Kam 26 Jumadil awal 1446AH 28-11-2024AD

Asy-Syaikh Al-‘Allamah Hafidz bin Ahmad Al-Hakami rahimahullah, Sosok Ulama dari Negeri Tauhid

Pembaca yang semoga senantiasa dirahmati oleh Allah’ azza wajalla…

Pada kesempatan kali ini in syaa Allah ta’ala kita akan menyebutkan biografi salah seorang ulama negeri tauhid, Saudi Arabia. Yang pada rubrik resensi kitab A’lamus Sunnah al-Mansyurah Li’tiqad ath-Thoifah an-Najiyah al-Manshurah kita sudah menyinggung sedikit tentang beliau. Dan kitab ini merupakan salah satu buah karya beliau rahimahullah. Maka mari kita baca biografi beliau lebih lengkap yang harapannya tidak hanya menambah wawasan semata akan tetapi juga bisa menambah keimanan kita.


baca juga: Resensi Kitab: A’lamus Sunnah al-Mansyurah


Nama dan Nasab Beliau

Nama beliau adalah Hafidz bin Ahmad bin Ali al-Hakami. Berasal dari suku Hakam yang terkenal di Mikhlaf As Sulaimani (salah satu daerah di bagian Selatan negeri Arab Saudi, sekarang disebut Jazan). Silsilahnya sampai ke Saad bin Malik bin Adad bin Kahlan al-Qahthaniyyah (nenek moyang bangsa arab).

Beliau merupakan salah satu ulama ahlus sunnah terkemuka dari negeri Saudi Arabia. Seorang paling masyhur yang hidup di abad ke-14. Berasal dari wilayah selatan negeri Saudi yang sekarang dikenal dengan wilayah Tihamah.

Hafidz sendiri merupakan nama aslinya, bukan sebagai gelar yang disematkan pada ulama yang sudah banyak menghafal hadits dan disiplin ilmunya seperti “al-Hafidz” Ibnu Hajar al-‘Asqalani.

Kelahiran Beliau

Beliau lahir pada tanggal 24 Ramadhan 1342 H atau bertepatan dengan tanggal 28 April 1924 M. Beliau dilahirkan di sebuah desa yang bernama as-Salam masuk dalam kota Madhaya provinsi Jazan Saudi Arabia bagian selatan.


baca juga: Sedikit Biografi Abu Qilabah


Masa Kecil

Ketika beliau masih kecil beliau berpindah bersama orang tuanya ke kota al-Jadhi’ masih masuk wilayah Shamithah provinsi Jazan.

Orang tuanya memutuskan untuk pindah, karena di tempat kelahirannya tanah untuk bercocok tanam kurang subur. Ketika itu orang tuanya menemukan daerah yang lebih subur untuk bercocok tanam dan menggembala hewan ternaknya.

Syaikh Hafidz kecil tumbuh dalam keadaan sederhana dan tawadhu dalam asuhan sang ayah. Kesehariannya beliau membantu orang tuanya menggembala kambing milik ayahnya. Dimana di masa itu kambing merupakan barang yang berharga.

Ketika berumur tujuh tahun ayahnya memasukkan dia dan kakaknya yang bernama Muhammad ke sebuah madrasah untuk mempelajari al Quran dan ilmu baca tulis.

Dibandingkan dengan anak kecil yang ada di kampunggnya, Syaikh Hafidz memiliki kelebihan dari sisi kecerdasan dan hafalan yang kuat serta kemudahan dalam memahami sesuatu. Bahkan beliau telah hafal al Quran ketika berumur 12 tahun.


Artikel bermanfaat lainnya: Biografi Singkat Al-Imam An-Nawawi


Masa Thalabul Ilmi

Pada tahun 1358 H Fadhilatush Syaikh Abdullah bin Muhammad al-Qor’awi rahimahullah (salah satu pembaharu dakwah di bagian selatan Saudi Arabia) tiba di kota Shamithah. Beliau datang untuk mendirikan markaz ilmi atas saran dari mufti Saudi ketika itu, Syaikh Ibrahim Alu Syaikh yang selanjutnya diberi nama “Madrasah Shomithoh as-Salafiyah.”

Pada tahun 1359 H, beliau dan kakaknya mengirim surat kepada Syaikh Abdullah al-Qor’awi rahimahullah untuk meminta kitab-kitab yang berkaitan dengan akidah dan tauhid serta meminta beliau untuk datang ke kotanya di al-Jadhi’. Akan tetapi ketika Syaikh datang ke al-Jadhi’ mereka berdua masih belum bisa menghadiri majlis ilmu dengan maksimal karena masih sibuk membantu orang tuanya.

Selama beberapa kali beliau dan kakanya yang bernama Muhammad bertalaqqi (menimba ilmu secara langsung) kepada Syaikh al-Qor’awi.

Karena melihat semangat Syaikh Hafidz dalam menuntut ilmu, syaikh al-Qor’awi meminta kepada ayahnya agar syaikh Hafidz belajar di markiz ilmi.

Ayahnya senantiasa menolak karena jika syaikh Hafidz belajar berarti tidak ada yang membantu pekerjaan ayahnya mengembala kambing.

Pada bulan Rajab 1360 H ibunya meninggal. Sang ayah pun akhirnya mengizinkan untuk belajar kepada Syaikh Abdullah al-Qor’awi rahimahullah dalam sepekan hanya dua atau tiga hari saja. Dan di tahun yang sama pula ayahnya meninggal sepulang dari manasik haji.

Setelah itu beliau mulai fokus belajar kepada syaikh Abdullah al-Qor’awi. Dalam waktu yang singkat beliau mampu menguasai berbagai disiplin ilmu. Sampai-sampai syaikh al-Qor’awi memuji beliau:

لم يكن له نظير في تحصيل و التعليق و التعليم و الإدارة في وقت قصير

“Tidak ada yang bisa menandinginya dalam perolehan ilmu, pembahasan ilmiah, pengajaran dan manajemen pendidikan yang didapatkan dalam waktu singkat.”

Kuatnya Hafalan Beliau

Suatu ketika Syaikh Hafidz pergi bersama kakaknya ke Riyadh dan beliau bertemu dengan Syaikh Abdurrazzaq Hamzah, salah satu ulama kota Riyadh.

Ketika berjumpa dengan Syaikh Abdurrazzaq, Syaikh Hafidz menemukan sebuah manuskrip kitab yang berjudul Kholqu Af’alil ‘Ibad karya al-Imam al-Bukhari. Pada masa itu memang sangat susah untuk mendapatkan kitab, karena belum ada mesin cetak seperti zaman kita sekarng ini.

Kata Syaikh Hafidz: “Saya menginginkan kitab ini.”

Syaikh Abdurrrazzaq menjawab: “Saya tidak punya kecuali satu manuskrip ini saja.”

“Kalau begitu pinjamkan kepada saya”, kata Syaikh Hafidz.

“Boleh, asalkan setelah Shubuh sudah harus engkau kembalikan.”

Ketika itu beliau meminjamnya di sore hari. Kata kakaknya, Muhammad: “Aku tertidur di malam hari akan tetapi tidak dengan adikku ini (Syaikh Hafidz).”

Keesokan harinya setelah subuh Syaikh Hafidz mengembalikan kitab tersebut dan beliau ditanya, “Apa yang engkau lakukan dengan kitab ini?”

Jawab Syaikh Hafidz: “Aku telah membacanya, menulisnya, dan aku telah menghafalnya.”

Maka Syaikh Abdurrazzaq pun kagum dengan apa yang dilakukan Syaikh Hafidz tersebut. Beliau kagum dengan kekuatan hafalan dan semangatnya.

Sampai-sampai Syaikh Rabi’ bin Hadi al-Madkhali hafidzahullah berkata tentang beliau: “Kalau seandainya beliau masih hidup bisa jadi akan menjadi pewaris besar Syaikhul Islam (Ibnu Taimiyyah) dan Ibnul Qoyyim.”


Artikel bermanfaat lainnya: Sekilas Biografi Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa’diy


Kiprahnya dalam Dakwah

Setelah tampak keilmuannya, Syaikh Hafidz diberi amanah untuk mengajar teman-teman sebayanya dan murid-murid baru pada markiz ilmi.

Pada tahun 1363 H beliau diangkat menjadi mudir (kepala sekolah) di madrasah Shomithah as-Salafiyyah dan diberi amanah untuk mengawasi sekolah-sekolah di sekitarnya.

Syaikh al-Qor’awi juga membuka kembali dua madrasah di daerah yang bernama Asir dan Tihamah. Dan lagi-lagi Syaikh Hafidz diamanahi untuk mengelola madrasah tersebut.

Tahun 1374 H Syaikh al-Qor’awi rahimahullah mendirikan sekolah tinggi setingkat universitas di Shamithah (yang sekarang lebih dikenal dengan Universitas Imam Muhammad bin Su’ud) dan menugaskan syaikh Hafidz untuk mengelolanya.

Karya Tulis Beliau

Beliau mulai menulis pada usianya yang masih relatif muda. Ketika berumur 19 tahun Syaikh al-Qor’awi rahimahullah memintanya agar menulis sebuah mandzumah (bait syair) yang bertemakan tauhid. Akhirnya beliaupun menulis mandzumah yang berjudul Sullamul Wushul ila ‘Ilmil Ushul fi Tauhidillah wat Tiba’ir Rasul. Karya tulis yang cukup ringkas akan tetapi mengandung banyak faidah ilmiah.

Selain kitab tersebut beliau memiliki karya tulis yang cukup banyak diantaranya:

Bidang Aqidah dan Tauhid,
1. Sullamul Wushul ila ‘Ilmil Ushul fi Tauhidillah wat Tiba’ir Rasul
2. Ma’arijul Qobul Syarh Sullamil Wushul
3. A’lamus Sunnah al-Mansyurah Li’itiqad ath-Thoifah an-Najiyah al-Manshurah

Mushtholah hadits
4. Dalil Arbabil Falah li Tahqiqi Fannil Ishthilah

Fikih dan ushulnya
5. As-Subulus Sawiyyah li Fiqhis Sunanil Marwiyyah
6. Wasilatul Hushul ila Muhimmatil Ushul

Ilmu faroidh
7. An-Nurul Faidh min Syamsil Wahyi fi ‘Ilmil Faroidh

Siroh
8. Nailul Wushul min Tarikhil Imami wa Sirotir Rasul

Dan lain-lainnya masih banyak lagi.

Wafat Beliau

Beliau wafat pada tanggal 18 Dzulhijjah 1377 H bertepatan dengan tahun 1958 M usai menunaikan ibadah haji. Beliau wafat di Makkah karena sakit pada usia yang masih relatif muda, 35 tahun. Jenazah beliau disholatkan di Masjidil Harom dan diimami langsung oleh mufti Umum kerajaan Saudi Arabia, Syaikh Abdul Aziz bin Baz saat itu, rahimahumullah.

Referensi:

Asy Syaikh Hafidz Al Hakami, Hayatuhu Wa Juhuduhu Al ‘Ilmiyyah Wal ‘Amaliyyah, Syaikh Zaid bin Muhammad Bin Hadi al -Madkholi rahimahullah
At Tarikh Al Adabi Li Manthiqoti Jazan, Muhammad bin Ahmad al-‘Uqaili
Asy Syaikh Hafidz Ibn Ahmad Al-Hakami, Hayatuhu Wa Manhajuhu Fii Taqriril Aqidah Wa Nasyriha Fii Manthiqatil Janub, Ahmad Bin Ali Alusyi Madkhali

?️ Penulis:
Abu Abdil Karim Ubaidullah

Tinggalkan Balasan