Tiga Permintaan Dalam Doa Selepas Shalat Subuh
Dalam hadits Ummu Salamah riwayat Ibnu Majah, disebutkan:
أَنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- كَانَ يَقُولُ إِذَا صَلَّى الصُّبْحَ حِينَ يُسَلِّمُ: اللَّهُمَّ إِنِّى أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا وَرِزْقًا طَيِّبًا وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً
Bahwasanya Nabi shollallahu alaihi wasallam jika selesai shalat Subuh, saat setelah salam, mengucapkan: ALLAAHUMMA INNII AS-ALUKA ‘ILMAN NAAFI’AN WA RIZQON THOYYIBAN WA ‘AMALAN MUTAQOBBALAN (Ya Allah, sesungguhnya aku meminta kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rezeki yang baik, dan amal yang diterima)
(H.R Ibnu Majah)
Hadits tersebut dinilai shahih oleh Syaikh al-Albaniy.
Baca Juga: Doa Memohon Ampunan dan Keselamatan Setiap Pagi dan Petang
Tiga permintaan dalam doa tersebut adalah permintaan yang benar-benar kita butuhkan.
Permintaan pertama, kita meminta ilmu yang bermanfaat
Ilmu didahulukan sebelum kebutuhan lainnya. Karena ilmu adalah yang mendasari benar tidaknya perbuatan dan ucapan kita. Al-Imam al-Bukhari meletakkan salah satu judul bab dalam Shahihnya sebagai:
الْعِلْمُ قَبْلَ الْقَوْلِ وَالْعَمَلِ
Ilmu itu (didahulukan) sebelum ucapan dan perbuatan
(Shahih al-Bukhari Kitabul Ilmi)
Ilmu yang kita minta adalah ilmu yang bermanfaat. Bukan sekedar ilmu yang menjadi wawasan semata. Apakah ilmu yang tidak bermanfaat itu? Al-Munawiy rahimahullah mendefinisikan ilmu yang tidak bermanfaat adalah:
وهو ما لا يصحبه عمل أو ما لم يؤذن في تعلمه شرعا أو ما لا يهذب الأخلاق
Yaitu ilmu yang tidak membuahkan amal (sholih), atau memang tidak diizinkan secara syariat untuk dipelajari, atau (ilmu) yang tidak memperbaiki akhlak (seseorang)
(atTaisiir bi syarhil Jami’is Shoghir (1/413)).
Baca Juga: Tuntunan Permohonan dengan Nama Allah agar Tidak Ada apapun yang Memudaratkan Kita
Permintaan kedua, kita meminta rezeki yang baik.
Apakah rezeki yang baik itu?
Abul Hasan Ubaidullah bin Muhammad al-Mubarokfuriy rahimahullah mendefinisikan rezeki yang baik adalah:
حلالاً ملائمًا للقوة معينًا على الطاعة
(Rezeki) yang halal, menghasilkan kekuatan yang membantu seseorang untuk taat (kepada Allah)
(Muro’aatul Mafaatiih syarh Misykaatil Mashoobiih (8/281)).
Baca Juga: Kajian Hadits Seputar Mencari Rezeki yang Halal
Sedangkan permintaan yang ketiga sekaligus terakhir adalah amalan yang diterima.
Kita berharap amalan yang kita persembahkan untuk Allah Ta’ala, diterima oleh-Nya. Para Ulama menjelaskan bahwa syarat suatu amalan diterima adalah ikhlas karena Allah, sesuai tuntunan Rasulullah shollallahu alaihi wasallam, dan dilandasi akidah yang benar.
Semoga Allah ‘Azza Wa Jalla mengaruniakan kepada kita ilmu yang bermanfaat, rezeki yang baik, dan amalan yang diterima.
Penulis:
Abu Utsman Kharisman