Bagaimana Jika Seorang Musafir Menjadi Imam dan Menyempurnakan Shalatnya?
Pertanyaan:
Seorang musafir menjadi imam bagi orang-orang yang mukim (bukan musafir). Kemudian ia menyempurnakan shalatnya (tidak mengqoshor, pent). Bagaimana dengan kondisi shalatnya yang demikian?
Jawaban Syaikh Muhammad bin Sholih al-Utsaimin rahimahullah:
Jika dia menyempurnakan shalatnya padahal ia sebagai musafir dan menjadi imam bagi orang-orang yang mukim, hal itu tidak mengapa (tetap sah shalatnya insyaallah, pent). Namun itu menyelisihi sunnah.
Sunnahnya adalah ia shalat qoshor dan mengatakan kepada mereka (para makmum): Sesungguhnya aku musafir. Aku akan shalat 2 rakaat. Kalau aku nanti salam, silakan anda sekalian menyempurnakan shalat (menambah rakaat yang kurang, pent).
Sumber: Liqo’ al-Baab al-Maftuh
Teks Bahasa Arab
السؤال:
مسافر أمَّ ناساً مقيمين، وأتم، ماذا يكون في صلاته؟
الجواب:
إذا أتم صلاته وهو مسافر وصلى إماماً للمقيمين فإن ذلك لا بأس به، لكنه خلاف السنة، فالسنة أن يصلي قصراً، وأن يقول لهم: إني مسافر، سأصلي ركعتين، فإذا سلمت فأتموا
المصدر: سلسلة لقاءات الباب المفتوح > لقاء الباب المفتوح [7]
Penerjemah: Abu Utsman Kharisman