Kam 26 Jumadil awal 1446AH 28-11-2024AD

Kebiasaan Masyarakat Sebagai Takaran Silaturahim

Syaikh Muhammad Ibnu Shalih Al Utsaimin rahimahullah pernah ditanya,

أحسن الله إليك يا شيخ. هل هناك أوقات بالنسبة لصلة الرحم إن تعديتها أدخل في المحظور سواء أسبوع أو شهر أو ستة أشهر إن تعديت هذه المدة أدخل في الإثم؟

“Semoga Allah melimpahkan kebaikan kepada anda wahai Syaikh. Apakah terdapat batasan waktu untuk silaturrahim (menyambung tali kekerabatan) yang apabila saya melampauinya akan menyebabkan saya masuk dalam pelanggaran, apakah dalam kurun sepekan, sebulan atau enam bulan, jika saya melewatinya saya akan teranggap berdosa?”

Jawaban beliau rahimahullah

صلة الرحم -بارك الله فيك- ما فيها حد لا في المدة ولا في الكيفية ولا بالذي يوصل به مال أو كسوة أو غيره، فجاءت النصوص مطلقة، صلة رحم، فما عده الناس صلة فهو صلة، وما عدوه قطيعة فهو قطيعة، وبهذا تختلف الأحوال قد يكون الناس في حال فقر والأقارب يحتاجون كثيراً فهنا لابد أن أصلهم بالمال، ويعني: ألاحظهم، قد يكون بعض الأقارب مريضاً يحتاج إلى عيادة فلا بد أن أعوده، وإذا كان الناس كما هو حالنا الآن -والحمد لله- في رخاء وفي صحة فلا يحتاج إلى مثل هذا، فالمهم أن صلة الأرحام موكولة إلى عرف الناس، وليس لها حد. موكولة إلى عرف الناس، لا إلى حد. نعم

“Menyambung tali kekerabatan – Barakallahu fik – tidaklah memiliki batasan, baik batasan waktu atau tata cara maupun dengan materi apa yang bisa menyambungkannya apakah berupa harta, pakaian ataupun selainnya. Dalil rujukan (Al Quran dan Hadits) menyebutkannya secara sama rata, sebagai silaturrahim. Sehingga apapun yang dianggap masyarakat sebagai upaya menyambung, itulah yang disebut usaha menyambungnya.

Begitu pula semua yang dinilai masyarakat sebagai tindakan memutus hubungan, itulah yang disebut memutus hubungan. Karenanyalah situasinya berbeda-beda. Terkadang didapati orang yang berada dalam kondisi kefakiran dan karib kerabat mereka sangat membutuhkan (santunan), dalam situasi demikian semestinya saya menyambung hubungan kepada mereka dengan santunan harta.

Maksudnya, hendaknya saya memperhatikan kelayakan mereka. Bisa jadi sebagian kerabat sakit perlu untuk dikunjungi, semestinya saya menjenguknya.

Dan apabila orang-orang itu sebagaiamana keadaan kita sekarang – walhamdulillah – dalam kondisi lapang dan sehat, tidak perlu melakukan semisal tindakan semisal itu.

Jadi yang penting (diingat) bahwa silaturrahim itu takarannya adalah kebiasaan dan kondisi masyarakat, dan tidak memiliki batasan. Barometernya adalah bagaimana kebiasaan masyarakat, tidak kepada batasan tertentu. Demikianlah.”

Penanya:

وإن كانت الحالة طيبة، يعني ما في فقر … ما في…؟

“Apakah tetap demikian walaupun kondisinya baik, maksudnya tidak mengalami kefakiran, tidak ada …?”

Syaikh:

أبدا الحمد لله حسب الحال… يعني مثلا تزاحم بالتلفون كل شهر مرة، أو كل شهر مرتين، أو كل أسبع. حسب الحال

“Semuanya bebas, Alhamdulillah sesuai kemampuan.

Maksudnya misalkan anda menghubunginya melalui telepon setiap bulan sekali, atau tiap bulan dua kali, atau setiap pekan . Silakan disesuaikan keadaannya.”

Penanya:

جزاك الله خيرا

Semoga Allah memberikan balasan kebaikan kepada anda.


Sumber: https://binothaimeen.net/content/3451

Diterjemahkan oleh: Abu Abdirrohman Sofian

Tinggalkan Balasan