Membayarkan Utang Orang yang Kesusahan Melalui Zakat Maal
Orang-orang yang terlilit utang, disebut gharim, berhak mendapatkan santunan zakat maal. Sebagaimana yang dijelaskan dalam alQuran:
إِنَّمَا الصَّدَقَاتُ لِلْفُقَرَاءِ وَالْمَسَاكِينِ وَالْعَامِلِينَ عَلَيْهَا وَالْمُؤَلَّفَةِ قُلُوبُهُمْ وَفِي الرِّقَابِ وَالْغَارِمِينَ وَفِي سَبِيلِ اللَّهِ وَابْنِ السَّبِيلِ فَرِيضَةً مِنَ اللَّهِ وَاللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ
Hanyalah zakat (maal) itu diperuntukkan bagi orang-orang fakir, miskin, ‘amil (petugas zakat), orang yang dilembutkan hatinya (agar kokoh atau mau masuk Islam), pembebasan budak, orang-orang yang terlilit utang (gharim), perjuangan jihad di jalan Allah, dan Ibnus Sabil (orang yang kehabisan bekal dalam safarnya, pent). Itu adalah kewajiban dari Allah. Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana
(Q.S atTaubah ayat 60)
Umar bin Abdil Aziz benar-benar berupaya mengalokasikan pembayaran zakat yang terkumpul dari kaum muslimin kepada pihak-pihak yang benar-benar berhak menerima.
Baca Juga: Bagaimanakah Kriteria Fakir dan Miskin yang Berhak Menerima Zakat?
Al-Qosim bin Mukhoymiroh termasuk Ulama Tabi’i, yang mengajarkan hadits. Beliau juga salah satu perawi dalam Shahih al-Bukhari dan guru al-Auza’iy.
Al-Qosim bin Mukhoymiroh mendapat tunjangan dari Umar bin Abdil Aziz untuk melunasi utangnya. Bahkan beliau mendapat bagian uang untuk kebutuhan hidupnya, tempat tinggal, dan budak (hamba sahaya).
عَنِ الْقَاسِمِ بْنِ مُخَيْمِرَةَ: أَنَّهُ قَدِمَ عَلَى عُمَرَ بْنِ عَبْدِ الْعَزِيزِ فَسَأَلَهُ قَضَاءَ دَيْنِهِ، فَقَالَ: وَكَمْ دَيْنُكَ؟ قَالَ: تِسْعُونَ دِينَارًا، قَالَ: قَدْ قَضَيْنَاهُ عَنْكَ، أَنْتَ مِنَ الْغَارِمِينَ
Dari al-Qosim bin Mukhoymiroh bahwasanya ia datang kepada Umar bin Abdil Aziz meminta agar dilunasi utangnya. Umar bin Abdil Aziz berkata: Berapa utangmu? Al-Qosim berkata: 90 dinar. Umar pun berkata: Kami akan melunasinya untukmu. Engkau termasuk orang-orang gharim (yang terlilit utang)
(riwayat Ibnu Abi Hatim dalam Tafsirnya)
Al-Auza’iy rahimahullah menyatakan:
أَنَّ عُمَرَ بْنَ عَبْدِ الْعَزِيزِ فَرَضَ لِلْقَاسِمِ بْنِ مُخَيْمِرَةَ فِي سِتِّينَ وَقَضَى عَنْهُ تِسْعِينَ دِينَارًا، وَقَالَ لَهُ: أَنْتَ مِنَ الْغَارِمِينَ، وَأَمَرَ لَهُ بِخَادِمٍ وَمَسْكَنٍ
Umar bin Abdil Aziz menetapkan bagian pemberian untuk al-Qosim bin Mukhoymirah sebesar 60 dinar dan melunasi utangnya sebesar 90 dinar. Umar berkata kepadanya: Engkau termasuk gharim (orang yang terlilit utang). Umar juga memerintahkan agar al-Qosim diberi hamba sahaya dan tempat tinggal
(riwayat Ibnu Abi Hatim dalam Tafsirnya)
Dikutip dari:
Buku “Keteladanan Umar bin Abdil Aziz”, Abu Utsman Kharisman