Kam 26 Jumadil awal 1446AH 28-11-2024AD

Khotbah Jumat: Mensyukuri Nikmat Tholabul Ilmi

Khotbah Pertama:

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ وَلَهُ الْحَمْدُ فِي الْآَخِرَةِ وَهُوَ الْحَكِيمُ الْخَبِيرُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.قَالَ اللهُ تَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ :{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ}

Saudaraku kaum muslimin, rahimakumullah…

Menuntut ilmu syar’i adalah suatu nikmat yang sangat besar. Tidak setiap orang mendapat taufiq, memiliki kesempatan, dan diberi kemampuan untuknya.

Begitu banyak saudara kita yang begitu berharap bisa mereguk manisnya majelis-majelis ta’lim. Sebagian lagi berharap ingin merasakan nikmatnya belajar di ma’had-ma’had Ahlus Sunnah. Tapi mereka terkendala dengan berbagai halangan.

Ada yang sangat ingin hadir di majelis ta’lim, namun terkendala kendaraan. Ada pula yang sangat rindu adanya majelis ilmu di daerahnya, yang sangat jarang dikunjungi para ustadz Ahlus Sunnah karena tempatnya terpencil. Kehadiran para ustadz Ahlus Sunnah yang sangat jarang itu dirasakan begitu berharga bagi mereka. Tak jarang air mata menetes merasakan keharuan, nikmat meski sebentar dikunjungi sang penyebar ilmu.

Saudaraku….

Ilmu agama ini adalah darah dan daging kita. Demikian al-Imam Malik menjelaskan. Ilmu adalah bagian yang tak terpisahkan sebagai kebutuhan mendasar seorang muslim, terlebih Ahlus Sunnah. Ilmu adalah yang seharusnya melandasi ucapan, sikap, perilaku, dan tindak-tanduk kita dalam keseharian.

Syukuri nikmat tholabul ilmi ini, wahai saudaraku…

Jangan sia-siakan keberadaan majelis ilmu yang semarak terselenggara di tempat-tempat yang begitu mudah terjangkau oleh anda sekalian. Apa yang membuat langkah anda begitu berat melangkah ke majelis ilmu? Ke mana hilangnya semangat tholabul ilmi anda yang dulu begitu menggebu-gebu?

Jangan tunggu Allah cabut nikmat ini dari kita sekalian, wahai saudaraku…Jangan….

اللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوذُ بِكَ مِنْ زَوَالِ نِعْمَتِكَ

Ya Allah, sesungguhnya kami berlindung kepada-Mu dari lenyapnya nikmat dari-Mu

Syukuri dan manfaatkan nikmat keberadaan majelis ilmu itu dengan sebaik-baiknya. Semoga Allah Ta’ala menambah nikmat-Nya kepada kita.

وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ

Dan ketika Rabb kalian mengumumkan: Jika kalian bersyukur, sungguh Aku akan tambah (nikmatKu) kepada kalian, dan jika kalian kufur (nikmat), sungguh adzab-Ku sangatlah pedih
(Q.S Ibrahim ayat 7)

Ke mana hilangnya semangat kita? Apakah tertelan pandemi? Sungguh musibah yang besar jika pandemi menggerogoti tekad dan semangat kita dalam menuntut ilmu.

Sungguh, para Ulama kita dahulu begitu bersemangat menempuh perjalanan yang melelahkan. Menguras tenaga, pikiran, kesehatan, dan harta benda. Guna menggapai ilmu yang murni. Sebagian mereka sampai ada yang kencing darah. Terkelupas kuku kakinya. Melepuh lapisan telapak kakinya. Bersimbah peluh mengangkut kitab di pundaknya, berkeliling mendatangi guru. Perjalanan ratusan atau ada yang ribuan kilometer dengan berjalan kaki tak menghambat perjuangan mereka.

Sebagian kita, dengan kendaraan yang siap dipakai ke mana saja, tapi ternyata tak mampu menghantar tuannya mendatangi majelis ilmu yang cuma berjarak beberapa kilometer saja. Sebagian Ulama melakukan perjalanan menuntut ilmu lintas benua dan samudera, bertaruh nyawa. Sedangkan sebagian kita tak sanggup melakukan perjalanan lintas desa, lintas kecamatan, atau sekedar lintas kabupaten untuk menuntut ilmu.

Mengapa begitu pakem rem kendaraan anda? Hingga ia tak beranjak ke tempat-tempat kajian ilmu? Ataukah yang mengeremnya adalah hawa nafsu, belenggu akal, dan pikiran yang melingkupi anda? Begitu pintarnya kita mencari-cari alasan untuk sekedar tidak hadir di majelis ilmu?

Mujahid rahimahullah berkata:

إِنَّ هَذَا الْعِلْمَ لَا يَتَعَلَّمُهُ مُسْتَحٍ وَلَا مُتَكَبِّر

Sesungguhnya ilmu ini tidaklah diperoleh orang yang pemalu dan sombong
(riwayat Abu Nuaim dalam Hilyatul Awliyaa’)

Belum lagi kita bicara sebagian saudara kita yang salah jalan. Mereka bersemangat menuntut ilmu, tapi terseret pada pemahaman yang salah. Pemahaman yang menyimpang dari Ahlus Sunnah. Mereka pun berguru pada pihak-pihak yang salah akidahnya, manhajnya, ataupun metode beragamanya. Semoga Allah memberi petunjuk kepada kita dan mereka.

Setelah Allah berikan petunjuk cahaya yang terang benderang kepada kita, mencintai ilmu tauhid dan sunnah, berjuang untuk meneladani Nabi dan para Sahabatnya. Melalui bimbingan Ulama-Ulama yang jelas di atas sunnah. Mengapa kita abaikan nikmat hidayah tersebut? Mengapa kita melupakan nikmat tersebut?

Ya Allah, jangan jadikan kami sebagai orang-orang yang kufur terhadap nikmat-nikmat dari-Mu.

Saudaraku…

Mari bersemangat untuk terus menimba ilmu. Ikatlah ilmu itu dengan kesungguhan menyimak, mencatat, dan berdoa kepada Allah Ta’ala. Kata sebagian Ulama: “kita tidak tahu kapan ilmu itu dibutuhkan”. Bisa jadi suatu ilmu yang kita saksikan atau kita dengar saat ini, yang direkam dengan baik dan disampaikan secara utuh, akan memberikan maslahat besar bagi kita atau orang lain, bertahun-tahun kemudian di masa yang tersisa dari kehidupan kita.

Wahb bin Munabbih – seorang tabi’i – rahimahullah menyatakan:

مَجْلِسٌ يُتَنَازَعُ فِيهِ الْعِلْمُ أَحَبُّ إِلَىَّ مِنْ قَدْرِهِ صَلاَةً، لَعَلَّ أَحَدَهُمْ يَسْمَعُ الْكَلِمَةَ فَيَنْتَفِعُ بِهَا سَنَةً أَوْ مَا بَقِىَ مِنْ عُمُرِهِ

Suatu majelis yang mengkaji ilmu, lebih aku sukai dibandingkan shalat (sunnah) selama waktu itu. Bisa jadi salah seorang dari mereka (yang duduk di majelis ilmu tersebut) mendengar suatu kalimat yang bermanfaat baginya selama setahun atau untuk waktu yang tersisa dari usianya
(riwayat ad-Daarimiy dalam Sunannya)

Semoga Allah Ta’ala memberkahi dan menambah ilmu kita sehingga bermanfaat bagi diri kita dan orang lain.

أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ وَلِجَمِيْعِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ


Artikel yang Relevan:


Khotbah Kedua:

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي هَدَانَا لِهَذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللَّهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.قَالَ اللهُ تَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ : يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمْ إِنَّ زَلْزَلَةَ السَّاعَةِ شَيْءٌ عَظِيمٌ

Saudaraku kaum muslimin, rahimakumullah…

Rasulullah shollallahu alaihi wasallam bersabda:

مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّة

Barang siapa yang menempuh suatu jalan untuk mencari ilmu, Allah akan mudahkan jalannya menuju surga
(H.R Ahmad dan Ash-haabus Sunan)

Alhamdulillah, setelah sekian lama kita terhalang mengikuti majelis ilmu langsung dengan masyayikh Ahlus Sunnah, karena sebab pandemi dan lain sebagainya, insyaallah dalam waktu dekat di bulan Muharram 1444 Hijriyah, kita mendapat nikmat dengan kunjungan langsung kembali para masyayikh Ahlus Sunnah ke Indonesia dengan difasilitasi ma’had Minhajul Atsar Jember. Semoga Allah Ta’ala memberi pertolongan dan kemudahan akan terselenggaranya Daurah Masyayikh tersebut dengan lancar dan menghasilkan manfaat yang besar dan tersebar.

Mari kita dukung dan semarakkan kunjungan orang-orang berilmu itu. Hadiri kajiannya. Ambillah faidah ilmu dari para masyayikh Ahlus Sunnah tersebut. Bagi yang memiliki kelebihan dana, dukunglah dengan mengirimkan donasi kepada panitia. Niatkanlah ikhlas karena Allah.

Dukungan itu juga merupakan bentuk syukur kita kepada Allah, yang manfaatnya akan kembali pada kita juga.

وَمَنْ يَشْكُرْ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِ

…barang siapa yang bersyukur, sesungguhnya dia bersyukur untuk dirinya sendiri…
(Q.S Luqman ayat 12)

Sesungguhnya dana yang dikirimkan untuk para penuntut ilmu atau penyelenggaraan kajian ilmu syar’i, akan menjadikan keberkahan bagi harta orang yang berdonasi.

Ada seseorang di masa Nabi shollallahu alaihi wasallam yang mengeluhkan saudaranya yang hanya mengikuti kajian ilmu bersama Nabi, sedangkan ia bekerja membiayai saudaranya itu. Nabi justru menasihatkan kepada orang yang bekerja membiayai saudaranya yang menuntut ilmu tersebut:

لَعَلَّكَ تُرْزَقُ بِهِ

Bisa jadi engkau diberi rezeki dengan sebab dia (H.R atTirmidzi, dinilai shahih sesuai syarat Muslim oleh Syaikh Muqbil)

Artinya, engkau diberi rezeki dan diberkahi rezekimu dengan sebab engkau mendanai saudaramu yang menuntut ilmu di jalan Allah.

Semoga Allah Ta’ala kembali menyatukan para asatidzah dan ikhwah Ahlus Sunnah. Menjalin kembali ikatan persaudaraan yang terkoyak, ikhlas semata-mata mengharapkan keridhaan Allah Ta’ala. Berjalan dan berjuang bersama kembali di bawah arahan dan bimbingan para Ulama Ahlus Sunnah. Sebagian para masyayikh tersebut telah mengerti benar masalah-masalah dakwah di Indonesia. Maka mari kita ikuti arahan dan bimbingan mereka. Semoga Allah Ta’ala memberkahi dakwah yang mulia ini.

مِنْ بَعْدِ أَنْ نَزَغَ الشَّيْطَانُ بَيْنِي وَبَيْنَ إِخْوَتِي إِنَّ رَبِّي لَطِيفٌ لِمَا يَشَاءُ إِنَّهُ هُوَ الْعَلِيمُ الْحَكِيم

…setelah setan merusak hubungan persaudaraan antara aku dengan para saudaraku. Sesungguhnya Rabbku adalah Yang Maha Lembut (dalam mengatur) apa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Dia (Allah) adalah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana
(Q.S Yusuf ayat 100)

إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا. اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ اللَّهُمَّ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَات
اللَّهُمَّ أَلِّفْ بَيْنَ قُلُوبِنَا وَأَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِنَا وَاهْدِنَا سُبُلَ السَّلَامِ وَنَجِّنَا مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ وَجَنِّبْنَا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ وَبَارِكْ لَنَا فِي أَسْمَاعِنَا وَأَبْصَارِنَا وَقُلُوبِنَا وَأَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ وَاجْعَلْنَا شَاكِرِينَ لِنِعْمَتِكَ مُثْنِينَ بِهَا قَابِلِيهَا وَأَتِمَّهَا عَلَيْنَا
رَبَّنَا آَتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلَّمَ
وَالْحَمْدُ للهِ رَبِّ اْلعَالَمِيْنَ

 

Disampaikan oleh Ustadz Abu Utsman Kharisman pada Jumat, 29 Dzulhijjah 1443 H/29 Juli 2022 M di Masjid al-Fauzan Ma’had al I’tishom bis Sunnah Kraksaan Sumberlele Probolinggo

Tinggalkan Balasan