Adab Islamiy Saat Bersin
SERIAL KAJIAN KITABUL JAMI’ MIN BULUGHIL MARAM (bag 10)
BAB:
ADAB
وَعَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ: إِذَا عَطَسَ أَحَدُكُمْ فَلْيَقُلْ: الْحَمْدُ لِلَّهِ, وَلْيَقُلْ لَهُ أَخُوهُ يَرْحَمُكَ اَللَّهُ, فَإِذَا قَالَ لَهُ: يَرْحَمُكَ اَللَّهُ, فَلْيَقُلْ: يَهْدِيكُمُ اللَّهُ, وَيُصْلِحُ بَالَكُمْ. أَخْرَجَهُ اَلْبُخَارِيُّ
Dari Nabi shollallahu alaihi wasallam beliau bersabda: Jika salah seorang dari kalian bersin hendaknya ia mengucapkan: Alhamdulillah. Saudaranya hendaknya berkata: Yarhamukallah (semoga Allah merahmatimu). Apabila saudaranya itu mengucapkan: Yarhamukallah, hendaknya ia (orang yang bersin tersebut) mengucapkan: Yahdikumullaahu wa yushlihu baalakum (Semoga Allah memberikan hidayah kepada kalian dan memperbaiki keadaan kalian).
(H.R al-Bukhari)
Baca bagian sebelumnya: Jangan Memulai Mengucapkan Salam Kepada Orang Kafir
Penjelasan:
Bersin dalam kondisi normal, bukan penyakit, adalah bagian dari nikmat Allah Ta’ala. Sehingga seseorang yang bersin saat ia sehat, hendaknya memuji Allah atas nikmat tersebut. Hadits ini menjelaskan keadaan orang yang sehat saat bersin. Bukan tentang orang yang sakit atau memiliki gejala sakit.
Bagi muslim lain yang mendengar orang sehat yang bersin mengucapkan pujian kepada Allah, hendaknya menyambutnya dengan mendoakan rahmat Allah untuk orang tersebut.
إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْعُطَاسَ وَيَكْرَهُ التَّثَاؤُبَ فَإِذَا عَطَسَ فَحَمِدَ اللَّهَ فَحَقٌّ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ سَمِعَهُ أَنْ يُشَمِّتَه
Sesungguhnya Allah mencintai bersin dan membenci menguap. Jika seseorang bersin kemudian ia memuji Allah, wajib bagi setiap muslim yang mendengarnya untuk menjawab (mendoakan rahmat untuk-Nya) (H.R al-Bukhari)
Seorang muslim yang bersin berhak mendapat doa rahmat hanya jika ia memuji Allah. Apabila ia tidak mengucapkan Alhamdulillah atau memuji Allah, ia tidak didoakan rahmat karena bersinnya itu.
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ عَطَسَ رَجُلَانِ عِنْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَشَمَّتَ أَحَدَهُمَا وَلَمْ يُشَمِّتْ الْآخَرَ فَقِيلَ لَهُ فَقَالَ هَذَا حَمِدَ اللَّهَ وَهَذَا لَمْ يَحْمَدْ اللَّهَ
Dari Anas bin Malik –semoga Allah meridhainya- ia berkata: Ada 2 orang laki-laki yang bersin di dekat Nabi shollallahu alaihi wasallam. Nabi mendoakan rahmat untuk salah seorang dari keduanya sedangkan kepada yang lain beliau tidak mendoakan. Ada yang menanyakan mengapa beliau berbuat demikian. Nabi bersabda: Orang ini memuji Allah sedangkan yang ini tidak memuji Allah (H.R al-Bukhari)
Jika bersin itu terjadi lebih dari sekali secara berurutan. Disunnahkan untuk mendoakan rahmat itu adalah pada bersin yang pertama hingga maksimal 3 kali. Adapun jika lebih dari 3 kali, itu indikasi adanya penyakit.
يُشَمَّتُ الْعَاطِسُ ثَلَاثًا فَمَا زَادَ فَهُوَ مَزْكُومٌ
Seorang yang bersin didoakan rahmat sebanyak 3 kali. Jika lebih dari itu, orang yang bersin itu terkena flu/pilek (H.R Ibnu Majah, dishahihkan Syaikh al-Albaniy)
Dalam kondisi sehat, seorang bersin memuji Allah dan yang mendengar mendoakan rahmat untuknya, orang yang bersin itu membalas doa baik tersebut dengan mendoakannya juga: Yahdikumullaahu wa yushlihu baalakum (Semoga Allah memberikan petunjuk kepada kalian dan memperbaiki keadaan kalian). Ini adalah keadaan saling berbalas doa antar muslim.
Orang-orang Yahudi dahulu berusaha untuk bersin di dekat Nabi dengan harapan Nabi mendoakan rahmat untuk mereka. Namun Nabi hanya mendoakan hidayah untuk mereka dan agar Allah memperbaiki keadaan mereka.
عَنْ أَبِي مُوسَى قَالَ كَانَ الْيَهُودُ يَتَعَاطَسُونَ عِنْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَرْجُونَ أَنْ يَقُولَ لَهُمْ يَرْحَمُكُمْ اللَّهُ فَيَقُولُ يَهْدِيكُمُ اللَّهُ وَيُصْلِحُ بَالَكُمْ
Dari Abu Musa ia berkata: Yahudi berusaha untuk bersin di dekat Nabi shollallahu alaihi wasallam karena berharap agar beliau mendoakan untuk mereka: Yarhamukumullah (Semoga Allah merahmati kalian). Namun justru beliau mengucapkan: Yahdiikumullaahu wa yushlihu baalakum (Semoga Allah memberikan petunjuk kepada kalian dan memperbaiki keadaan kalian) (H.R atTirmidzi, dishahihkan Syaikh al-Albaniy)
Di antara sunnah ketika bersin adalah menutup mulut dan merendahkan suara bersin.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا عَطَسَ وَضَعَ يَدَهُ أَوْ ثَوْبَهُ عَلَى فِيهِ وَخَفَضَ أَوْ غَضَّ بِهَا صَوْتَهُ
Dari Abu Hurairah ia berkata: Rasulullah shollallahu alaihi wasallam jika bersin meletakkan tangan beliau atau pakaian beliau di depan mulut dan merendahkan suara beliau (H.R Abu Dawud, dihasankan oleh Syaikh Muqbil)
Penulis:
Abu Utsman Kharisman