Makna Sholawat
Seseorang yang bersholawat untuk Nabi shollallahu alaihi wasallam sesungguhnya ia berdoa kepada Allah agar Allah bersholawat untuk beliau. Apakah yang dimaksud dengan sholawat Allah untuk seseorang? Ada beberapa penafsiran Ulama tentang makna sholawat Allah untuk seseorang. Setidaknya ada 4 makna:
Makna Pertama: pujian Allah kepada hamba-Nya di hadapan para Malaikat.
Hal ini sebagaimana ucapan Abul Aliyah –seorang tabi’i-:
صَلَاةُ اللَّهِ ثَنَاؤُهُ عَلَيْهِ عِنْدَ الْمَلَائِكَةِ
Sholawat Allah (kepada seseorang) adalah pujian dariNya kepada orang itu di sisi para Malaikat
(dinukil oleh al-Bukhari dalam Shahihnya)
Makna Kedua: rahmat (kasih sayang) Allah.
Sholawat ditafsirkan sebagai rahmat oleh sebagian Ulama. Mereka berdalil dengan sholawat Ibrahimiyyah yang di dalamnya terdapat pernyataan:
كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ
sebagaimana Engkau bersholawat kepada keluarga Ibrahim…
Juga terdapat pernyataan:
كَمَا بَارَكْتَ عَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ
sebagaimana Engkau memberkahi keluarga Ibrahim.
Ungkapan dalam sholawat Ibrahimiyyah tersebut semakna dengan firman Allah Ta’ala kepada keluarga Ibrahim:
رَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ عَلَيْكُمْ أَهْلَ الْبَيْتِ إِنَّهُ حَمِيدٌ مَجِيدٌ
…Rahmat Allah dan keberkahan dari-Nya tercurah untuk kalian wahai penghuni rumah (keluarga Ibrahim). Sesungguhnya Dia (Allah) adalah Yang Maha Terpuji lagi Maha Mulia
(Q.S Huud ayat 73)(Mughniy al-Muhtaaj karya asy-Syirbiiniy (2/402)).
Al-Hafidz Ibnu Katsir cenderung mengumpulkan penafsiran pertama dan kedua tentang makna sholawat, yaitu sholawat dari Allah bermakna pujian sekaligus rahmat.
Makna Ketiga: ampunan Allah.
Al-Imam atThobariy menafsirkan sholawat dari Allah sebagai ampunan, berdalil dengan doa Nabi kepada keluarga Abi Aufa yang bershodaqoh, didoakan dengan:
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى آلِ أَبِي أَوْفَى
Diartikan oleh al-Imam atThobariy: Ya Allah, bersholawatlah yaitu ampunilah keluarga Abu Aufa
(Tafsir atThobariy dalam menafsirkan surat al-Baqoroh ayat 157).
Makna Keempat: memberikan keberkahan.
Dalam Shahih al-Bukhari disebutkan bahwa Sahabat Nabi Ibnu Abbas radhiyallahu anhu menafsirkan makna:
يُصَلُّوْنَ
Mereka (para Malaikat) bersholawat
Ditafsirkan dengan:
يُبَرِّكُونَ
Memohon keberkahan
Seseorang yang bersholawat sekali untuk Nabi, Allah akan bersholawat sepuluh kali untuknya.
مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلَاةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ بِهَا عَشْرًا
Barangsiapa yang bersholawat untukku sekali, Allah akan bersholawat untuknya 10 kali
(H.R Muslim dari Abdullah bin ‘Amr bin al-Ash)
Jika sholawat mengandung semua makna yang disebutkan Ulama tersebut, maka seseorang yang bersholawat kepada Nabi, Allah akan memujinya di hadapan para Malaikat, melimpahkan rahmat, ampunan, dan keberkahan kepadanya, insyaallah.
Apakah makna ucapan: Allaahumma sholli ‘alaa Muhammad (Ya Allah bersholawatlah untuk Muhammad)?
Penjelasan yang termasuk paling lengkap adalah yang dikemukakan oleh al-Hulaimiy yang dinukil oleh al-Baihaqiy dalam Syu’abul Iman, sebagai berikut:
Jika kita katakan: Allahumma sholli ‘alaa Muhammad (Ya Allah bersholawatlah kepada Muhammad), sesungguhnya yang kita maksudkan adalah : Ya Allah agungkan Muhammad di dunia dengan meninggikan penyebutan beliau, menampakkan dakwah beliau (sehingga berjaya), dan jadikan syariat beliau akan terus ada. Sedangkan di akhirat jadikanlah beliau sebagai pemberi syafaat bagi umatnya, berikanlah pahala dan balasan kebaikan dariMu kepada beliau secara berlipatganda, nampakkanlah keutamaan beliau di hadapan seluruh orang-orang terdahulu maupun yang paling akhir di kedudukan yang terpuji (al-Maqom al-Mahmud), jadikanlah beliau terdepan dibandingkan seluruh makhluk yang dekat denganMu pada hari ditegakkannya persaksian (hari kiamat) (Syu’abul Iman karya al-Baihaqiy (2/221), juga dinukil oleh al-Hafidz Ibnu Hajar dalam Fathul Bari syarh Shahih al-Bukhari)
Bahwa makna sholawat juga mencakup rahmat dan ampunan, tersebutkan dalam hadits tentang doa Malaikat bagi orang-orang yang masih berada di tempat shalatnya selepas pelaksanaan shalat:
وَالْمَلَائِكَةُ يُصَلُّونَ عَلَى أَحَدِكُمْ مَا دَامَ فِي مَجْلِسِهِ الَّذِي صَلَّى فِيهِ يَقُولُونَ اللَّهُمَّ ارْحَمْهُ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ اللَّهُمَّ تُبْ عَلَيْهِ مَا لَمْ يُؤْذِ فِيهِ مَا لَمْ يُحْدِثْ فِيهِ
Dan para Malaikat bersholawat kepada salah seorang dari kalian selama masih berada di tempat shalatnya. Mereka (para Malaikat) berkata: Ya Allah berilah rahmat kepadanya. Ya Allah ampunilah dia. Ya Allah terimalah tobatnya. Selama orang itu tidak menyakiti orang lain dan selama ia tidak berhadats padanya
(H.R al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah, lafadz sesuai riwayat Muslim)
Dikutip dari:
draft buku “Mari Bersholawat Sesuai Tuntunan Nabi (Mengupas Seluk Beluk Sholawat dalam Tinjauan Syariat)”, Abu Utsman Kharisman