dan saudara kalian. Cegah kemunkaran dan kedzhaliman. Takutlah kepada Allah.

Ma’had Ahlussunnah tidak mengajarkan ucapan-ucapan yang buruk dan kotor. Ma’had Ahlussunnah tidak mengajarkan kalian untuk mengintimidasi atau membully rekan dan teman kalian. Ma’had Ahlussunnah tidak mengajarkan kalian untuk bersikap kurang ajar kepada musyrif dan para pengajar. Ma’had Ahlussunnah tidak mengajarkan kedzhaliman, keangkuhan, dan ketidakpedulian pada sesama.

Ma’had Ahlussunnah mengajarkan keadilan dan ketakwaan. Ma’had Ahlussunnah mengajarkan akhlak yang mulia. Jadilah kalian sebagai para penuntut ilmu yang paham dengan baik ilmu agama, santun dalam berucap dan bertindak, kokoh dalam memegang prinsip-prinsip Islam, berani beramar ma’ruf dan nahi munkar secara hikmah, menebarkan kasih sayang sesuai sunnah Nabi shollallahu alaihi wasallam.

Tebarkan nasihat. Karena agama ini dibangun di atas nasihat. An-Nashihah adalah memurnikan penghambaan untuk Allah, memurnikan ajaran Kitab Allah, memurnikan ittiba’ kepada Rasul, serta mengharapkan kebaikan tersebar bagi sesama, baik pemimpin kaum muslimin, maupun muslimin lainnya secara umum.

عَنْ تَمِيمٍ الدَّارِيِّ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: «الدِّينُ النَّصِيحَةُ» قُلْنَا: لِمَنْ؟ قَالَ: لِلَّهِ وَلِكِتَابِهِ وَلِرَسُولِهِ وَلِأَئِمَّةِ الْمُسْلِمِينَ وَعَامَّتِهِمْ

Dari Tamim ad-Daariy bahwasanya Nabi shollallahu alaihi wasallam bersabda: Agama ini adalah anNashihah. Kami bertanya: Untuk siapa? Nabi bersabda: Untuk Allah, Kitab-Nya, Rasul-Nya, juga untuk para pemimpin kaum muslimin dan kaum muslimin secara umum (H.R Muslim)

Semoga Allah Ta’ala memberkahi usia kita dalam ketaatan kepada-Nya.

بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ الله الْعَظِيْمَ الْجَلِيْلَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنِ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ. فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

Khotbah Kedua

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي هَدَانَا لِهَذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللَّهُ . وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجَمَعِيْنَ. قَالَ اللَّهُ تَعَالَى : يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَابْتَغُوا إِلَيْهِ الْوَسِيلَةَ وَجَاهِدُوا فِي سَبِيلِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

Saudaraku kaum muslimin, rahimakumullah.

Di mana pun kita berada ingatlah Allah. Jangan lalai. Orang yang lalai dari mengingat Allah, akan menyebabkan ia lupa diri. Tidak menyadari kebaikan untuk dirinya sendiri.

وَلَا تَكُونُوا كَالَّذِينَ نَسُوا اللَّهَ فَأَنْسَاهُمْ أَنْفُسَهُمْ أُولَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ

Janganlah kalian seperti orang-orang yang melupakan Allah sehingga Dia menjadikan mereka lupa kepada diri mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang fasik (Q.S al-Hasyr ayat 19)

Orang yang lalai tidak mengingat Allah, bisa menyebabkan ia menuruti hawa nafsu dan kehidupannya menjadi berantakan serta tersia-siakan.

وَلَا تُطِعْ مَنْ أَغْفَلْنَا قَلْبَهُ عَنْ ذِكْرِنَا وَاتَّبَعَ هَوَاهُ وَكَانَ أَمْرُهُ فُرُطًا

Janganlah kalian mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingat Kami serta menuruti hawa nafsunya dan perkaranya tersia-siakan (Q.S al-Kahf ayat 28)

Sahabat Nabi Muadz bin Jabal radhiyallahu anhu lebih mengutamakan dzikir mengingat Allah dari pagi hingga malam dibandingkan jihad perjuangan di jalan Allah. Muadz bin Jabal radhiyallahu anhu menyatakan:

‌لَأَنْ ‌أَذْكُرَ ‌اللَّهَ مِنْ بُكْرَةٍ حَتَّى إِلَى اللَّيْلِ ، أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ أَنْ أَحْمِلَ عَلَى جِيَادِ الْخَيْلِ فِي سَبِيلِ اللَّهِ مِنْ بُكْرَةٍ حَتَّى إِلَى اللَّيْلِ

Jika aku berdzikir mengingat Allah dari sejak pagi hingga malam, lebih aku sukai dibandingkan aku membawa kuda pacu di jalan Allah dari sejak pagi hingga malam (riwayat Abdurrazzaq dalam tafsirnya dan Malik dalam Muwaththo’ dengan sanad yang shahih)

Bukanlah ucapan Muadz bin Jabal itu bermakna mengecilkan keutamaan jihad, namun itu adalah ungkapan begitu besarnya keutamaan berdzikir mengingat Allah. Tentu tidak akan tertandingi jika seorang berjihad dengan ikhlas, sesuai tuntunan Nabi shollallahu alaihi wasallam, kemudian aktivitasnya padat dengan dzikir mengingat Allah.

Begitu besarnya keutamaan seorang mukmin yang makmur hidupnya dalam dzikir mengingat Allah. Lisannya sering melantunkan tasbih, takbir, dan tahlil. Rasulullah shollallahu alaihi wasallam bersabda:

لَيْسَ أَحَدٌ أَفْضَلَ عِنْدَ اللَّهِ مِنْ مُؤْمِنٍ يُعَمَّرُ فِي الإِسْلامِ لِتَسْبِيحِهِ وَتَكْبِيرِهِ وَتَهْلِيلِهِ

Tidaklah ada seorang pun yang lebih utama di sisi Allah dibandingkan seorang beriman yang dipanjangkan usianya dalam Islam untuk bertasbih, bertakbir, dan bertahlil (mensucikan, mengagungkan, dan mengesakan)Nya (H.R Ahmad, dihasankan oleh Syaikh al-Albaniy dalam Silsilah as-Shahihah)

Lebih dari itu, dzikir bukan hanya di lisan saja. Tapi semestinya juga terpatri dalam hati, tertuang dalam tindakan berupa ketaatan kepada Allah.

Padatkanlah aktivitas kita dengan dzikir mengingat Allah. Mengajarkan kebaikan sebagai ajaran Allah adalah bagian dari dzikir. Menasihati saudaranya di atas kebaikan adalah dzikir. Mendengarkan kajian ilmu Islam adalah bagian dari dzikir. Menolong orang lain untuk taat kepada Allah adalah juga bagian dari dzikir. Amar ma’ruf nahi munkar juga bagian dari dzikir. Tilawah alQuran, mengajarkan, mengamalkan, dan mendakwahkannya adalah bagian dari dzikir. Mengingat-ingat nikmat Allah kepada kita juga merupakan bagian dari dzikir. Mengingat-ingat kemahakuasaan Allah adalah bagian dari dzikir. Berdoa dan memohon ampunan kepada Allah juga bagian dari dzikir. Bersholawat atas Nabi shollallahu alaihi wasallam juga merupakan bagian dari dzikir.

Semoga Allah Ta’ala menjadikan kita sebagai orang-orang yang banyak berdzikir mengingat Allah secara benar menghasilkan keberkahan bagi kehidupan kita.

اللَّهُمَّ أَعِنَّا عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ …اللَّهُمَّ اهْدِنَا لِأَحْسَنِ الْأَخْلَاقِ لَا يَهْدِي لِأَحْسَنِهَا إِلَّا أَنْتَ وَاصْرِفْ عَنَّا سَيِّئَهَا …اللَّهُمَّ أَعِزَّ الْإِسْلَامَ وَالْمُسْلِمِيْنَ… اللَّهُمَّ أَصْلِحْ وُلَاةَ أُمُوْرِنَا اللَّهُمَّ أَصْلِحْ وُلَاةَ أُمُوْرِنَا اللَّهُمَّ أَصْلِحْ وُلَاةَ أُمُوْرِنَا …اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالْعَفَافَ وَالْغِنَى… رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلَّمَ

Tinggalkan Balasan