Pembahasan Tentang Al-Fard
Matan al-Baiquniyyah
وَالفَرْدُ مَا قَيَّدْتَهُ بِثِقَةِ … أَوْ جَمْعٍ أوْ قَصْرٍ عَلَى رِوَايَةِ
Dan al-fard adalah yang terikat (hanya) pada satu perawi tsiqoh…atau sekumpulan (kabilah, negeri, dsb) atau terbatas pada periwayatan tertentu
Penjelasan:
Al-Fard secara bahasa artinya menyendiri.
Jika para Ulama hadits menyebut istilah al-Fard/ tafarrada/ infarada, ada beberapa kemungkinan makna. Di antaranya:
- Bisa bermakna ghorib, jika periwayatannya pada satu tingkatan hanya melalui 1 perawi saja.
- Bisa bermakna syadz atau munkar jika periwayatan yang menyendiri itu menyelisihi periwayatan lain yang lebih banyak atau lebih terpercaya.
- Bisa merupakan kondisi seorang perawi yang tidak meriwayatkan kecuali dari negeri tertentu atau orang tertentu. Inilah yang dimaksud dalam Mandzhumah al-Baiquniyyah
Contoh Hadits al-Fard Periwayatan Penduduk Yamamah
Dalam Sunan Abu Dawud disebutkan hadits sebagai berikut:
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عِيسَى حَدَّثَنَا مُلَازِمُ بْنُ عَمْرٍو عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ النُّعْمَانِ حَدَّثَنِي قَيْسُ بْنُ طَلْقٍ عَنْ أَبِيهِ (طلق بن علي) قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كُلُوا وَاشْرَبُوا وَلَا يَهِيدَنَّكُمْ السَّاطِعُ الْمُصْعِدُ فَكُلُوا وَاشْرَبُوا حَتَّى يَعْتَرِضَ لَكُمْ الْأَحْمَرُ
(Abu Dawud menyatakan) telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Isa (ia berkata) telah menceritakan kepada kami Mulaazim bin ‘Amr dari Abdullah bin anNu’maan (ia berkata) telah menceritakan kepadaku Qoys bin Tholq dari ayahnya (Tholq bin Ali) ia berkata: Rasulullah shollallahu alaihi wasallam bersabda: Makan dan minumlah dan janganlah mencegah kalian (menghentikannya) cahaya putih yang naik. Makan dan minumlah hingga terbentang untuk kalian (benang) merah (H.R Abu Dawud)
Al-Imam Abu Dawud rahimahullah setelah menyebutkan hadits ini, beliau menyatakan:
هَذَا مِمَّا تَفَرَّدَ بِهِ أَهْلُ الْيَمَامَةِ
(Pada) hadits ini, penduduk Yamamah menyendiri dalam periwayatannya (Sunan Abu Dawud (6/294)).
Hadits ini dihasankan oleh Syaikh al-Albaniy dalam Silsilah al-Ahaadits as-Shahihah (5/30)).
Ditulis oleh:
Abu Utsman Kharisman