Apakah Qunut Nazilah Dilaksanakan Pada Setiap Shalat Atau Hanya Shalat Jahriyah Saja?
Pertanyaan:
Semoga Allah memberkahi anda wahai Syaikh yang mulia. Qunut nazilah (permohonan agar Allah memberikan pertolongan kepada kaum muslimin saat mereka tertimpa musibah) apakah dilaksanakan pada shalat tertentu atau pada semua shalat?
Syaikh Muhammad bin Sholih Al Utsaimin rahimahullah menjawab:
Qunut nazilah disyariatkan pada seluruh shalat (fardhu). Sebagaimana hal itu shahih dari Nabi shallallahu alaihi wasallam. Tidak terkhusus pada shalat subuh, maghrib, dan isya’ saja. (Tidak pula) dikhususkan pada malam tertentu atau hari tertentu dalam sepekan. Bahkan (yang benar adalah) dilaksanakan pada setiap hari secara umum dan pada setiap shalat (fardhu).
Boleh saja jika imam melihat para makmum sudah mulai bosan dengan pelaksanaan qunut maka ia melaksanakannya pada shalat subuh atau maghrib saja. Karena (pada dua shalat) itulah qunut yang paling sering dilakukan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Bila imam mau ia boleh pula melaksanakan qunut pada selain kedua shalat tersebut. Intinya jika imam mendapati makmum merasa bosan hendaknya jangan sampai membuat mereka lelah dengan perkara yang sifatnya mustahab. Untuk menghilangkan kejenuhan tersebut, imam bisa melakukannya berselang-seling, satu shalat (dilaksanakan qunut padanya) lalu shalat berikutnya (tidak dilaksanakan qunut padanya). Atau imam hanya melaksanakan qunut pada shalat subuh dan maghrib saja.
Yang perlu aku ingatkan di sini, bahwa qunut nazilah tidaklah sama dengan qunut witir yang diajarkan oleh Nabi shallallahu alaihi wasallam kepada Al Hasan bin Ali radhiyallahu anhuma. Yaitu doa:
اللهم اهدني فيمن هديت
Doa ini tidaklah diharuskan untuk dibaca pada qunut nazilah. Karena yang dicontohkan oleh Nabi shallallahu alaihi wasallam saat qunut nazilah adalah berdoa sesuai dengan musibah yang menimpa ketika itu, yang karenanyalah dilaksanakan qunut tersebut. Bisa dengan mendoakan keburukan atas musuh, atau mendoakan agar kaum muslimin dapat membinasakan musuhnya. Maknanya, mendoakan kebaikan atas kelompok tertentu dan mendoakan keburukan atas yang lainnya keduanya sama-sama bisa dilakukan. Yang penting tidak perlu menyebutkan dalam qunut nazilah kecuali sesuatu yang berkaitan dengan musibah itu saja.
Naskah fatwa dalam bahasa Arab:
السؤال: بارك الله فيكم فضيلة الشيخ القنوت في النوازل هل يكون في صلاة معينة أو في جميع الصلوات؟
الجواب
الشيخ: القنوت في النوازل مشروع في جميع الصلوات، كما صح ذلك عن النبي صلى الله عليه وسلم، وليس خاصاً بصلاة الفجر والمغرب والعشاء خاصاً بليلة، أو يوم معين من الأسبوع، بل هو عام في كل أيام الأسبوع، وفي جميع الصلوات، نعم لو رأى الإمام من المأمومين مللاً وتضجراً من القنوت؛ فليكن في صلاة الفجر أو في صلاة المغرب؛ لأن هذا هو الأكثر من فعل الرسول صلى الله عليه وسلم، وإن شاء جعله في غيرهما، المهم أنه إذا أحس بضجر أو ملل من الناس فلا يتعب الناس في أمر مستحب، ويمكنه أن يتدارك ذلك بالتناوب؛ أي صلاة بعد صلاة ويخص بصلاة الفجر والمغرب
ولكني أنبه هنا على أن قنوت النوازل ليس هو قنوت الوتر الذي علمه النبي صلى الله عليه وسلم الحسن بن علي، فهو: اللهم اهدني فيمن هديت. فإن هذا لا يشترط في قنوت النوازل؛ لأن الوارد عن النبي عليه الصلاة والسلام في قنوت النوازل أن يكون دعاؤه في النازلة نفسها التي قنت من أجلها، سواء كانت على عدو، أو كانت لويل من المسلمين؛ بمعنى أنه سواء كان يدعو لقوم أو يدعو على قوم المهم ألا يذكر في هذا القنوت إلا فيما يتعلق بهذه النازلة فقط
Sumber: https://binothaimeen.net/content/9589
Penerjemah: Abu Dzayyal Muhammad Wafi