Menyesal Karena Tidak Tabayun Terlebih Dahulu
Syaikh Muhammad bin Sholih al-Utsaimin rahimahullah menyatakan:
Allah Ta’ala berfirman:
فَتَبَيَّنُوا
Maka tabayunlah… (Q.S anNisaa’ ayat 94)
Artinya, tatsabbutlah (pastikan kebenaran beritanya). Jangan keburu berbuat sesuatu yang nantinya kalian sesali. Betapa banyak orang menyesal jika melangkah sebelum tabayun. Bahkan termasuk dalam perkara yang terkait dirinya sendiri.
Kalau seandainya ia hendak berbuat sesuatu sekedar berdasarkan yang terbetik pada jiwa atau hatinya, berbuat sebelum benar-benar mencermati dan melihat apa akibatnya nanti, niscaya anda akan mendapati dia nantinya menyesal. Lalu bagaimana jika perbuatan itu terkait dengan orang lain? Tentu akan lebih dahsyat.
Banyak terjadi orang yang masuk rumahnya kemudian ia dapati anaknya berteriak, ia bertanya: Apa yang terjadi padamu wahai anakku? Anaknya berkata: saudaraku telah memukulku. Kemudian sang ayah segera memukul saudaranya yang dinyatakan oleh si anak kecil itu telah memukulnya. Padahal setelah jelas perkaranya, ternyata kesalahannya pada si anak kecil itu.
Maka kita katakan: Tatsabbutlah (croscek kebenaran berita). Jangan terburu bertindak hingga nampak jelas.
Penyebabnya adalah seseorang tersulut oleh semangat/ emosinya. Emosi itu jika tidak diatur oleh batasan syariat dan akal, akan menjadi sesuatu yang rusak/membusuk. Bagaikan rusaknya makanan di pencernaan. Kalau ia berserdawa, akan muncul bau yang tidak sedap. Seperti daging yang telah basi. Maka semangat itu haruslah diatur dalam batasan syariat dan akal. Karena itu Allah berfirman:
فَتَبَيَّنُوا
Maka bertabayunlah (pastikan kebenaran beritanya)(Q.S anNisaa’ ayat 94)
Sumber:
(Tafsir Surah anNisaa’ ayat 94 oleh Syaikh Ibn Utsaimin juz 2 halaman 91)
Transkrip dalam Bahasa Arab:
فقوله: {فَتَبَيَّنُوا} أي: فتثبتوا، ولا تقدموا على فعل شيء تندمون عليه، وما أكثر ما يندم الإنسان إذا أقدم على شيء قبل التبين، حتى في خاصة نفسه، فلو أنه أراد أن يفعل فعلًا ثم بمجرد ما طرأ على نفسه أو على قلبه فعل قبل أن يتروى في الأمر، وقبل أن ينظر النتائج فستجده يندم، فكيف إذا كان الفعل متعلقًا بغيره؟ يكون أشد. وكثيرًا ما يدخل الإنسان بيته فيجد الولد يصيح فيقول: ما لك يا بني؟ ! فيقول: ضربني أخي، ثم ينهال الأب ضربًا على الأخ الذي ادعى الصغير أنه ضربه، فإذا تبين الأمر فقد يكون الخطأ من الصغير، فنقول: تثبت، ولا تقدم حتى تتبين
وسبب ذلك: أن الإنسان تأخذه الغيرة فيندفع، والغيرة إذا لم تكن مضبوطة بحد من الشرع وحد من العقل أصبحت غِيرة، والغِيرة هي: فساد الطعام في المعدة، حتى إذا تجشأ الإنسان ظهر لها رائحة كريهة، وكأنها اللحم المنتن، فالغيرة لا بد أن تكون مضبوطة بحد من الشرع والعقل، ولهذا قال: {فَتَبَيَّنُوا}
Penerjemah: Abu Utsman Kharisman