Ming 6 Dzulkaidah 1446AH 4-5-2025AD

Ibnul Qoyyim rahimahullah menyatakan:

وَالنُّعَاسُ فِي الْحَرْبِ وَعِنْدَ الْخَوْفِ دَلِيْلٌ عَلَى اْلأَمْنِ، وَهُوَ مِنَ اللهِ، وَفِي الصَّلَاةِ وَمَجَالِسِ الذِّكْرِ وَالْعِلْمِ مِنَ الشَّيْطَانِ

Munculnya perasaan mengantuk saat di medan pertempuran dan saat timbul perasaan takut adalah hal yang menunjukkan keamanan. Itu berasal dari Allah. Sedangkan (perasaan mengantuk) saat dalam shalat, di majelis dzikir, dan majelis ilmu, itu adalah berasal dari setan (Zaadul Ma’ad fi Hadyi Khoyril ‘Ibaad 3/182)

Syaikh Muhammad bin Sholih al-Utsaimin rahimahullah menyatakan:

والنعاس يقولون: في الحرب إنه دليل على القوة والثبات والطمأنينة، وأنه من الله عز وجل، والنعاس في الصلاة، وفي مجالس العلم على العكس من ذلك، بل هو من الشيطان، يريد أن يصد الإنسان عن ذكر الله وعن الصلاة

Para Ulama mengatakan tentang perasaan mengantuk: Apabila di dalam pertempuran, itu menunjukkan pada kekuatan, kekokohan, dan ketenangan. Hal itu berasal dari Allah Azza Wa Jalla. Sedangkan mengantuk di dalam shalat dan di majelis ilmu adalah lawan dari hal itu. Bahkan itu berasal dari setan yang ingin menghalangi manusia dari mengingat Allah dan dari shalat (Ta’liq ala Shahih Muslim kaset Kitabul Jihad was Siyar wal Imaaroh nomor 7B)

Ada pertanyaan yang pernah diajukan kepada Syaikh Bin Baz: “Bagaimana pendapat anda tentang orang yang sering mengantuk dan tertidur di majelis dzikir (majelis ilmu)”?

Syaikh Bin Baz rahimahullah menyatakan:

عليه أن يجتهد، ويحاسب نفسه، ويتحرى أسباب يقظته وانتباهه، ولو بشيء يتعاطاه من قرنفل، أو غيره، أو سواك، يتعاطى الأسباب، يجتهد في الأسباب التي تعينه على الانتباه واليقظة، وسماع الفائدة

Hendaknya ia bersungguh-sungguh, mengintrospeksi dirinya serta mencari sebab-sebab agar ia terjaga dan tidak mengantuk. Misalkan ia mengkonsumsi semacam rempah-rempah, atau selainnya, atau bersiwak. Ia perlu melakukan sebab-sebab (agar terjaga dan tidak mengantuk) dan agar bisa mendengarkan faidah (ilmu yang disampaikan)(Fatawa Nurun alad Darb)

Penjelasan dari para Ulama di atas menunjukkan bahwa semestinya seseorang tidak mengantuk atau bahkan tidur dalam majelis ilmu. Karena itu berasal dari setan. Setan ingin menghalangi seseorang dari mendapatkan ilmu yang bermanfaat.

Hendaknya ia berusaha menempuh sebab-sebab agar ia terjaga dan tidak mengantuk. Bisa dengan mengkonsumsi kopi, atau hal-hal lain yang membuatnya terjaga. Dia juga harus pandai memanajemen waktunya, mengatur waktu istirahat yang optimal. Agar saat menghadiri majelis ilmu ia dalam kondisi segar.

Mengantuk di majelis ilmu juga bisa menimbulkan pengaruh buruk pada yang lain. Mengurangi semangat dari peserta yang lain atau bahkan penyampai materi kajian. Sebagian masyayikh bahkan memiliki perhatian khusus dalam hal itu. Seperti yang dilakukan Syaikh Abdullah al-Bukhari dalam sebagian majelisnya, ketika melihat ada yang mengantuk, beliau mengetuk-ngetuk meja, sembari mengingatkan dengan suara keras (secara makna) : “Tidak boleh mengantuk…tidak boleh mengantuk”.

Apabila dalam kondisi tertentu seseorang memang kurang tidur sehingga sangat mengantuk di saat itu, bisa dipertimbangkan agar ia menyingkir sejenak, istirahat sejenak di tempat lain yang tidak terlihat. Setelah selesai beristirahat sejenak, saat kondisinya sudah bugar dan kajian belum berakhir, ia bisa lanjut mengikutinya lagi dengan semangat yang baru dan lebih optimal dalam menyimak faidah-faidah ilmu.

Wallaahu A’lam.


Penulis: Abu Utsman Kharisman

Tinggalkan Balasan