Kam 26 Jumadil awal 1446AH 28-11-2024AD

Cara Mengingkari Kemungkaran yang Berkelanjutan

Fatwa Syaikh Muhammad bin Sholih Al Utsaimin rahimahullah

Pertanyaan :

Bagaimana pendapat anda terkait (cara) mengingkari kemungkaran di tempat kerja terhadap (pelanggaran) yang sifatnya berkelanjutan, seperti dalam masalah merokok?

Jawaban :

Pandanganku dalam hal ini, bahwa mengingkari kemungkaran terhadap perbuatan yang dilakukan secara berkelanjutan, hendaklah anda menyampaikan nasihat pada kali pertama, dengan menjelaskan segala hal yang bisa anda terangkan bahwa perkara itu adalah kemungkaran, sudah cukup. Hanya saja anda jangan duduk bergerombol bersama mereka (lagi).

Contohnya, seandainya kita melihat seorang sedang merokok, (saat itu dapat) kita larang dia (dengan menjelaskan) bahwa perbuatan ini haram, tidak diperbolehkan. (Bila) ternyata dia tetap melanjutkan, bukanlah kewajiban kita, bahwa setiap kali kita melihat dia (merokok) untuk kita mengatakan kepadanya: “Ini adalah kemungkaran!”. (Karena) terkadang kita mengenal bahwa orang tersebut memang tipe penentang, sehingga demikianlah (mungkin perlu kembali diingatkan) setelah berlalu beberapa waktu. Bisa jadi anda akan berujar: “(sekarang) barangkali dia bisa berubah”, (saat itulah) anda (kembali) menasihatinya.

Demikian pula dinyatakan (metode yang serupa) terhadap orang yang pakaiannya masih isbal (ujungnya terjulur ke bawah melebihi batas mata kaki -pen.), juga terhadap orang yang mencukur (habis) jenggotnya.


Kutipan naskah asli :

حكم إنكار المنكر باستمرار في العمل
السؤال:

ما رأيكم بإنكار المنكر في العمل إذا كان بشكل مستمر كقضية التدخين؟

الجواب:

رأيي أن إنكار المنكر إذا كان مستمراً أن تنصح أول مرة وتبين كل ما تستطيع أن تبينه من أن هذا منكر، ويكفي ولكنك لا تجلس معهم، فمثلاً لو رأينا شخصاً يشرب الدخان نهيناه أن هذا حرام ولا يجوز
ولكنه مستمر، ليس من الواجب علينا أننا كلما رأيناه أن نقول له: إن هذا منكر، أحياناً نعرف أن الرجل معاند ولكن نعم بعد مدة ربما تقول: لعله تغير وتنصحه، وكذلك يقال في إسبال الثوب وفي حلق
اللحية.

المصدر:

الشيخ ابن عثيمين من لقاءات الباب المفتوح، لقاء رقم(218)


diterjemahkan oleh Abu Abdirrohman Sofian
Grup WA Al I’tishom

Tinggalkan Balasan