Apakah Disyariatkan Mengangkat Kedua Tangan Saat Membaca Doa Qunut?
Pertanyaan:
Saudara kita menyampaikan pada pertanyaan yang lain: Imam kami terkadang membaca doa qunut saat shalat subuh, maghrib, dan isya’. Namun wahai Syaikh, setelah qunut tersebut dia juga membaca doa yang bermacam-macam seraya mengangkat kedua tangannya.
Apakah doa lain yang diucapkan setelah qunut tersebut diperbolehkan? Dan apakah boleh bagi kami untuk ikut mengangkat tangan bersamanya, atau kami cukup mengaminkan saja?
Jawaban Syaikh Abdul Aziz bin Abdillah bin Baaz rahimahullah:
Qunut hanyalah disyariatkan pada saat terjadi musibah (atas kaum muslimin). Untuk mendoakan kebaikan bagi para pejuang dan mendoakan keburukan atas orang-orang kafir.
Apabila seorang imam melakukan qunut karena musibah yang menimpa di beberapa keadaan tertentu, seperti kondisi (yang terjadi) pada para pejuang di Afghanistan, atau para pejuang di Palestina, dan selain mereka, maka dia mendoakan agar mereka mendapatkan pertolongan. Dia juga mendoakan orang-orang kafir agar ditimpa kehinaan. Itulah yang disyariatkan.
Sang imam mengangkat tangannya (dalam qunut) dan kalian juga mengangkat tangan kalian serta mengaminkan. Sebagaimana ketika shalat istisqo’ (meminta hujan), imam mengangkat tangannya saat memohon hujan dan para makmum turut mengangkat tangan mereka dan mengaminkan imam.
Adapun qunut pada selain itu, maka tidaklah disunnahkan kecuali pada (shalat) witir. Jika seseorang melakukan shalat witir di malam hari maka dia melaksanakan qunut setelah ruku’ pada rakaat terakhir.
Dan yang dilakukan oleh sebagian orang berupa qunut ketika shalat subuh secara terus-menerus, hal itu tidaklah benar. Bahkan semestinya untuk ditinggalkan. Karena Rasulullah shalallahu alaihi wasallam tidak pernah melakukan qunut kecuali ketika ada musibah yang menimpa kaum muslimin. Yakni ketika ada musibah yang menimpa kaum muslimin beliau akan mendoakan kebaikan bagi kaum muslimin dan mendoakan keburukan atas orang-orang kafir. (Hal itu) hanya dilakukan pada kurun waktu tertentu. Kemudian setelahnya beliau alaihis sholatu wassalam meninggalkannya.
Adapun qunut pada shalat subuh secara terus-menerus maka yang benar dari pendapat Ulama adalah bahwa hal itu tidaklah disyariatkan. Demikianlah.
Penanya:
Semoga Allah memberikan balasan terbaik kepada anda.
Naskah fatwa dalam Bahasa Arab:
حكم القنوت ورفع اليدين في الصلوات المكتوبة
السؤال:
أخونا يقول في سؤال آخر: إمامنا يدعو بالقنوت أحيانًا في صلاة الفجر والمغرب والعشاء، وذلك بعد الرفع من الركوع الأخير، لكن يا سماحة الشيخ! بعد القنوت يدعو أيضًا بدعاء شتى، ويرفع يديه، فهل هذا الدعاء بعد القنوت جائز؟ وهل نرفع أيدينا معه، أم نكتفي بالتأمين؟
الجواب:
القنوت مشروع في النوازل، في الدعاء للمجاهدين، والدعاء على الكافرين، فإذا قنت من أجل النوازل في بعض الأحيان كحال المجاهدين الأفغان، وحال المجاهدين في فلسطين، وغيرهم، يدعو لهم بالنصر، ويدعو على الكفار بالخذلان، فهذا مشروع، ويرفع يديه، وأنتم ترفعون أيديكم وتؤمنون، كما في الاستسقاء يرفع يديه في الاستسقاء، طلب الغوث، ويرفع الناس أيديهم ويؤمنون.
أما القنوت لغير ذلك؛ فلا يستحب إلا الوتر، إذا أوتر في الليل قنت بعد الركوع في الركعة الأخيرة.
أما ما يفعله بعض الناس من القنوت في الصبح دائمًا؛ فهذا لا ينبغي، بل الذي ينبغي تركه؛ لأن الرسول ﷺ ما كان يفعل القنوت إلا في النوازل، يعني: إذا نزلت بالمسلمين نازلة؛ دعا للمسلمين، ودعا على الكافرين أوقاتًا معينة، ثم يترك عليه الصلاة والسلام، فأما القنوت في الصبح بصفة دائمة؛ فهذا الصحيح من أقوال العلماء أنه غير مشروع. نعم.
المقدم: جزاكم الله خيرًا.
Sumber: https://binbaz.org.sa/fatwas/11882/حكم-القنوت-ورفع-اليدين-في-الصلوات-المكتوبة
Penerjemah: Abu Dzayyal Muhammad Wafi