Perbedaan Pendapat Ulama Tentang Apakah Ijab Kabul Dipersyaratkan dalam Transaksi Jual Beli
Al-Wazir Ibnu Hubairah rahimahullah menyatakan:
وَاخْتلفُوا هَل يشْتَرط الْإِيجَاب وَالْقَبُول فِي الْأَشْيَاء الخطيرة والتافهة؟ وَقَالَ مَالك: لَا يشْتَرط ذَلِك فِي الخطيرة وَلَا فِي التافهة، وكل مَا رَآهُ النَّاس بيعا، فَهُوَ بيع. وَقَالَ الشَّافِعِي: ذَلِك وَاجِب فِي الْأَشْيَاء الخطيرة والتافهة. وَقَالَ أَحْمد: يجب فِي الخطيرة دون التافهة فَلَا يجب فِيهَا
Para Ulama berbeda pendapat tentang apakah dipersyaratkan ijab dan kabul (pada jual beli) untuk barang yang sangat penting dan remeh?
- Malik berkata: Tidak dipersyaratkan hal itu dalam hal yang sangat penting maupun remeh. Segala yang dipandang manusia sebagai jual beli, itu adalah jual beli.
- Asy-Syafii berkata: (Ijab Kabul pada jual beli itu) wajib baik dalam permasalahan yang penting maupun remeh.
- Ahmad berkata: Wajib dalam jual beli dalam nilai yang besar, tidak wajib untuk permasalahan yang remeh.
Sumber: Ikhtilaful Ulama’ al-Aimmah karya Ibnu Hubairah (1/346)