Terjemah Tafsir Al-Muyassar Surah Al-Baqoroh (60-62)
Keutamaan Mempelajari al-Baqoroh
اقْرَءُوا سُورَةَ الْبَقَرَةِ فَإِنَّ أَخْذَهَا بَرَكَةٌ وَتَرْكَهَا حَسْرَةٌ وَلَا تَسْتَطِيعُهَا الْبَطَلَةُ
Bacalah surah al-Baqoroh karena mengambilnya (membaca; menghayati; mengamalkannya) adalah keberkahan, meninggalkannya adalah penyesalan, dan para tukang sihir tidak akan mampu mencapainya
H.R Muslim dari Abu Umamah
Terjemah Tafsir al-Muyassar
Ayat 60
وَإِذِ ٱسۡتَسۡقَىٰ مُوسَىٰ لِقَوۡمِهِۦ فَقُلۡنَا ٱضۡرِب بِّعَصَاكَ ٱلۡحَجَرَۖ فَٱنفَجَرَتۡ
مِنۡهُ ٱثۡنَتَا عَشۡرَةَ عَيۡنٗاۖ قَدۡ عَلِمَ كُلُّ أُنَاسٖ مَّشۡرَبَهُمۡۖ كُلُواْ
وَٱشۡرَبُواْ مِن رِّزۡقِ ٱللَّهِ وَلَا تَعۡثَوۡاْ فِي ٱلۡأَرۡضِ مُفۡسِدِينَ ٦٠
dan ingatlah nikmat Kami kepada kalian pada saat kalian kehausan dan kebingungan. Saat itu Musa berdoa kepada Kami dengan permohonan yang sungguh-sungguh dan penuh kerendahan diri agar Kami memberikan air minum untuk kaumnya. Kami menyatakan: Pukullah batu dengan tongkatmu. Musa pun memukulnya. Maka terpancarlah dari batu itu 12 mata air. Sebanyak jumlah kabilah. Masing-masing kabilah telah mengetahui mata air mana yang merupakan bagian mereka. Tidak saling berebut dan berselisih. Kami katakan kepada mereka: Silakan makan dan minum dari rezeki Allah, dan janganlah kalian berkeliaran di muka bumi dengan melakukan perusakan
Ayat 61
وَإِذۡ قُلۡتُمۡ يَٰمُوسَىٰ لَن نَّصۡبِرَ عَلَىٰ طَعَامٖ وَٰحِدٖ فَٱدۡعُ لَنَا رَبَّكَ يُخۡرِجۡ لَنَا مِمَّا تُنۢبِتُ ٱلۡأَرۡضُ مِنۢ بَقۡلِهَا وَقِثَّآئِهَا وَفُومِهَا وَعَدَسِهَا وَبَصَلِهَاۖ قَالَ أَتَسۡتَبۡدِلُونَ ٱلَّذِي هُوَ أَدۡنَىٰ بِٱلَّذِي هُوَ خَيۡرٌۚ ٱهۡبِطُواْ مِصۡرٗا فَإِنَّ لَكُم مَّا سَأَلۡتُمۡۗ وَضُرِبَتۡ عَلَيۡهِمُ ٱلذِّلَّةُ وَٱلۡمَسۡكَنَةُ وَبَآءُو بِغَضَبٖ مِّنَ
ٱللَّهِۗ ذَٰلِكَ بِأَنَّهُمۡ كَانُواْ يَكۡفُرُونَ بَِٔاَيَٰتِ ٱللَّهِ وَيَقۡتُلُونَ
ٱلنَّبِيِّۧنَ بِغَيۡرِ ٱلۡحَقِّۗ ذَٰلِكَ بِمَا عَصَواْ وَّكَانُواْ يَعۡتَدُونَ ٦١
dan ingatlah ketika Kami turunkan kepada kalian makanan yang manis, burung yang lezat, namun kalian meremehkan nikmat itu sebagaimana kebiasaan kalian. Kalian pun mengalami kesempitan dan kebosanan. Kalian berkata: Wahai Musa, kami tidak bisa bersabar atas makanan yang tetap, yang berhari-hari tidak berubah. Berdoalah kepada Rabbmu untuk kami agar dia mengeluarkan dari tanaman-tanaman bumi seperti sayur mayur hijau, mentimun, biji-bijian yang bisa dimakan, kacang adas, dan bawang. Musa berkata – sebagai bentuk pengingkaran terhadap mereka – : Apakah kalian mencari makanan-makanan ini yang kadarnya lebih rendah, dan meninggalkan rezeki bermanfaat yang dipilihkan Allah untuk kalian? Turunlah dari tempat terpencil ini menuju kota (pemukiman) manapun, niscaya kalian akan dapati banyak hal yang kalian inginkan di ladang maupun di pasar. Ketika mereka turun, nampaklah kepada mereka bahwasanya mereka telah mendahulukan keinginan mereka – dalam setiap hal – dibandingkan pilihan Allah. Mereka lebih mendahulukan hawa nafsu mereka dibandingkan yang telah Allah pilihkan untuk mereka. Karena itu, kehinaan dan kefakiran jiwa selalu melekat pada diri mereka. Mereka kembali dengan kemurkaan dari Allah. Disebabkan sikap mereka yang menentang agama Allah. Karena mereka kufur terhadap ayat-ayat Allah dan membunuh para Nabi secara zhalim dan memusuhinya. Itu disebabkan kemaksiatan yang mereka lakukan serta sikap melampaui batasan yang telah ditetapkan Rabb mereka.
Ayat 62
إِنَّ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَٱلَّذِينَ هَادُواْ وَٱلنَّصَٰرَىٰ وَٱلصَّٰبِِٔينَ مَنۡ ءَامَنَ بِٱللَّهِ وَٱلۡيَوۡمِ ٱلۡأٓخِرِ وَعَمِلَ صَٰلِحٗا فَلَهُمۡ أَجۡرُهُمۡ عِندَ رَبِّهِمۡ وَلَا خَوۡفٌ عَلَيۡهِمۡ وَلَا هُمۡ يَحۡزَنُونَ ٦٢
Sesungguhnya orang-orang beriman pada umat ini, yang membenarkan Allah dan Rasul-Nya, beramal dengan syariat-syariatNya, dan orang-orang sebelum diutusnya Muhammad shollallahu alaihi wasallam pada umat terdahulu dari kalangan Yahudi, Nashara, dan as-Shobi-in (mereka adalah kaum yang tetap berada di atas fitrah mereka, tidak ada agama tertentu yang diikuti), mereka seluruhnya jika membenarkan Allah dengan pembenaran (keimanan) yang sah dan murni, juga beriman terhadap hari kebangkitan dan pembalasan (amal), serta melakukan amalan yang diridhai Allah, pahala mereka akan tetap ada di sisi Rabb mereka. Tidak ada perasaan takut pada mereka terhadap hal yang akan terjadi di kehidupan akhirat. Mereka juga tidak bersedih terhadap hal yang terluput dari urusan dunia. Adapun setelah diutusnya Muhammad shollallahu alaihi wasallam sebagai penutup para Nabi dan Rasul kepada manusia seluruhnya, Allah tidaklah menerima dari siapapun selain agama yang beliau bawa, yaitu Islam.
Penerjemah: Abu Utsman Kharisman
??????
WA al I’tishom