Ketidaktahuan Akan Permasalahan Agama Adalah Beban Bagi Manusia
Sahabat Nabi Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu berkata kepada Ikrimah:
انْطَلِقْ فَأَفْتِ النَّاسَ فَمَنْ سَأَلَكَ عَمَّا يَعْنِيهِ فَأَفْتِهِ وَمَنْ سَأَلَكَ عَمَّا لَا يَعْنِيهِ فَلَا تُفْتِهِ، فَإِنَّكَ تَطْرَحُ عَنِّي ثُلُثَيْ مَؤُونَةِ النَّاسِ
Pergilah, sampaikanlah fatwa kepada manusia. Barang siapa yang bertanya kepadamu tentang hal yang penting baginya, berikanlah fatwa kepadanya. Barang siapa yang bertanya kepadamu tentang sesuatu yang tidak penting baginya, janganlah berfatwa kepadanya. Sesungguhnya engkau telah menghilangkan dariku dua pertiga beban (kesukaran) pada manusia.
(Riwayat Abu Nuaim dalam Hilyatul Awliyaa’ (3/327), dinukil pula oleh Ibnu Katsir dalam al-Bidayah wan Nihaayah).
Ucapan Ibnu Abbas ini memberikan pelajaran berharga pada kita, di antaranya adalah:
Pertama: Ini adalah rekomendasi dari Ibnu Abbas akan kelayakan berfatwa bagi Ikrimah, seorang Tabi’i.
Kedua: Tidak setiap pertanyaan harus dijawab. Meski kita mengetahui jawabannya. Apabila orang yang bertanya memang membutuhkan jawaban itu, dan kita mengetahuinya, berikanlah jawaban yang baik.
Ketiga: Ketidaktahuan akan ilmu agama menimbulkan beban kesukaran pada manusia. Jawaban dan bimbingan dari orang yang berilmu akan menghilangkan beban tersebut.
Penulis:
Abu Utsman Kharisman